Chapter 15

835 85 10
                                    

Sungmin menyandarkan punggung usai membentur pintu geser sekeras mungkin, napasnya terayun berantakan, keluar masuk satu-satu tampak tersenggal. Sungguh dirinya tak mengira bila Jonghyun ternyata se-bengis itu, memang sejak awal dia telah memiliki pemikiran buruk tentang pendamping hidupnya tersebut.

Dan rupanya penolakan hatinya terbukti malam ini. “Oh Dewa, malang sekali nasib wanita tua itu,” rintih Sungmin penuh belas kasih. Serentak hati ingin sekali segera membebaskan wanita tua itu dari jeratan Jonghyun, namun tiada daya bila dirinya tidak mempunyai rencana yang cukup matang.

Tangannya terangkat menginstruksi jemari tangan untuk mengurut kening yang berdenyut-denyut samar. Suara derak jendela tiba-tiba membungkam nyali Sungmin. Berpikir bila itu Jonghyun yang hendak menyergap dirinya dari belakang, Sungmin dengan sigap memasang sikap awas.

Dia bergerak pelan ke sudut lemari, meraih sebuah pedang dengan tangan kiri sementara tangan kanan dengan cepat melesatkan gulungan lusuh tersebut ke dalam gonryongpo merah batanya. Begitu melihat bayang-bayang samar seseorang, ayunan pedang yang tergenggam erat sontak terlempar ke arah bayangan tersebut.

“Sayang, ini aku.”

Sungmin terkesiap, suara berat yang terdengar familiar menggetarkan hati Sungmin. Sungmin menajamkan pandangan, dia beralih mencari tungku lilin dan bergegas menyepuh api di puncak lilin. Sepasang iris foxy itu terbuka lebar seiring dengan suara gaduh dari kilauan pedang yang membentur lantai.

Sungmin mundur setapak, bagaikan sebuah bunga tidur di tengah malam. Dirinya terkesima sebab sambutan tak terduga yang belum sempat terbayang di angan-angan. “Kyu-Kyuhyun,” lirih Sungmin terdengar ragu, dirinya masih tidak percaya meski lekuk tulus dan sorot lembut melumpuhkan tubuhnya.

“Bagaimana bisa?”

Sungmin menelan kalimatnya saat bayang orang lain menyapa di balik punggung Kyuhyun.

Hyung?”

Sungmin mengerutkan kening, dia menatap Kyuhyun dan Siwon secara bergantian.

Siwon tersenyum lebar. “Kejutan,” seru Siwon pelan terdengar konyol. Tangan Sungmin terangkat, mengusap puncak kepala. Sebuah gerak alamiah di kala kebingungan melanda dirinya.

“Ada apa ini? Bagaimana bisa__kalian?”

Mendapati sang adik yang begitu terpuruk akan perasaan bingungnya, Siwon beringsut mendekati Sungmin dan merengkuh tubuh Sungmin.

“Tenanglah. Kami akan menjelaskannya,” kata Siwon menenangkan sambil membawa Sungmin ke tengah ruangan.

Menyamankan tubuh dibantal duduk. Sungmin berdeham, meski keberadaan sang kakak sedikit banyak membantu dirinya dari perasaan gugup yang mengombak badai, tetap saja hujaman tajam Kyuhyun meresahkan hatinya.

Sungmin berniat mengindahkan keberadaan Kyuhyun dan beralih memaku wajah Siwon. “Jelaskan hyung?” pinta Sungmin tidak sabaran.

Siwon menganguk dua kali, sekilas menatap Kyuhyun kemudian mengulurkan tangan mengacak puncak kepala Sungmin.

“Baik, aku akan sedikit bercerita. Dulu, Silla dan Goguryeo sempat menjalin sebuah tautan benang merah antara Seondeok Mama dan Jumong Jeoha. Mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai dan akhirnya menikah. Namun, ditengah kebahagiaan mereka sang badai datang menghancurkan ikatan benang merah mereka. Sebuah rencana picik menjadi dalang kehancuran kisah asmara mereka dengan cara membunuh salah satu Petinggi kerajaan Silla dengan bantuan ilmu sihir dari seorang cenayan Goguryeo.”

Siwon mengangkat tangan, menginstruksi Sungmin untuk menyimpan terlebih dahulu segala macam bentuk pertanyaan yang menghiasi otaknya sebelum Siwon mengusaikan dongengnya.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang