18.MARAH?

177 10 0
                                    

Hari senin.Hari paling sakral bagi peserta upacara dan hari paling menakutkan bagi para pelanggar ketentuan berseragam di sekolah.

Bu Jasmine,guru BK SMA Merah Putih sudah bersiap didepan gerbang sembari memukul-mukulkan penggaris kayu andalannya pada telapak tangannya sendiri.

Pandangannya tajam meneliti setiap lipatan baju yang tak rapih, rambut murid cowok yang terlalu panjang atau bahkan rok murid cewek yang terlalu pendek.

"Kamu! Ganti rok dulu yang bener sana!" Teriak Bu Jasmine dengan logat Betawi yang kental pada seorang murid cewek yang menggunakan rok 'kekurangan bahan'.

"Itu rambut apa jambul ayam!Haduuuuh!!!" Omelnya lagi pada seorang murid cowok yang poninya sedikit menjuntai panjang.

Sebuah Pajero putih memasuki lahan parkir sekolah disusul dengan Pajero hitam setelahnya.

Armand dan Edo keluar dari mobil  hitam sementara Aland keluar dari mobil putih.

Beberapa murid cewek berteriak histeris seakan melihat personil BTS didepan mereka.

Edo mendecak kesal.Dia tidak pernah suka suasana seperti ini.Bahkan jauh dari sebelum dirinya bertemu Vera.

Sementara Armand terlihat biasa saja padahal biasanya dia akan melirik salah satu atau mungkin dua murid cewek yang penampilannya menarik perhatian.

Dan Aland tetap dengan ekspresi andalannya,cuek dan dingin.

Namun pandangannya menghangat saat melihat salah satu anggota PMR datang menghampiri Bu Jasmine, memberitahukan waktu upacara hampir tiba, supaya gerbang bisa ditutup secepatnya.

"Kenapa gak pake celana bahan?"
Tanya Aland sembari memasuki barisan paling belakang kepada Gissele, petugas PMR itu.

"Gak ada celana yang bersih.Jadi terpaksa pake rok...tapi aku pake celana pendek kok." Bisik Gissele.

"Ada cowok di team kamu kan?"

"Mmm...iya."

"Bagus."

"Hah?" Belum sempat menanyakan maksud perkataannya, perhatian Gissele sudah teralihkan pada pekikan lemah seorang cewek di barisan depan.

"Gi!" Panggil Meisya,team PMR nya,sembari melambaikan tangan.
Memberitahu lokasinya.

Dengan sigap,Gissele menghampiri Meisya dan menolongnya membopong seorang murid yang hampir pingsan.

Pandangan Aland tak bisa lepas dari Gissele yang sedikit membungkuk saat menolong Meisya, mengekspose sedikit lututnya.

Beberapa murid cowok mulai  berbisik- bisik dengan pandangan kurang senonoh.Padahal rok yang Gissele kenakan cukup panjang, melewati lutut.

Aland menggeram kesal.Ingin sekali dia mencongkel mata-mata kotor itu lalu mencucinya dengan Attack Eazy yang mampu menghilang kotoran dengan satu kali kucekkan.

Satu demi satu murid cewek mulai tumbang karena durasi upacara yang cukup panjang dan pidato pemimpin upacara yang berbelit-belit.

Jangankan Gissele dan Meisya. Samudra, ketua PMR pun kerepotan menangani murid-murid cowok yang mengaku pusing atau mual-mual.

Kerepotan memarahi,maksudnya.

Samudra tahu,itu cuma akal-akalan mereka untuk diperiksa petugas PMR cantik, jadi Samudra sibuk mengawasi murid cowok yang berusaha modus dan cari perhatian.

Apalagi salah satu petugas PMR hari ini adalah pacarnya sendiri.

Samudra benci melihat pacarnya berinteraksi dengan cowok lain.

Akhirnya,prosesi upacara berakhir sudah.Aland menghembuskan nafas lega namun disisi lain dia merasa kesal bukan kepalang.

Begitu barisan dibubarkan,dia tidak langsung kembali ke kelas,
Malah menghampiri Gissele yang berdiri di sisi lapangan.

"Ikut aku!"

Aland menarik lengan Gissele sedikit kasar saat meninggalkan lapangan.Melewati lorong sekolah Aland membawa Gissele menuju halaman belakang.

"Aku sudah berusaha menjadi yang kamu minta.Aku berubah.
Aku berusaha mengerti kamu dan mendukung apapun yang kamu inginkan.

Tapi kenapa kamu ga bisa menjaga apa yang aku minta?

Aku ga mau ada satupun cowok yang menatap kamu hina."

Aland menatap gadis dihadapannya,tajam.Nafasnya berat dan memburu,seakan menahan kemarahan yang membuncah didalam dadanya.

"Al..."

"Sesulit itu kah?"

"Al.Aku..."

"Pandangan kotor mereka membuatku jijik." Ucap Aland sembari menunjukan rasa jijik itu lewat ekspresi wajahnya.

"Al...kamu berlebihan."

"Berlebihan?"

Aland terdiam sesaat.Dia terlihat bagaikan gunung es yang bersiap meledak.

"Kamu ga tahu sama sekali apa makna dari 'berlebihan'." Ucapnya sembari perlahan melepaskan genggaman tangannya dan mundur selangkah dari tempatnya berdiri.

"Tolong mengerti prioritasku untuk melindungi kamu.

Aku ga mau kamu terluka lagi."

"Aland..."

Aland mundur selangkah saat Gissele maju selangkah.Dia mengangkat sebelah tangannya,mengisyaratkan Gissele untuk tetap ditempatnya.

"Jangan." Perintahnya tegas.

"Lebih baik sekarang kamu kembali ke kelas.Nanti aku antar sepulang sekolah."

Gissele menundukkan kepalanya dan tangannya terkepal.Dia tidak menyangka Aland bisa sedingin ini disaat marah.

Dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk merajuk.

Aland butuh waktu untuk sendiri.

"Aku balik dulu ke kelas." Pamit Gissele mengalah.

Aland mengangguk pelan dipandanginya punggung Gissele yang perlahan menghilang.

Tangannya mengepal erat.

"Maaf...aku terpaksa...untuk melindungi kamu..."

=============================
Cup...cup...cup...Jezz maafin kok.
Hehehe.

Diatas ada narasi yang Jezz cetak tebal.Colek dikit MPBB karya BayuPermana31 .Tadinya mau taro author's note dibawah narasinya.

Tapi asa teu kudu aja.

Lagian fans bayu baek2 kok.Gak akan nyebut Jezz plagiat karena ngutip sedikit dari MPBB.

Ok.Tentang story ini...Aland dan Gissele mulai berantem lagi.

Dan sedikit spoiler,di part mendatang Jezz akan menghadirkan.......

Jeng! Jeng!

Pokoknya orang ini berkaitan dengan trauma yang Gissele punya sekarang.

Jadi....terus ikuti up ya...

See u sunshine...


UP !!! #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang