Chapter 11

719 75 28
                                    

Kelopak mata yang tertutup dengan erat perlahan terbuka, menampakkan sepasang iris kelam yang tersorot tajam. Binar mata yang sempat mengabur kini dia dapatkan kembali setelah kondisi tubuhnya membaik. Kyuhyun mengalihkan pandang menatap sisi kosong yang tadi malam terisi. Hatinya sedikit kecewa ketika tidak mendapati kehadiran Sungmin dan hanya selembar kertas yang tergeletak pasrah di sisi kosong menemani dirinya.

'Maaf, Kyuhyun. Aku harus pergi saat fajar menyingsing. Kesadaranku cukup menyentakku pergi dari paviliunmu sebelum menemukan salah seorang Goguryeo tak sadarkan diri sebab kehadiranku di paviliunmu.'

Kyuhyun tertawa kecil, kepalanya menggeleng pelan begitu mengusaikan untaian kalimat konyol di dalam guratan hangul itu. "Dasar," Kyuhyun bergumam. Matanya terpejam lantas tangan kanan terulur menekan kening. Suhu tubuhnya benar-benar telah kembali normal menuai lekuk tulus di sepanjang garis bibirnya.

"Terima kasih, sayang. Aku mencintaimu," ujar Kyuhyun sebelum suara pintu geser mengalihkan pandangannya.

Jaejoong melangkah tergesa menghampiri Kyuhyun yang menatap lembut kehadirannya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik meski usia telah menggilas roman mudanya bergerak bersimpuh di hadapan Kyuhyun. Menatap lekat wajah putranya.

"Nak..-" Jaejoong terkesima, tangannya terhempas mengusap wajah Kyuhyun. "Oh Dewa, sungguh ini sebuah keajaiban!" seru Jaejoong semangat nyaris terpekik sebab terlampau bahagia dengan kondisi Kyuhyun yang tampak membaik.

Kyuhyun tersenyum, ia meraih tangan ibunya.

"Ya, Ibunda. Aku berhasil. Akhirnya aku dapat mewujudkan janjiku kepadamu."

Jaejoong serentak merengkuh tubuh Kyuhyun. Terisak bahagia di dada sang putra. Lantunan doa yang senantiasa menemani malam gelisahnya tak terkira akan terjawab secepat ini.

Detak jantung yang bertalu perih saat kaki melangkah ke paviliun Kyuhyun kini tergantikan dengan debaran lega yang menyesakkan dada hingga menuai tangis haru.

Pintu paviliun Kyuhyun kembali bergeser, seorang Tabib bersama tiga dayang pembantunya berdiam diri di ambang pintu.

Jaejoong menjauhkan diri, seulas lekuk indah senantiasa terukir di wajahnya. Salah satu tangannya mengusap sisi wajah Kyuhyun sambil mempersilakan Tabib Kim beserta dayangnya untuk beringsut mendekat.

"Cepat kemari Tabib Kim, lihat tidak terkira sebuah keajaiban berkunjung di Kerajaan kita," ujar Jaejoong sambil tersenyum bahagia.

Tabib Kim merunduk memberi hormat, ia meminta izin untuk memeriksa keadaan Kyuhyun. Tidak berselang lama, roman terkejut menghinggapi Tabib Kim beserta tiga dayang tersebut. Mereka sekilas saling pandang, kemudian menunduk menyerukan kelegaan hati mereka.

"Oh Dewa, sungguh ini sebuah keajaiban, Mama. Saya begitu kacau dalam perjalanan kemari sebab belum berhasil mendapatkan ramuan tersebut. Akan tetapi, rupanya Dewa begitu mencintai, Kyuhyun Jeoha."

"Aku pun tidak mengira akan seperti ini, Tabib Kim. Ya Dewa terima kasih. Engkau telah mengabulkan doaku secepat ini."

Jaejoong menangkup wajah, sungguh ia sangat bahagia pagi ini. Nyaris terlonjak senang bila tidak mengingat usia dan identitas yang menggelayuti dirinya.

Kyuhyun yang sejak tadi hanya terdiam menatap romansa bahagia itu mendadak mengeryitkan kening di saat perutnya terasa teraduk, sesuatu seolah ingin menyentak keluar. Dia seketika beranjak bangun sambil membungkam bibir. Jaejoong yang mendapati putranya seperti itu mendadak kembali panik.

"Kyuhyun. Ada apa, nak? Tabib Kim?!"

Tabib Kim tersentak setelah mendapat teriakan Ratunya. Dia bergegas berderap ke kamar Kyuhyun ketika hendak keluar mengambil ramuan pemulih kesehatan. Tabib Kim kemudian menganggukkan kepala seolah mengerti dengan kondisi Kyuhyun.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang