"Ya Allah,mata kamu kenapa nak?!" teriak Indah,mama Gissele saat melihat mata anak semata wayangnya bengkak dan memerah.
"Hehe...maraton nonton drama korea,Ma."
Bohong.
Yang ada,Gissele ga bisa tidur karena mengingat terus kejadian kemarin di taman belakang sekolah.
"Kamu tuh.Kalau papa lihat pasti mama yang disalahin. Disangkanya ga becus ngurus kamu."
"Hehe..maaf Ma.untung Papa lagi dinas diluar."ucap Gissele sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
Indah menarik nafas panjang."Ya sudah.Kamu mau sekolah atau istirahat di rumah?"
"Di rumah aja deh Ma.Lagian hari ini ga ada pelajaran.UTS nya kan udah beres."
Indah mengangguk mengerti lalu mengusap kepala Giselle lembut."Ya udah.Istirahat gih.Nanti Mama mintain izin buat kamu ke sekolah."
Gissele mengangguk pelan.Dia membaringkan dirinya ke atas tempat tidur lalu menarik selimutnya erat-erat.Berharap mendapatkan kenyamanan disana.
***
Pagi berlalu beranjak siang.3 orang cowok berjalan menuju kelas XI IPA.Tatapan iri dari para siswa cowok dan tatapan kagum dari para siswa cewek tidak mereka hiraukan.Edo menengok ke dalam kelas."Gigi ga ada,Al." lapornya.
"Ah,masa?" tanya Aland tak percaya.Dia berlari ke dalam kelas dan mendapatkan bangku Gissele yang kosong.
Pandangannya teralihkan pada Vera yang sedang membereskan buku." Gissele mana?" tanyanya langsung.
Gadis berkulit sawo matang itu menatap Aland tenang."Ga tahu." jawabnya singkat.
Aland berdecak lalu menarik tangan Vera saat dia bangkit dari tempat duduknya.
"Jangan kasar ama cewek,Al." Aland menoleh ke arah suara. Edo dengan mimik muka serius meletakkan tangannya di lengan Aland, mengisyaratkan Aland untuk melepaskan genggaman tangannya.
"Seharusnya gue yang tanya sama lu,Al.Apa yang lu lakukan pada Gissele kemaren sampe dia ga masuk sekolah?Gue yang harusnya marah.Bukannya lu." ucap Vera ketus.Dia menepis tangan Aland lalu melangkah pergi.
"Sial!" Aland menggebrak penuh emosi.Niatnya untuk mengunjungi dan menggoda Gissele hancur sudah.
Sebesar itukah kesalahannya? sampai-sampai Gissele dan teman-temannya membencinya setengah mati.
Hal ini tidak bisa dibiarkan atau Aland akan kehilangan Giselle lagi.Aland berlari meninggalkan Armand dan Edo yang bengong melihat Aland pergi.
"Lha,si kunyuk.Maen pergi aja."
***
Cacing-cacing didalam perut Gissel menari Despacito saat matahari naik semakin tinggi.
"Jam 1." gumamnya sembari menyibakkan selimutnya."Ma..." panggilnya lemah.
Duh,padahal sebelum tidur gak selemas ini.
Baru saja Gissele beranjak keluar dari kamarnya saat harum masakan membuatnya berhenti diikuti dengan gerakan kenop pintu kemudian.
"Loh!" Gissele kaget setelah menyadari Aland yang muncul dari balik pintu.
"Ga usah kaget gitu.Gue bakalan pergi setelah lu makan kok."
Aland meletakkan semangkok sup krim jagung kesukaan Gissele diatas nakas lalu duduk disamping tempat tidur.
"Makan ya." ucapnya sambil menyuapi sesendok sup.Tapi Gissele hanya menggelengkan kepalanya.
"Taro aja disitu."
"Gissele..."suara Aland melemah.Dia menunduk sesaat lalu menghela nafas.
"Kasih tahu apa yang salah dari diri gue.Jangan menghindari gue seperti ini.Emang gue salah apa?"
"Banyak." sembur Gissele ketus.
"Contohnya?"
"Pikir aja sendiri." ucap Gissele sembari membuang muka kesamping.
Aland mengernyitkan dahinya.Dia merengkuh kedua sisi wajah Gissele.Menatap lurus sepasang manik hitam dihadapannya.
"Kenapa liatin gue kayak gitu? Lu masih baper sama omongan gue kemarin di kantin?Ga usah GR deh.Gue cuma asal comot orang aja buat gue akuin pacar."
Dahi Aland mengkerut. Benarkah Gissele yang duduk disampingnya saat ini? kenapa dia seakan sedang melihat orang lain?
Kemana Gissele yang dulu?Gissele yang penurut,yang terus memaafkan kekurangan Aland.Gissele pemalu yang wajahnya memerah ketika Aland goda.
Aland yakin Gissele tidak punya saudara kembar yang tertukar di rumah sakit kemudian bertemu saat dewasa dan bertukar peran.
"Gissele..."
"Panggil - gue - Gigi." Ucap Gissele penuh penekanan.
"Now...Leave!" Usirnya.Perlahan Aland berdiri dan mundur."Apapun yang gue lakukan.Gue bener-bener..."
"PERGI!" Kali ini Gissele hampir naik pitam.
"Gue akan pergi kalau lu bisa jawab pertanyaan gue.Kenapa lu berubah seperti ini.Apa alasannya?!" teriak Aland tak sabar.
Dia menghampiri Gissele dan menggenggam tangannya erat."Jawab!!" bentaknya lagi.
Bukannya merasa terintimidasi,Gissele malah tersenyum miring.
"Setelah sekian lama Al...Dan lu baru tanya sekarang.BASI tahu ga??!!"Aland tertegun mendengar jawaban Gissele.Tak dihiraukannya mata Gissele yang mulai berkaca-kaca.
"Sakit..."
Aland melepaskan genggaman tangannya.
"Keluar!" usir Gissele sambil menunjuk keluar.
Mata Aland terpicing saat melihat segurat bekas luka di pergelangan tangan Gissele.Memanjang diantara urat nadi.
"Ini kenapa?"
Gissele seakan sadar lalu menyembunyikan tangannya dibelakang punggung.
"Bukan apa-apa.Sekarang tolong keluar." ucap Gissele sambil mendorong Aland keluar dari kamarnya.
Gissel menutup pintu lalu memejamkan matanya sesaat saat sebuah suara lembut mengalun dari balik pintu.
"Gue ga akan menyerah,Gi." ucap Aland yang berdiri dibalik pintu,menyenderkan dahinya seakan lelah.
"Apapun kesalahan gue,akan gue tebus.Jadi..." Aland menarik nafas panjang lalu berbalik pergi,meninggalkan Gissel yang terduduk di balik pintu.Terisak tanpa air mata.
"Sudah terlambat,Al.Ga ada yang harus diperbaiki karena ga pernah ada kisah diantara kita."
Karena kisah kita sudah berakhir sebelum dimulai
=========================Hanya namamu di hatiku
Jiwa dan raga takkan berdusta
Namun terkadang
Cinta terusik benci sesaatSeribu musim takkan bisa
Menghibur hati yang penuh marah
Entah mengapa
Berpisah saat mulai menjalin
KAMU SEDANG MEMBACA
UP !!! #wattys2017
ChickLitAsam manisnya kehidupan SMA disaat Cinta, Persahabatan Bahkan Benci menjadi warna dalam kehidupan. Mencari cerita yang mengocok perut dan menguras air mata? Silahkan baca dan selamat datang di dunia putih abu-abu didalam... ...