"Bagaimana?" tanya Jonghyun usai menyesap cairan hijau bening dari cangkir berukiran pohon sakura. Jenderal Suk mengulurkan gulungan kain yang teruntaikan benang emas ke arah Jonghyun.
"Mereka menyetujui pembentukan aliansi Kerajaan Baek je, Jonghyun Jeonha. Sebab dari kabar burung yang beredar, Kerajaan Mongol pun juga menginginkan kehancuran Kerajaan Goguryeo," jelas Jenderal Suk.
Jonghyun menurunkan pandangan, menelisik setiap bait huruf hanzi yang terlukis rapi di selembar kain berwarna jingga. Lekuk miring terlukis di sudut bibir, dia kembali menggulung kain tersebut dan meletakkannya di sisi kanan lengan yang menumpu meja.
"Sekarang persiapkan seluruh prajuritmu dan latih mereka sebaik mungkin. Perketat penjagaan di sekitar perbatasan Baek je dan wilayah kerajaan sebab tidak menutup kemungkinan Kerajaan Goguryeo akan datang menyerang secara tiba-tiba."
"Ye, Jeonha. Saya akan bergegas melaksanakannya."
Jonghyun mengangguk. "Hn. Pergilah." Jenderal Suk membungkuk hormat kemudian beranjak bangkit dari simpuhnya. "Saya mohon undur diri, Jeonha," untai Jenderal Suk sopan lantas melenyapkan tubuh di balik pintu geser ruangannya.
Jonghyun menyandarkan punggung pada dipan, menengadahkan kepala menatap langit-langit paviliunnya. Bayangan wajah Sungmin kembali menaungi pikiran, membuat hatinya dirundung perasaan sesak yang tiada kunjung usai. Jonghyun sesungguhnya begitu menyesali tindakan gegabahnya, seharusnya tidak dengan cara sepicik itu.
Tak dapat dipungkiri, meskipun Sungmin selalu menolak kehadirannya, tetap saja kehadiran Sungmin sedikit banyak meramaikan suasana hatinya dan kini dirinya merasa kesepian. Seolah tertampar dengan rencana sendiri, Jonghyun menyesali perbuatannya. Kini dirinya benar-benar diselimuti perasaan sesal.
*Rose*
Hentakan langkah kuda yang terdengar tergesa meriuhkan keheningan yang melambai jemu di sekitar lorong hutan belantara itu. Kyuhyun memacu langkah kudanya tiada ampun, begitu cepat hingga seolah akan menebas apapun yang hendak menghalangi jalannya.
Sebuah kereta kuda yang terletak di tengah jalan terpaksa mengisntruksi sepasang tangan untuk menarik tali kekang kuda miliknya. Suara ringkik kuda bersama setengah tubuh yang terangkat ke atas menyapukan pandangan Kyuhyun pada kereta kuda yang tampak tidak asing di mata.
Kyuhyun lantas bergerak turun, beringsut mendekati kereta kuda yang terlihat lenggang. Sepasang iris tajam Kyuhyun tersorot datar begitu menemukan lambang Kerajaan Baek je di atap tandu. Kyuhyun mengatupkan bibir, emosi sontak kembali menaungi sanubari saat nama Baek je terlafal di hati.
Sang putra mahkota Goguryeo itu pada akhirnya memutuskan untuk berbalik, namun belum sempat kaki melangkah lebih jauh heukhye yang membaluti kaki terantuk sebuah benda yang selintas lalu menyentak detakan hatinya. Kyuhyun merunduk, mengedarkan pandangan di serasah dedaunan kering.
Kyuhyun termangu, tertegun dengan tubuh yang terdiam menegang samar. Tangannya terulur, terlihat bergetar samar saat meraih ujung gelang naga biru yang telah dia untaikan di selingkar pergelangan tangan Sungmin.
"Sungmin," gumam Kyuhyun gamang merasa cemas sekaligus kalut di waktu bersamaan.
Kelopak matanya terpejam, Kyuhyun berusaha menenangkan kekacauan hati yang terbiaskan gemuruh emosi. Dan kendali emosinya seketika runtuh manakala sepasang iris tajam miliknya mendapati noda darah di selintang gelang tersebut.
Tangan yang terjatuh di sisi tubuh terkepal dengan erat yang terlempar ke arah dinding tandu. "Lee Jonghyun!" geram Kyuhyun mengawali kunjungan pertamanya di Kerajaan Baek je, seorang diri tanpa satupun pengawal maupun kehadiran jenderal setianya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE
Historical FictionKetika sebuah permusuhan mengombak kacau di antara mereka. Keraguan hati mendominasi perasaan lain, tapi semakin mereka menekan perasaan tersebut, semakin kuat perasaan itu mengobrak-abrik pertahanan mereka. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan un...