Chapter 6

167K 10.3K 94
                                    

Ashley berencana untuk membeli lagi makanan di bawah dan membawanya naik ke atas. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dia urus. Dia tidak punya waktu untuk menikmati makanannya di bawah.

Ashley mendengar bunyi 'ding', menandakan bahwa lift baru saja datang.

Ashley terkejut saat melihat Ethan ada dalam lift tersebut. Apa sebenarnya urusannya? Mengapa dia terus saja bertemu dengan laki-laki ini? Dan mengapa mereka selalu bertemu di dalam lift?

Ashley memilih untuk berdiri di belakang karena Ethan ada di depan. Lebih baik jika dia tidak terlalu dekat dengan laki-laki itu.

"Hey, Ashley." Ashley melihat Ethan yang sudah memutar badannya dan mereka bertatapan sekarang.

"Ba... Bagaimana kau mengetahui namaku?" Ashley tampak gugup dan memang itu yang dirasakannya. Ini pertama kalinya dia mendengar namanya keluar dari mulut Ethan.

"Itu mudah. Kau tidak tau betapa berkuasanya aku disini?" Ethan tersenyum licik dan Ashley tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh laki-laki di depannya ini.

Ashley menggelengkan kepalanya, membuat Ethan tertawa.

Ethan mengeluarkan kartu yang tidak Ashley ketahui itu apa, dan entah bagaimana caranya lift itu berhenti.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menghentikan lift ini untuk sementara."

"Mengapa kau bisa melakukan itu? Kau bahkan bukan siapa-siapa disini."

"Kau... Tidak tau siapa aku?" Ethan berjalan mendekati Ashley ketika mengucapkan kata-kata itu dan mengurung Ashley di antara kedua tangannya yang memegang dinding lift.

Ashley bahkan tidak tau bagaimana mungkin dia bisa menjawab bila posisinya sedekat ini dengan Ethan. Ashley tidak dapat berpikir jernih.

'Oh My God. Oh My God. Apa yang terjadi?' Ashley semakin panik. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang, tetapi dia teringat akan sesuatu. Ashley mengingat bahwa seharusnya dia membenci laki-laki ini.

Ashley mendorong Ethan tetapi usahanya sia-sia. Dia terlalu lemah bila dibandingkan dengan laki-laki itu.

"Bisakah kau..." Ashley berbicara, berusaha untuk menyuruh Ethan pergi.

"Tidak." Satu kata yang keluar dari mulut Ethan, dan laki-laki itu menciumnya.

Ashley terdiam, tubuhnya seketika kaku saat merasakan bibir laki-laki itu di bibirnya. Dia bahkan tidak tau apakah jantungnya masih berfungsi sekarang.

Awalnya bibir mereka hanya saling menempel, dan karena tidak mendapat penolakan, Ethan memperdalam ciuman mereka.

Ciuman mereka semakin bergairah, dan ketika lidah Ethan menyusup ke dalam mulut Ashley, Ashley tersadar bahwa apa yang dilakukannya sekarang adalah kesalahan. Kesalahan besar.

Ashley mendorong Ethan sekuat tenaga dan usahanya berhasil. Mereka berjarak agak jauh sekarang.

Ashley dapat melihat bahwa Ethan menatapnya dengan serius. Apa yang ingin dilakukan Ashley sekarang adalah menangis. Bagaimana mungkin dia serendah ini?

Bagaimana bisa ciuman pertamanya diambil oleh laki-laki brengsek seperti Ethan?

Ethan dengan santainya berjalan ke depan, memasukkan kartu, dan lift itu berjalan kembali.

"Aku benci padamu, Ethan."

Ashley tidak mendengar jawaban apa-apa dari Ethan. Apa laki-laki itu tidak mendengar perkataannya? Apa laki-laki itu pura-pura tidak mendengarnya?

Dan ketika lift berada di lantai 2, Ashley berjalan keluar dari lift. Sebelum dia sempat keluar, Ethan memegang pergelangan tangannya.

"Kau bisa saja berkata bahwa kau membenciku, tapi tubuhmu tidak. Kau menanggapi ciumanku tadi." Ethan tersenyum licik, melepaskan genggaman tangannya dan berjalan keluar dari lift.

***

Apa yang terjadi tadi membuat Ashley tidak dapat berpikir dengan jernih. Dia terus saja memikirkan kejadian itu. Ashley masih dapat mengingat bagaimana ciuman itu terjadi. Bibirnya yang...

Ashley memukul kepalanya dengan kedua tangan, sadar bahwa tidak ada gunanya memikirkan hal itu.

Tapi mengapa Ethan menciumnya?

'Apa dia tertarik padaku?' Pikir Ashley. Ashley menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha melupakan apa yang barusan saja dia pikirkan.

Tidak mungkin Ethan tertarik padanya. Ashley pernah mendengar bahwa Ethan tertarik pada perempuan-perempuan yang seperti itu, perempuan yang wajah aslinya bahkan tidak dikenali karena tertutup make up tebal, perempuan yang tidak tau diri, perempuan yang tidak masalah bila mereka tidur bersama tanpa adanya perasaan atau hubungan.

"Hey, Ash. Apa kau ada masalah?" Ashley mendongakkan kepalanya dan melihat atasannya itu berdiri di sebelahnya.

"Hey, Cindy. Aku tidak apa-apa."

"La..." Cindy baru saja ingin mengucapkan kata-kata lain, tetapi terpotong oleh dua rekan kerjanya yang sangat suka bergosip.

"Lihatlah ini!! Bos kita!!" Ashley hanya menoleh sebentar ke arah dua rekan kerjanya, menggeleng-gelengkan kepala.

"Dia... Memegang tangan seorang perempuan yang bekerja disini. Bagaimana mungkin? Hatiku..."

Ashley bingung. Memang ada apa dengan bos mereka? Apakah sampai harus bersikap seperti itu?

"Mengapa mereka sangat berlebihan?" Ashley menanyakan hal itu pada Cindy.

"Apa kau tidak tau betapa tergila-gilanya perempuan di kantor ini bila melihat bos? Bila aku seusiamu, aku pasti juga akan ikut tergila-gila." Cindy tertawa kecil dan berjalan pergi ke meja kerjanya.

Memang setampan apa bosnya? Ashley bahkan tidak yakin bos mereka melebihi ketampanan Ethan.

Ashley sekali lagi menggeleng-gelengkan kepala, berusaha melupakan Ethan dari pikirannya dan kembali fokus bekerja.

Next update: tomorrow 💚

Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang