4 tahun kemudian...
"Mommy, mommy, mommy." Ashley merasa tubuhnya digoncang-goncang oleh tangan kecil.
"Mommy, bangun." Ashley sedikit mengerang dan bangun dari tidurnya. Ashley meregangkan badannya dan membuka matanya.
Ashley tersenyum saat melihat malaikat-malaikat kecilnya. Iya, anak kembarnya.
"Selamat pagi, Mommy." Anaknya berkata serentak.
"Selamat pagi, Emilio. Selamat pagi, Edmund." Ashley mengecup puncak kepala kedua anaknya.
"Dimana ayahmu?" Ashley tidak melihat Ethan dalam kamarnya.
"Dad berkata bahwa aku dan Emi tidak boleh memberi tau dimana dan apa yang akan Dad lakukan." Ashley tersenyum mendengar kata-kata anaknya itu.
"Baiklah." Ashley bangkit dari tidurnya dan pergi ke toilet untuk mencuci wajah dan menggosok gigi.
Ashley bisa melihat anaknya yang saling berbisik-bisik dari kaca saat dirinya menggosok gigi. Betapa senangnya dia melihat tingkah lucu kedua anaknya itu.
Ashley berjalan keluar dari toilet dan menatap kedua anaknya.
"Mommy lapar. Apakah ayah kalian sudah menyiapkan makanan?"
"Edmund, bagaimana ini?" Ashley bisa mendengar bisikan Emilio pada saudara kembarnya itu.
"Mom rasa ada sesuatu yang kalian sembunyikan dari Mom." Ashley tersenyum dan menatap kedua anaknya curiga.
"Mommy, kau diam disini. Mommy, jangan pergi kemana-mana." Emilio mengingatkan Ashley, dan anak kembarnya itu sudah berlari keluar dari pintu.
Ashley terdiam di pinggir tempat tidur, tidak tau apa yang harus dilakukannya.
Saat itu juga, pintu terbuka dari luar dan nyanyian beberapa orang terdengar di telinganya.
"Happy birthday, Ashley. Happy birthday, Ashley. Happy birthday, happy birthday, happy birthday, Ashley." Ashley terkejut saat melihat orang-orang yang disayanginya hadir disana.
Dia melihat Ethan, suaminya. Emilio dan Edmund, anaknya. Ayah dan ibunya, dan tak lupa, Callista.
"Ayo, Ash. Buatlah permohonan dan tiup lilinnya." Ujar sahabatnya itu yang memegang kue tar dengan jumlah lilin 28.
Ashley memejamkan matanya dan mengucapkan doanya.
Dia berharap bahwa kebahagiaan ini tak akan pernah berhenti. Dia sangat bersyukur memiliki orang-orang yang mengasihinya.
Ashley meniup lilinnya dan semua yang ada di sana bertepuk tangan.
"Happy birthday, anakku tersayang. Mom sayang padamu." Ibu Ashley memeluknya erat, dilanjutkan dengan ayahnya.
"Happy birthday, Ash! Kau tau aku sangat mencintaimu dan kebahagiaanmu adalah tujuan utamaku!" Callista memeluk Ashley dengan eratnya.
"Mommy, happy birthday. Kami mencintaimu. Maaf jika kami harus menyembunyikan semuanya dari Mommy." Ashley tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya pada kedua anaknya. Ashley mencium puncak kepala kedua anaknya, kegiatan yang tak akan pernah bosan untuk dilakukannya.
Ashley bisa melihat suaminya yang tersenyum ke arahnya, memegang seikat bunga mawar berwarna merah.
Ashley bisa mendengar sahabatnya itu berdeham.
"Baiklah. Ayo, Mr. dan Mrs. Carlton, kita keluar. Dan kalian berdua juga. Ayo keluar. Kalian tidak mau mengganggu ayah dan ibumu, bukan?" Seisi ruangan tertawa dengan perkataan yang keluar dari mulut Callista.
Sesaat kemudian, ruangan menjadi hening. Hanya tinggal Ashley dan Ethan yang berada dalam ruangan tersebut.
"Happy birthday, Ash." Ethan memberi seikat bunga mawar itu pada istrinya dan memeluknya.
"Terima kasih sudah mengubah hidupku. Terima kasih sudah memberi warna pada hidupku. Terima kasih sudah membuat hidupku lebih berarti." Ethan mengeratkan pelukannya dan mencium puncak kepala istrinya.
"Kau juga, Ethan. Terima kasih untuk segalanya." Ashley meletakkan bunga mawar itu di tempat tidur dan memegang kedua pipi suaminya, dan menciumnya.
Mereka berdua berciuman seakan-akan tak ada lagi yang lebih nikmat dari itu. Ciuman mereka semakin dalam dan tiba-tiba...
Bunyi pintu terbuka terdengar di telinga mereka berdua dan mereka langsung melepas ciuman mereka.
"Kalian berdua sangat menjijikkan." Emilio menggeleng-gelengkan kepalanya dan Edmund mengangguk-anggukkan kepalanya, setuju dengan perkataan yang diucapkan oleh Emilio.
"Kita lihat saja nanti. Saat dewasa, kalian akan melakukan hal yang sama seperti apa yang aku dan Mom kalian lakukan." Ethan berlari ke arah kedua anaknya dan menggendongnya.
Ashley tersenyum melihat ketiga laki-laki itu tertawa senang.
Apa lagi yang bisa membuatnya lebih bahagia? Sekarang hidupnya sudah lengkap.
Dia bahagia. Laki-laki yang dia cintai sejak dulu menjadi suaminya. Dia memiliki dua anak laki-laki yang dia cintai. Dia memiliki orang tua yang mencintainya. Dia memiliki sahabat yang selalu ada untuknya.
Ashley bahagia, tentu saja. Dan dia sangat berterima kasih pada Tuhan yang sudah membuat hidupnya menjadi sempurna.
🙀 THE END 🙀
Gimana ceritaku teman"? 😂😐😮
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)
RomanceDi masa lalu, Ashley Carlton menyukai Ethan Bradley, sebagai cinta pertamanya. Ashley merasa bahwa Ethan adalah laki-laki yang sempurna. Sampai suatu saat, Ashley mengetahui bahwa Ethan mempunyai kekasih dan sadar bahwa dirinya tidak pernah dilihat...