"LOMPAT KODOK SEMUA!!!"
Tiada suara yang paling mengerikan di telinga calon murid baru selain teriakan menggelegar Aland yang memenuhi seisi lapangan.
Mereka yang mayoritas terdiri dari murid cowok meloncat-loncat seperti kodok sembari membawa besek sebagai topi dan karung goni sebagai tas.
Gissele baru keluar dari UKS saat melihat keributan di tengah lapangan.
Sembari melingkarkan tas berlogokan PMI dipinggangnya,dia menengok ke arah suara.
Mengenakan seragam putih abu yang dirangkap rompi PMI,ditambah dengan tas pinggang membuat Gissele terlihat seperti dokter muda di drama Descendant of the sun.
"Al..." panggil Gissele. "Hukumannya udah dong.Kasihan." bujuknya pelan.
Aland menoleh ke arah suara.Dipandanginya cewek yang berdiri di depannya dari atas ke bawah.
"Cocok juga celananya." ucapnya mengomentari celana seragam yang Gissele kenakan.
Dia yang memaksa Gissele mengenakannya karena tidak ingin ada mata-mata liar mengamati kakinya yang terbuka.Gissele menarik bibirnya membentuk garis lurus lalu bersidekap didepan dadanya.
"Jadi sie.keamanan gak berarti ngerjain anak orang kayak gini,Al."
"Mereka ga apal isi pancasila,Gi.Mau jadi anak bangsa jenis apa kalau pancasila aja ga apal?" bantah Aland.
Gissele menarik nafas panjang.
Aland memang terlahir dari keluarga TNI.Kakeknya seorang perwira Angkatan Darat.Jadi bela negara itu mati harganya.Dia tidak akan mentoleransi siapapun yang dengan sengaja ataupun tidak, melupakan landasan utama negara Indonesia.
"Tapi ga gini juga,Al.Suruh aja mereka tulis butir-butir pancasila di selembar kertas HVS.Kasihan,matahari udah mulai naik.Kalau mereka semua pingsan,siapa yang mau urus? tim PMR cuma bertiga loh Al."
Aland menghembuskan nafas panjang.
"Barisan diistirahatkan." ucapnya tegas.
Terdengar hembusan lega dari barisan itu.Mereka berdiri dan mengistirahatkan barisan.
"Apa ada yang merasa pusing?Kalau tidak kuat minta istirahat aja ya." ucapnya sambil tersenyum ramah.
"Gue balik ke kelas dulu ya Al." pamit Gissele.
Aland mengangguk. Dipandanginya punggung Gissele yang perlahan menjauh.Tapi kali ini dia tak sendirian,hampir semua cowok di barisan itu melakukan hal yang sama.
Menatap Gissele penuh ke kaguman.
Aland menyadari hal itu.Dia mengangkat alis kanannya lalu menatap mereka tajam.
"Hoi.Liat apa kalian?Mau gue colok tuh mata?" ancamnya sadis.
****
Vera mengistirahatkan kepalanya diatas meja. Tubuhnya terasa gerah luar biasa.Ternyata menjadi kakak pembina MOS tidak semudah yang terlihat.Apalagi besok dia harus memperlihatkan kemampuan karatenya pada acara pengenalan eskul."Gue capeeee." ucap Sissyl yang datang kemudian.Dia duduk disamping Vera sembari mengipasi dirinya dengan kipas Hello Kitty.
"Sama." jawab Vera.
"Gue laper." ucap Sissyl.
"Sama."
"Armand sama Edo mana?"tanya Sissyl sembari menengok ke kanan dan ke kiri.
Padahal beberapa bulan ini Edo terlihat semakin gencar mendekati Vera.Dia selalu ada disisi Vera disaat istirahat atau jam pelajaran kosong.
Yah,walaupun Vera selalu menunjukkan raut muka andalannya.
Dingin.Tanpa Ekspresi.
"Mana gue tau." ucapnya datar.
Sissyl mencebik kesal. Terkadang Vera bisa sangat menyebalkan.
Terutama ketika dia lapar.Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat.Gissele datang membawa sekantung plastik makanan.
"Roti dulu buat ganjel perut ya.Sie.komsumsi lagi ngambil pesenan makan siang panitia." ucapnya sembari meletakkan plastik itu diatas meja.
Wajah Sissyl langsung berubah sumringah.Dia mengambil 2 bungkus roti lalu memakannya bergantian.
Sementara Vera mengambil sebotol air dingin dan meneguknya perlahan."Puanaaasss!!!"
Edo masuk ke dalam kelas.Armand mengikuti di belakangnya.
Edo mengambil sebuah kursi lalu meletakkannya didepan meja Vera.Dia langsung membaringkan kepalanya diatas lipatan lengannya.
Armand menggeleng pelan,melihat betapa frontalnya Edo mendekati singa betina seperti Vera.
Vera menaikkan sebelah alisnya lalu meletakkan botol dingin diatas tengkuk Edo.
"Adawww!!!dingin Ver." teriak Edo kaget.
"Tadi katanya panas." ucapnya datar tanpa ekspresi.
"Ish!sadis amat sama pa---ADAW!!" teriaknya saat Vera menginjak kaki Edo sekuat tenaga.
Armand terkekeh melihat penderitaan Armand.Siapa suruh deketin singa betina?
"Apa yang lucu?" tanya Sissyl polos sembari mengunyah roti.
"Nggak" jawab Armand sembari menepuk kepala Sissyl pelan.
"Ga usah modus deh.Kalau suka bilang suka.Kalau nggak ya nggak.Perasaan kok digantung.Kayak jemuran aja." sindir Vera dengan nada datar tanpa mengalihkan pandangannya ke layar ponsel yang digenggamnya.
Ish!
Armand melotot pada Vera.
Maksudnya nyidir gue,gitu?
Bukannya tidak menyadari yang sedang terjadi,Gissele lebih memilih diam dan tersenyum.Dia lebih menikmati pertengkaran konyol teman-temannya daripada kesendiriannya tanpa sahabat.
Terdengar suara berisik dari luar kelas.Gissele menoleh ke sumber suara.Aland dengan muka kusutnya masuk ke dalam kelas,diikuti beberapa siswi yang tidak berhenti bicara.
"Udah gue bilang,tunggu di luar! mau gue suruh lompat kodok lagi,hah!"
teriak Aland pada segerombolan murid baru itu."Tapi kak..."
"KELUAR!" teriak Aland sembari menunjuk pintu keluar.
"Al." panggil Gissele."Ada apa?"
Setelah memastikan gerombolan cewek itu keluar,Aland berbalik menatap Aland.Tatapannya berubah panik dan wajahnya pucat.
"Gue butuh bantuan Gi.Ada masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
UP !!! #wattys2017
ChickLitAsam manisnya kehidupan SMA disaat Cinta, Persahabatan Bahkan Benci menjadi warna dalam kehidupan. Mencari cerita yang mengocok perut dan menguras air mata? Silahkan baca dan selamat datang di dunia putih abu-abu didalam... ...