Hello, masih pada ingetkan cerita ini?😟😟
Maaf banget ya, jarang banget update karena satu dan dua hal🙏🙏
Dunia nyata lagi sibuk-sibuknya nih, tapi tenang aja kok cerita 'Flashlight' dan 'With You' akan aku selesaikan sampai tamat😂😂
Aku harap kalian mengerti dan selalu menunggu cerita ini😄😄Happy Reading😘😘
Sorry for typo😎😎###
"Gila ya, baru kelas sepuluh aja belagunya minta ampun!" desis Iqbaal, seraya menatap kepergian Salsha, Steffi dan Cassie yang keluar dari restoran.
"Kejadian sebenernya gimana sih, Cait?" tanya Kiki penasaran.
Caitlin hanya diam saja, tidak berniat sedikitpun untuk menjawab pertanyaan Kiki. Memang inilah yang diinginkan oleh Caitlin. Salsha menjauh dari Aldi, sehingga Aldi akan menjadi miliknya. Ia tidak akan membiarkan siapapun lagi untuk dekat dengan Aldi. Meskipun ia harus berhadapan dengan jus strawberry, yang bisa membuatnya alergi. Toh juga Aldi menyelamatkannya dengan cepat dan tepat, sehingga ia tidak meminum jus strawberry itu.
"Mereka bertiga itu pasti mau balas dendam, Ki!" timpal salah satu geng Caitlin.
'Gue bingung mana yang salah dan mana yang benar.' gumam Kiki dalam hati.
"Gue nggak akan biarin mereka lolos, kalau tadi Cait sampai beneran minum jus strawberry!" desis Aldi tajam.
Caitlin memegang pergelangan tangan Aldi, ia terkejut saat melihat ada darah di sana. Ia lalu menunjukkan pergelangan tangan Aldi yang ada darahnya ke depan mata Aldi.
"Tangan lo berdarah, Al." akhirnya setelah insiden ribut antar geng tadi, Caitlin bersuara juga.
"Berdarah? Tapi tangan gue nggak berasa sakit kok." Aldi membersihkan darah itu dari pergelangan tangannya, dan hilang. Darah di pergelangan tangan Aldi juga tidak keluar lagi, berarti bukan tangan Aldi yang berdarah.
'Tangan Salsha!' pekik Kiki dalam hati.
'Kalau ini bukan darah dari tangan gue, berarti ini darah dari tangan Salsha! Dia kan sempet megang pergelangan tangan gue pada saat gue hampir mau nampar Cassie!' ucap Aldi dalam hati.
***
Salsha, Steffi, dan Cassie sudah pergi dari tempat di adakannya balapan, padahal balapan belum di mulai. Itu semua karena ulah Caitlin. Cassie mengendarai mobilnya keluar dari tempat balapan diadakan, lalu tak lama kemudian ia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Loh kok berhenti sih, Cass?" heran Salsha.
"Kita obatin luka lo! Lo berdua tunggu disini, gue ke apotek dulu!"
Cassie langsung keluar dari mobil, dan pergi ke apotek yang tidak jauh dari mobilnya terparkir. Salsha menatap luka di telapak tangan kirinya, luka yang di sebabkan oleh pecahan gelas yang di lempar oleh Aldi. Salsha tidak menyadari jika telapaknya berdarah seperti ini, mungkin pecahan gelas itu mengenai telapaknya, lalu Salsha mengepalkan tangannya karena kesal bercampur marah, maka dari itu Salsha tidak menyadarinya.
"Sumpah ya. Gue beneran ngeliat si Cait nyampurin sesuatu di jus itu!" Steffi pun mulai bercerita saat Cassie sudah kembali dari apotek.
"Iya, tapi dengan otak liciknya, justru kita bertigalah yang jadi tersangka!" Cassie tak sengaja menekan kapas yang sudah ia beri betadine ke telapak tangan Salsha yang terluka, karena kesal.
"Aws..." ringis Salsha.
"Aduh! Sorry!" sesal Cassie.
"Gue tau kalau lo kesal, Cass! Tapi jangan luka gue juga yang kena sasarannya dong." ucap Salsha dengan nada yang di buat-buat kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fiksi Remaja"Dulu gue emang cinta sama lo kak Aldi. Dulu gue emang sayang sama lo kak. Dan dulu gue emang berharap kalau lo punya perasaan yang sama kaya gue kak. Tapi itu semua dulu, dulu sebelum lo ngehancurin hati gue. Gue lebih baik mundur mulai dari sekara...