Chapter 13

678 78 12
                                    

Kyuhyun mengalihkan pandang ketika suara pintu bergeser menaungi gendang telinganya. Menatap sang pembuka pintu sejenak lalu kembali menatap tautan jemari pada kuas tinta yang sejak tadi hanya terdiam mematung di selembar kertas kosong. Hendak melukiskan beberapa bait kalimat, namun tampaknya pikiran Kyuhyun sekarang tengah tidak pada tempatnya.

Jenderal Sung mendekat, bersimpuh dengan satu kaki menapak lantai. “Kyuhyun Jeoha, salah seorang pengawal Kerajaan Goguryeo yang di duga menjadi antek-antek Kerajaan lain berhasil kami ringkus.” Jenderal Sung menundukkan kepala, tidak berani menatap sang junjungan yang terlihat tidak bersahabat.

Kyuhyun meletakkan kuas tinta yang sejak tadi hanya menemani pautan jemarinya tanpa bertindak, ke meja tepat di sisi lengan kanannya. “Bawa pengawal itu ke hutan Ganggui di sisi barat Kerajaan serta perintahkan pengawal lain untuk turut serta ke hutan tersebut,” titah Kyuhyun sambil beranjak berdiri, melangkah ke lemari tempat penyimpanan senjata yang terletak di sisi kiri ruangannya.

Menilik beberapa pedang, belati serta anak panah yang berjajar rapi di setiap kolom lemari. Jenderal Sung memutar tubuh, menghadap Kyuhyun yang membelakangi dirinya.

Ye, Kyuhyun Jeoha. Saya mohon undur diri.” Kepala Kyuhyun mengangguk sekali menegaskan kepada Jenderal Sung untuk bergegas angkat kaki dari ruangannya. Tepat di saat pintu ruangannya tertutup, Kyuhyun meraih salah satu belati merah dan memainkannya sejenak.

Terdiam, bibir itu sejak tadi hanya membisu dan bergerak seperlunya. Suatu tabiat yang senantiasa dia lakukan bila gemuruh emosi hendak mengontrol kejiwaan serta pikirannya. Iris mata yang menajam seiring dengan roman wajah yang nampak dingin tak tersentuh sekejap tertutup. Kabar buruk yang selintas mengetok gendang telinganya semakin memperparah kondisi hatinya.

Kyuhyun mengumpat, seharusnya dia mengusir pengawalnya yang mendatangi dirinya sebelum Jenderal Sung tiba bila mengetahui sebuah kabar keji yang turut serta dibalik bibir yang bergetar ketakutan. Sebuah kabar pernikahan antara Penguasa Baekje dan Pangeran Bungsu Silla yang entah mengapa terdengar satu hari lebih cepat dari lontaran Sungmin waktu lalu.

Kyuhyun menarik napas, terasa berat dan memuakkan. Beruntung hari ini dirinya mendapat sebuah objek pelampiasan untuk kemarahannya yang kian melonjak tajam dan Kyuhyun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

*Rose*

Nyanyian deru angin yang menyapa lembut bagaikan cambukan bengis merajam diri saat kepala yang tertunduk, terangkat menatap sang junjungan yang menatap lekat dirinya seolah ingin menguliti tubuh yang terikat sempurna di batang pohon pinus secara perlahan. Dia meringkih, meringkuk seperti seekor banteng yang kehilangan sepasang tanduknya di depan harimau yang tengah mengintai.

Tidak berdaya dan hanya bisa mengiba kepada takdir yang barangkali bersedia melirik meskipun hanya selintas. Akan tetapi, tegukan ludah berat seakan menjadi pertanda bila kini waktunya untuk kembali. Lantunan doa yang terlafal pun seolah hanya menjadi uapan napas tak berarti yang terhempas angin lalu lenyap.

Kyuhyun berjalan lebih dekat, melangkah pelan-pelan menciptakan fraksi kelam di setiap hentakannya menindas seresah daun dan ranting yang menyelimuti tanah. Sebaris pengawal yang berbaris rapi di sisi kanan dan kiri tampaknya turut merasakan gelayutan iblis di sekitar tubuh junjungannya. Tengah melongokkan kepala dengan lidah menjulur meremehkan.

Begitu berada tepat di hadapan pengawal yang terlihat mengenaskan dengan tubuh menggigil takut bercampur rembasan keringat di sekujur tubuh serta rona pias yang terpahat elok diwajah, tangan kanan yang sejak tadi menyibukkan diri dengan putaran belati terhenti. Iris tajam yang tersorot tenang menelusuri tubuh sang pengawal dari ujung kaki hingga ujung kepala.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang