Chapter 12

688 78 25
                                    

Lembar demi lembar terkoyak tanpa minat. Jonghyun menatap malas buku tebal yang tengah ia geluti saat ini. Tangannya begitu gatal ingin segera melempar buku tebal yang terlihat kotor dan usang itu ke jendela, namun terpaksa ia sirnakan niat tersebut saat mengingat pentingnya buku itu bagi kelangsungan Kerajaan Baekje. Buku tata perundangan Kerajaan.

Pintu geser ruangannya berderak cukup kasar, selang beberapa menit seorang wanita muda berbalutkan dangui merah sakura dengan rok chima berwarna merah jambu pekat berderap menghampiri dirinya dan serentak menyamankan tubuh di bantal duduk berwarna merah dengan gerakan kasar.

Jonghyun menumpu dagu, dia meneliti setiap guratan kesal di paras cantik itu. "Bagaimana?" tanya Jonghyun datar sembari menatap buku, kembali mengoyak lembar demi lembar tanpa membaca isinya. Hyomin menghela napas sejenak kemudian berucap, "Dia menolakku."

"Sudah kuduga," Jonghyun menutup buku tebalnya. "Tentu saja dia akan menolakmu. Sang Putra mahkota tengah tergila-gila dengan Pangeran Rose," ejek Jonghyun beriringan dengan decak meremehkan.

Hyomin mengembungkan pipi, bola matanya mengedar menatap langit biru yang mengintip dari celah jendela.

"Lantas, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kyuhyun Jeoha benar-benar tidak tertarik kepadaku meski hanya sekilas lirik," Hyomin mendecih, "Apa aku semenjijikkan itu, hah?!" sambungnya kesal. Kepalan tangan yang menumpu paha kini melayang ke meja. Menciptakan kegaduhan kecil yang cukup mengganggu ketenangan Jonghyun.

"Jangan mengacau ditempatku, Park Hyomin. Jelas saja Kyuhyun Jeoha tidak tertarik denganmu. Kau bahkan tidak lebih anggun dan cantik dari Pangeran Rose."

"Dia seorang pria, bodoh!" sentak Hyomin mengindahkan tata krama. "Oh Dewa, mengapa semua lelaki di alam semesta ini begitu menggandrunginya bahkan mendiang Soo hyun Jeonha yang digadang-gadang sangat mencintai sang permaisuri pun turut terjerat ke dalam pesonanya. Ilmu hitam apa yang dia gunakan," kicau Hyomin sambil menangkup wajah.

Tak mengira bahwa kecantikannya dapat terkalahkan oleh Pangeran Bungsu Silla yang sekali waktu tidak pernah dia dapati sosoknya. Terkadang ia begitu penasaran dengan rupa sang Pangeran Rose yang sangat tersohor beritanya, bahkan acap kali ia bersungut dendam ketika telinga mendengar kunjungan Kerajaan seberang ke Kerajaan Silla hanya sekadar demi merundingkan sang Pangeran Bungsu.

Sementara dirinya yang selalu bersolek dan berusaha memperindah diri dengan segala kuasanya tak sedikitpun mampu membawa seorang Pangeran maupun Raja bertandang ke tempatnya. Bukankah hal tersebut sangat tidak adil, dirinya yang seorang wanita yang memang diciptakan sebagai pelengkap bagaimana bisa terkalahkan oleh seorang pria. Oh, kini kepalanya berdenyut pening.

Jonghyun meraih cangkir teh yang terletak di samping lengannya lalu menyesapnya secara perlahan. "Ilmu hitam dan ilmu sihir, bukankah dua keilmuan keji yang tertaut erat denganmu, Putri Hyomin. Tidak perlu mengambing hitamkan orang lain," cibir Jonghyun merasa tidak terima atas tudingan sepupunya yang merangsak pujaan hatinya.

Hyomin terkekeh-kekeh, terdengar mengejek. "Oh, sekarang kaupun membelanya."

"Tentu saja, dia calon pendampingku," tegas Jonghyun datar.

Hyomin menumpu dagu, menatap Jonghyun lekat-lekat. "Heh, arogan sekali. Bila Kyuhyun Jeoha menolakku bagaimana dengan Sungmin Agissi. Aku pastikan sebentar lagi hatimu akan terombak hancur sebab penolakannya," ejek Hyomin bermaksud balas dendam.

Jonghyun tertawa benar-benar tertawa dengan keras hingga suara tawa yang sengaja dia keraskan menggema di setiap sudut ruangannya. "Kau mendadak lupa ingatan, Park Hyomin? Tidak tahu sosok asliku." Jonghyun mengulas senyum miring, sorot matanya berubah tajam dan begitu kelam.

ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang