Chapter 20

1.5K 103 17
                                    

Kyuhyun mengangkat tangan kanan ketika Jenderal Sung mengusaikan lontaran kalimatnya. Jenderal Sung memberanikan diri mengangkat wajah, menatap Kyuhyun.

Jeonha_.”

“Tidak perlu menggunakan algojo kerajaan,” ujar Kyuhyun dingin mempertegas penolakannya. Desau berat yang mengalun penuh gertakan menahan diri cukup menyentak Jenderal Sung agar melangkah menjauh.

Siwon dan Donghae yang berada di sisi kanan dan kiri Kyuhyun hanya mampu mencegah tanpa suara, saat tubuh Kyuhyun beringsut mendekati lima tawanan yang tengah menyibukkan diri dengan keresahan hati mereka. Kyuhyun menatap mereka dalam diam, salah satu tangan terulur meraih sebuah pedang tajam yang bahkan telah terhiasi oleh noda darah.

Genggaman tangan Kyuhyun mengerat, sudut nulari yang sepercik tampak, mendadak lenyap tergantikan oleh gerungan emosi yang mengabur di sekeliling tubuhnya. Rintihan meminta ampun yang tertangkap telinga, sekejap melekukkan senyum miring di sudut bibirnya. Kyuhyun menyipitkan mata.

“Pantaskah aku mengampuni kalian. Perbuatan sekeji itu pantaskah untuk di ampuni,” kata Kyuhyun sedikit menggeram. Mereka semakin tersudut, sepasang kaki bergetar lemas.

“Kyuhyun Jeonha. Mohon ampuni kami. Sungguh kami hanya sekadar menjalankan perintah.” Untaian yang sama, sebuah bait kata yang semakin membuat hatinya muak.

“Aku tidak peduli!” teriak Kyuhyun tiba-tiba, menyentak keheningan malam yang kian mencekam. “Kalian sudah melukai pendamping hidupku! Seseorang yang sangat berharga untukku! Pegangan hidupku!” Napas Kyuhyun tersenggal, bulir air mata menggenang membiaskan semu merah di sepasang bola mata.

“Kemudian kalian hendak mengiba kepadaku, meminta maaf. Bodoh! Mustahil! Mustahil aku akan memberikan maafku kepada bajingan seperti kalian!”

Kyuhyun mengentak ujung pedang ke paving, kilatan tajam yang terlihat kacau bergulir ke arah prajuritnya.

“Bawa mereka kemari!”

Kyuhyun menggertakan gigi, ingatan tentang tubuh Sungmin yang menggigil hebat, isak tangis Sunghyun serta kesadaran yang belum juga terkecap, beringsut menenggelamkan Kyuhyun ke dalam lubang kepedihan terdalam, hingga terasa kebas.

“Kalian tidak pantas menerima maafku! Dasar bedebah! Berengsek! Sungguh kalian sangat hina! Kalian pantas untuk lenyap!”

Gurat merah yang melintang di tubuh bagian depan lima tawanan tersebut bersama rintihan tertahan yang terhempas cukup ampuh untuk sekadar melemaskan sepasang kaki Leeteuk dan Jaejoong.

“Apakah dengan lontaran konyol itu?! Kalian bisa mengembalikan Sungmin! Apakah dengan kata maafku! Sungmin akan segera terbangun dari tidurnya! Jawab aku bedebah!”

Kyuhyun semakin kalap, ayunan pedang yang terlempar acak tanpa sadar menumbangkan salah satu tawanan sebab organ dada yang mulai menampakkan eksistensinya.

Jaejoong menggelengkan kepala, alunan kalimat yang terlafal memanggil nama Kyuhyun tertahan di bibir, hanya terbias tanpa suara. Jaejoong tidak sanggup, tubuhnya kian melemas kala diri sama sekali tidak mengenali putranya. Siwon dan Donghae yang mendapati keadaan sepasang ibu suri itu serentak menginstruksi para dayang untuk bergegas membawa ibu suri kembali ke paviliun mereka.

“Jawab aku! Bisakah kalian membangunkan Sungmin! Bisakah kalian mengeluarkan Sungmin dari kondisi gentingnya! Berengsek! Mengapa harus Sungmin, hah?! Mengapa harus seseorang yang begitu aku cintai! Mengapa harus dirinya yang terluka?! Dasar bedebah! Kalian pantas mendapatkan ini! Kalian pantas lenyap!”

Raungan Kyuhyun menebarkan kesenyapan alam, desauan angin yang melambai lembut. Terdiam, tak bergerak turut termenung di tempat menyaksikan kepenatan sang penguasa atas peristiwa yang sontak menghancurkan hatinya, menciptakan ingatan traumatik yang mengkerak di otak. Kyuhyun begitu ketakutan, bayangan akan angan-angan pelik sedikit banyak mengacaukan getar tubuhnya.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang