Chapter 16
Sungmin merengkuh lutut, menatap dalam diam seraut wajah masam dari sang kekasih yang tengah menyibukkan diri dengan balutan durumaginya. Seulas lekuk konyol terbayang di bibir manakala Kyuhyun menatap dirinya dengan iris tajam yang senantiasa menyorot tidak terima akan keputusan yang selintas lalu terkecap bibir.
“Bahkan fajar masih berlabuh di peraduan. Bagaimana bisa kau setega ini kepadaku, sayang?” protes Kyuhyun usai menelisik keadaan alam sekitar melalui celah jendela yang terkuak sedikit.
Memberatkan keputusan Sungmin yang mendorong dirinya untuk segera angkat kaki dari tempat sang kekasih sebab alibi keresahan hati akan kedatangan Jonghyun secara tiba-tiba di paviliun Sungmin.
Sungmin beranjak dari duduknya, berderap menghampiri Kyuhyun yang mulai mengais langkah ke sisi jendela bersama hentakan kesal yang tersamar sorot dinginnya. Lengan Sungmin terulur merengkuh tubuh Kyuhyun dari belakang, berusaha membujuk Kyuhyun dengan tingkah manisnya yang nyaris tak pernah timbul.
“Maaf,” bisik Sungmin sambil mengeratkan rengkuhannya. “Tidak lebih dari apapun itu. Aku hanya mencemaskanmu.” Bibir Kyuhyun melekuk samar, dia kemudian berbalik memaku binar foxy yang serentak menenangkan jiwanya. Tangan kanan terangkat, mengusap sisi wajah Sungmin.
“Terlalu berlebihan, sayang. Jika kau mengizinkanku, hari ini juga aku akan membawamu pergi dari cengkeraman iblis itu.”
“Itu yang aku cemaskan.” Sungmin memiringkan kepala, sorot foxy yang menatap lekat orbs tajam Kyuhyun tampak menghangat. “Sedikit banyak aku mulai mendalami tabiatmu, Kyuhyun Jeoha. Akan semakin rumit bila kau bertindak gegabah,” pesan Sungmin yang sontak kembali menuai gerutuan di bibir Kyuhyun.
“Sayang_.”
“Aku mencintaimu,” ujar Sungmin usai mengecup pipi kanan Kyuhyun, membungkam sebaris untaian kalimat protes yang terpaksa tertelan kembali sebab tingkah laku Sungmin yang sesungguhnya justru semakin merekatkan sepasang kakinya untuk tetap berdiam diri di tempat ini.
Hela napas panjang mengakhiri pergulatan resah di hati. Kyuhyun pada akhirnya menyerah, tunduk kepada lontaran bibir Sungmin.
“Baiklah, aku pergi,” putus Kyuhyun berat hati kemudian melekatkan bibir di kening Sungmin, cukup lama hingga terasa merasuk ke dalam sanubari.
“Aku juga mencintaimu.”
Kyuhyun menyatukan kening, berbagi napas sejenak sebelum berbalik meloncati jendela. “Bersabarlah, aku akan segera membawamu pergi dari tempat terkutuk ini!” tegas Kyuhyun menyihir sepasang iris foxy Sungmin ke dalam balutan pekat penuh ketekatan yang membara mengerikan.
Kepala Sungmin mengangguk satu kali, lekuk tulus lantas mengiringi kepergian Kyuhyun. “Ya. Aku akan selalu menantimu, Kyuhyun,” desau Sungmin bersama sapuan embun pagi yang begitu dingin hingga terasa membekukan tulang.
Sungmin mengalihkan pandang, menatap secercah sinar kuning keemasan yang mulai membentang samar di ujung Timur. Lekuk tulusnya senantiasa terpahat di bibir sampai bentangan pagar beton yang mengelilingi Kerajaan Baek je melenyapkan punggung jantung hatinya.
*Rose*
Keratan jemari tangan di selaras jeruji besi membuahkan kekehan ringan yang terdengar sinis. Sedikit mengejutkan para prajuritnya yang tertunduk resah di belakang tubuhnya. Terlihat begitu ketakutan dengan gemetar samar disekujur tubuh mengingat mereka telah lalai dalam mengemban tugas yang telah dibebankan kepada bahu mereka.
Entah apa yang akan terjadi selanjutnya? Hanya lantunan doa yang mengiringi kebisuan mereka. Jonghyun memutar tubuh, menatap sepasang prajuritnya yang tertunduk pilu di balik punggung.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE
أدب تاريخيKetika sebuah permusuhan mengombak kacau di antara mereka. Keraguan hati mendominasi perasaan lain, tapi semakin mereka menekan perasaan tersebut, semakin kuat perasaan itu mengobrak-abrik pertahanan mereka. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan un...