Sungmin merundukkan tubuh menilik sekitar serambi belakang Kerajaan. Telinga dan sepasang mata tampak awas melihat serta mendengar pergerakan seseorang yang barangkali melewati serambi belakang Kerajaan secara tiba-tiba.
Tepakan langkah tergesa terdengar serentak mengukir paving Kerajaan, Sungmin menyandarkan punggung melekatkan pada beton pagar saat segerombolan dayang hilir mudik menyibukkan diri dengan berbagai gulungan kain.
Sungmin mengerutkan kening, mengingat pesan yang diberikan dayang Ahn kepadanya tadi malam bahwa pihak Kerajaan dari Kerajaan Gaya hendak bertandang kemari demi mendiskusikan sebuah benang merah yang sebentar lagi akan terjalin. Benar, Putra mahkota Lee Siwon kakak pertamanya akan segera menjalin hubungan dengan putri Kibum dari Kerajaan Gaya demi menimang tahta yang sebentar lagi Kangin letakkan di pundak Siwon.
Tentu saja hari ini sejujurnya adalah hari yang cukup penting dan diharuskan untuk menghadirinya. Namun sekali lagi, Sungmin hendak menyelinap kabur dari singgasana Kerajaan yang menanti sapuan tubuhnya demi menyambut janji yang telah terlontar dari bibir masing-masing.
Sejak peristiwa waktu lalu, kini mereka (Kyuhyun dan Sungmin) resmi menjalin hubungan meski masih secara tersembunyi. Mereka kerap kali menyelinap dari Kerajaan dan berjumpa di suatu tempat tak terkira. Pada malam hari pun tidak jarang Kyuhyun mengetuk jendela kamarnya, dia sempat terpongo kejut memikirkan bagaimana cara pria tampan itu meloncati pagar Kerajaan Silla tanpa mengudang kecurigaan.
Dan dengan senyum yang melebar menawan, sebaris kalimat dia lontarkan. “Bukankah aku ahli dalam berperang dan ini salah satunya.”
Sungmin menggelengkan kepala sebersit semu merah terulas di pipi. Tidak perlu melakukan tindakan berlebih, hanya sekadar sebuah kecupan manis pun telah mampu membuat lelapnya terombang-ambing resah.
“Seminggu.”
Sungmin menatap jari tangan yang tertekuk bergantian, rupanya di antara lamunannya dia tengah menghitung jarak hubungan mereka. Sungmin tersenyum kemudian menegakkan tubuh kembali menilik keadaan sekitar lalu merayap ke sisi dinding dan bergerak menaiki pagar beton yang melindungi serambi belakang Kerajaan.
Cukup tinggi, namun sebab keahlian yang telah terpupuk sejak kecil Sungmin mampu melewatinya dengan mudah. Sungmin menepuk tangan bangga. Ketika hendak melangkah, lengan seseorang tiba-tiba membekuk tubuh Sungmin dari samping. Sungmin nyaris berteriak kaget bila si pria misterius tidak bergegas mengecup lembut pipinya. Sungmin mengerjap, termangu menatap wajah yang tidak tersekat.
“Kau mengejutkanku, Kyuhyun!” tuding Sungmin kesal dalam bisikan. Kyuhyun terkekeh pelan sambil melekatkan kening mereka, sementara punggung Sungmin menyapa dinding beton.
“Kerajaan Gaya sedang bertandang.”
“Hn, perihal benang merah.”
Kyuhyun memaku wajah Sungmin.
“Kangin Jeonha hendak meletakkan tahtanya.”
“Tentu saja, seharusnya Yunho Jeonha pula melakukan hal serupa.”
Kyuhyun tersenyum, kecupan di pipi beralih ke kening. “Permaisuriku belum siap,” ungkap Kyuhyun ambigu.
Kening Sungmin berkerut. “Apa maksudmu?”
Tangan Kyuhyun terangkat menekan hidung Sungmin, berseru gemas akan sikap kekasihnya.
“Ya, permaisuriku belum siap. Memang, kau sudah mempersiapkan diri, heun.”
“Yakk...”
Sungmin mendorong tubuh Kyuhyun hingga lengan kokoh itu terlepas dari tubuhnya. Kekehan ringan terlontar dari celah bibir, sementara Sungmin merengut kesal. “Dasar gila.” Sungmin menghentakkan langkah meninggalkan Kyuhyun. Seresah dedaunan kering terinjak ganas akibat dari tepakan langkah yang menghentak kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE
Исторические романыKetika sebuah permusuhan mengombak kacau di antara mereka. Keraguan hati mendominasi perasaan lain, tapi semakin mereka menekan perasaan tersebut, semakin kuat perasaan itu mengobrak-abrik pertahanan mereka. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan un...