Chapter 4

966 90 15
                                    

“Tak perlu cemas.”

Desauan berat terhempus menghentak kesadaran Sungmin. Iris mereka bersibobrok, perasaan itu kembali menaungi aliran darah mereka. Tabib Choi mengerling, memaku wajah rupawan itu.

“Anda seorang Jeoha dari Kerajaan Goguryeo.”

“Ya, dan kami sudah saling mengenal sebelumnya.”

Kyuhyun beralih menatap Sungmin. Sungmin mengalihkan pandang, rutukan halus terkecap di lidah. Getaran hatinya tak mampu ia bendung. Begitu risau seakan ingin melonjak keluar.

Tabib Choi masih berdiam diri di samping Sungmin, rupanya ia belum dapat mempercayai lontaran Kyuhyun.

“Anda bisa membunuh saya saat ini juga bila saya hendak melukai Sungmin Agissi, Tabib.”

Tabib Choi terdiam, tepat saat Kyuhyun melempar pedangnya ke tanah. Ia kemudian menganggukkan kepala.

“Baiklah. Saya akan mencoba mempercayai anda, Kyuhyun Jeoha.”

Tabib Choi merunduk hormat lantas meninggalkan Sungmin yang menatap kepergiannya dengan seribu sesal di roman wajah.

Jenderal Sung mengikuti langkah Tabib Choi, dua pasang abdi Kerajaan itu bersembunyi di balik tubuh pohon pinus. Kini hanya Kyuhyun dan Sungmin di lorong tersebut, desiran angin membawa aroma canggung yang mengikat pergerakan tubuh mereka.

Sungmin berdehem, menetlarkan serak di tenggorokan sebab kilatan sendu Kyuhyun yang tak berniat beralih barang sejenak dari dirinya.

“Kyu__.”

Sungmin terhenyak, aliran darah yang terus mengalir dari celah telapak tangan Kyuhyun menyentak sisi kemanusiaan Sungmin.

Tanpa sadar raut wajah yang semula begitu canggung berubah menjadi panik bercampur cemas. Mengesampingkan semua tata krama yang ia pelajari selama ini, jari telunjuk terulur ke arah Kyuhyun dengan gerakan tak sopan.

“Darah.”

Sungmin menahan napas, ia memaku wajah Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum simpul, sekilas menatap telapak tangan kemudian beralih mengerling Sungmin.

“Hanya luka kecil.”

“Hanya luka kecil!”

Sungmin nyaris terpekik ketika mengetahui linangan darah tak berniat berhenti itu diacuhkan oleh Kyuhyun dengan melempar untaian kalimat yang menjengkelkan hati. Bergegas Sungmin berderap menghampiri Kyuhyun. Lalu meraih pergelangan tangan Kyuhyun.

“Bagaimana bisa menyebutnya hanya luka kecil bila darah terus merembas keluar? Mengapa tidak mengobatinya, Kyuhyun Jeoha? Kau hendak memperparah kondisi lukamu,” omel Sungmin hilang kendali sambil menggiring Kyuhyun menuju sisi bawah pohon pinus.

Mereka menyamankan duduk, lebih tepatnya Sungmin memaksa Kyuhyun untuk duduk bersandar di batang pohon pinus sementara dirinya menyibukkan diri dengan kantong kain yang berisi berbagai macam ramuan yang sebelumnya berhasil dia dapatkan bersama Tabib Choi beberapa menit lalu di sekitar hutan tersebut.

Kyuhyun termangu, sikap Sungmin secara langsung mengirimkan sejuta implus debaran hangat yang terkadang menyesakkan ke dalam sanubarinya. Debaran yang sesungguhnya begitu ia hindari di saat Sungmin berbalik menentang keinginannya. Akan tetapi, hari ini berbeda. Bolehkah dirinya sedikit berharap?.

Sungmin tampak membuka hati. Kyuhyun tersenyum, kilatan kelam di sepasang iris melekat di puncak kepala Sungmin. Ia menilik setiap pergerakan tubuh Sungmin. Mengindahkan empat pasang mata yang menyorot intens interaksi mereka dengan kilatan terkejut.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang