Part 18 - Sahabat?

2.6K 190 47
                                    

Hello everybody😂😂😂

Maaf baru next, because aku sudah mulai sibuk kerja😭😭 Terima kasih banyak yang masih setia menunggu cerita ini😘😘😘

Happy reading and sorry for typo's😆😆😆

###

Mommy dan daddy berjalan memasuki area Middle Town High School, mereka berdua berjalan menuju ruangan kepala sekolah berada. Setelah daddy datang ke kantor pusat Swan Collection, mommy langsung memperlihatkan video yang sudah ia lihat sebelumnya, lalu setelah itu ia bertekad akan membawa masalah ini ke jalur hukum, meskipun yang bersalah masih berumur 17 tahun. Tapi, jika masalah ini di biarkan begitu saja mungkin Caitlin akan berbuat lebih dari ini. Walaupun Caitlin tidak akan di penjarakan setidaknya Caitlin akan di hukum untuk kepedulian sosial seperti di panti asuhan ataupun di panti jompo.

"Mom, lebih baik kita tidak usah bawa masalah ini ke jalur hukum. Kita bicarakan saja secara kekeluargaan." bujuk daddy.

Bukan. Daddy bukannya tidak ingin Caitlin di hukum, tentu saja dia sangat marah jika Caitlin membully Salsha sampai seperti itu. Tapi, jika masalah ini sampai ke jalur hukum, bisa jadi Caitlin mengalami depresi atau tekanan batin.

"Ini sudah keterlaluan, dad! Kita harus membawa masalah ini ke jalur hukum!" tekad mommy menggebu-gebu.

"Tapi mom--"

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu pak bu?" sapa salah seorang guru bk perempuan yang kebetulan berpas-pasan dengan mommy dan daddy.

"Saya ingin bertemu kepala sekolah sekarang juga!" jawab mommy.

"Baik, mari ikuti saya."

Baru beberapa langkah, salah seorang siswa lari terpogoh-pogoh menghampiri mereka bertiga. Dan siswa itu langsung menghalangi jalan mereka.

"Ada apa Axel?" tanya guru bk yang bernama Tari seraya menatap salah satu siswanya yang menghalangi jalannya.

"Bu...di taman belakang sekolah..." ucap Axel mencoba menjelaskan tentang kegaduhan di taman belakang sekolah.

"Ada apa dengan taman belakang sekolah?" serbu bu Tari.

"Kiki, Aldi, dan Iqbaal adu jotos di taman belakang sekolah bu!" adu Axel. Ia memberanikan diri untuk mengadu pada bu Tari walaupun nanti ia akan di benci oleh anggota geng CJR karena telah melaporkan hal ini pada bu Tari. Tapi kalau tidak ada yang melaporkan hal ini maka adu jotos itu tidak akan terhentikan.

"Apa?! Kamu bilang anak saya sedang adu jotos dengan temannya?!" sambar mommy.

"Mom jangan emosi." ucap daddy tenang.

"Maaf tante, om saya harus mengatakan hal ini di depan kalian, tapi memang begitu keadaannya. Lebih baik bu Tari, om, dan tante segera ke taman belakang sekolah, saya takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan."

"Kenapa mereka bertiga selalu cari masalah setiap waktu?! Tidak pernah satu hari pun Middle Town High School tenang!" gerutu bu Tari.

"Apa bu Tari mengatakan sesuatu?" tanya mommy memberi tatapan menyelidik.

"Tidak bu, saya tidak mengatakan apapun." elak bu Tari.

"Saya pikir ibu membicarakan anak saya, Kiki." desis mommy.

"Mom, sudah! Jangan buat keributan." lerai daddy. Ia tahu jika istrinya itu sedang emosi, maka semua orang akan terkena semburannya meskipun orang itu tak bersalah sekalipun.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang