Chapter 10

706 82 14
                                    

Sungmin beranjak turun dari punggung kuda. Dia menguatkan diri, menghalau desau angin yang menusuk tulang hingga denyut ngilu dan perih di pergelangan kakipun tidak menghentikan Sungmin. Tidak sebanding dengan penderitaan di tubuh, hatinya kian menyusut bila pikiran melayang ke pertemuan mereka tadi.

Dia mengedarkan pandang, menyorot binar mata yang seolah buta akan kegelapan yang mencekam. Sungmin merangsek seresah daun, mengusapkan telapak tangan pada setiap tumbuhan yang terpandang. Membauinya lantas menarik daun tersebut saat dirasa benar.

Sungmin menggigit bibir bawahnya, menahan isakan yang berlomba bersama lantunan doa di hati, berharap dapat menemukan sekelompok tanaman yang nantinya akan menjadi penawar racun Kyuhyun. “Aku mohon, bantu aku Dewa. Aku mohon bantu aku,” lirih Sungmin di setiap tapak kaki menginjak tanah.

Sungmin tersentak ketika kakinya tanpa sengaja menginjak tanah lumut yang menyebabkan dirinya terperosok jatuh ke bawah. Berguling beberapa kali dan nyaris membentur pohon bila tangannya tidak bergegas meraih seutas akar yang mencuat ke permukaan.

Sebab kegelapan serta pikiran yang meriuh kacau Sungmin tidak dapat mengendalikan langkahnya. Ia terbatuk, beruntung jurang tersebut tidak terjal sehingga hanya rasa ngilu yang merajam tubuhnya. Sungmin menggelengkan kepala, lelaki cantik itu tiba-tiba bergerak panik saat genggaman tumbuhan yang dia dapatkan tidak lagi tergenggam di tangan.

“Di mana? Ramuan itu? Oh Dewa aku mohon jangan sampai hilang. Aku mohon.” Tangan Sungmin bergerak acak meraba seresah daun di sekitar tempatnya terjatuh. “Akhirnya. Dewa, terima kasih.” Sungmin tersenyum, begitu getir ketika ramuan yang sempat terlempar dari tangan dia dapatkan kembali.

Sungmin pun kembali beranjak, tubuh yang memberat dengan pening yang memukul kepala dia tanggalkan. Tidak menghiraukan kondisi tubuh yang kian melemah, Sungmin memijakkan kaki ke jurang terjal, kemudian menyandarkan punggung; meraba dinding tebing lalu menengadah.

Bias rembulan yang tadi sempat meredup kini bersinar terang, membiaskan sinar kuningnya pada sekelompok bunga kosmos cokelat yang bergoyang pelan di atas tebing. Sungmin menggigit bibir bawahnya sejenak melekuk sebuah senyum lega yang terlukis di bibir yang mulai membiru.

Sungmin melesakkan sebongkah ramuan yang telah dia dapatkan ke dalam durumagi abunya sebelum meraba dinding tebing mencari pijakan. Rasa takut yang biasa menggelayuti hatinya akan ketinggian dan jalan yang terjal kini Sungmin ke sampingkan. Demi Kyuhyun apapun akan dia lakukan, perasaan pria itu begitu tulus kepadanya dan Sungmin bukanlah orang yang sepicik itu. Menodai ketulusan Kyuhyun dengan ambisi kejinya.

Jikalau nantinya dia terperosok jatuh dan berakhir dengan tubuh yang menghantam bebatuan. Sungmin tidak gentar, jemari yang mulai terkoyak akibat ukiran kasar gugusan tebing tidak mampu menyurutkan semangat Sungmin. Bahkan dirinya tidak ingat kapan terakhir kali memanjat tebing setinggi ini dengan jurang curam di bawah.

Jerami yang membaluti jipsin perlahan terkelupas karena bergesekan dengan tebing serta perjalanan yang terlihat tidak begitu lancar. Sungmin mengacuhkan jipsinnya, bahkan bila kakinya telanjang dan tidak lagi mendapat perlindungan dari jipsinnya Sungmin tidak peduli. Yang terpenting saat ini adalah dirinya mampu merangkak ke atas dan mengambil salah satu bunga kosmos tersebut; bahan utama untuk membuat penawar racun yang diteguk Kyuhyun.

Gugusan batu yang mengembung di dinding ternyata tidak cukup kokoh untuk menjadi raihan tangan Sungmin. Seketika gugusan tersebut melebur menghentikan detak jantung Sungmin. Sungmin mengeratkan cengkeraman tangannya dan meringis perih saat tangan kanan meluncur turun menggaruk dinding tebing.

Koyakan yang tampak semu kini bertambah parah, rembasan darah menjadi tanda di setiap dinding tebing yang dia pijak. Jipsin yang kian merapuhpun turut mengoyak tubuh Sungmin. Sementara luka yang terdapat di pergelangan kaki semakin melebar sebab terus terkoyak dinding terjal.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang