21.DEBARAN JANTUNG ALAND

162 6 0
                                    

Gissele mengoleskan lip gloss pada bibirnya lalu membuat gerakan mengecup didepan kaca, sementara Sissyl merapihkan poni ikalnya dan Vera menyemprotkan parfum disela2 lehernya.

"Duuuhhhh...lip gloss nya ketebalan nih Sil." Keluh Gissele.

Sissyl melirikan matanya sedikit lalu menggelengkan kepala.
"Nggak ah.Biasa aja.iya kan Ver?"

Vera mengangguk pelan.

"Apus aja ya?" Katanya sembari mengambil selembar tisu.

"Eit! Jangan!" Cegah Sissyl."Cantik kok."

"Tapi nanti Aland marah." Rengek Gissele.

"Duh.makin kesini Lo makin lebay Gi.
Mana mungkin dia marah cuma gara2 Lo pake lip gloss? Iya ga Ver?"

Yang ditanya, hanya termenung sembari mengangguk pelan.

Sissyl melempar pandangannya pada Gissele lalu menggerakan dagunya,tanda bertanya.
Sementara Gissele menggendikan bahunya tanda tak tahu.

"Ver." Panggil Sissyl sembari melambaikan tangan didepan wajahnya."Vera! Sadar!"

"Ah.apa?...oh iya...iya...gue setuju kok." Jawabnya tidak nyambung.

Sontak Sissyl dan Gissele tertawa mendengarnya.

" Eh,sorry.Apa yang lucu? Gue ketinggalan sesuatu ya...?" Tanyanya polos.

"Pikiran Lo yang ga tahu ketinggalan dimana Ver." Gurau Gissele.

"Eh...gitu ya...maaf deh...tadi lagi ngomongin apa?" Tanyanya lagi.

"E...eh...kita udah dijemput nih.Mas genderewo dah nunggu di luar." Ucap Sissyl sembari menatap ponselnya sendiri.

"Hush.Masa ke cowok sendiri manggilnya gitu." Kata Gissele.

"Hehe...maaf...kebiasaan. Ayo!" Ajak Sissyl sembari menarik Gissele ke depan rumahnya.

Ya,semalam mereka bertiga menginap di rumah Sissyl untuk mengerjakan tugas dari Pak Toni,membuat miniatur rumah dari stik es cream.

Dengan hati-hati Gissele membawa miniatur itu dengan kedua tangannya.
Pandangannya terus tertunduk ke lantai,berjalan hati-hati agar tidak menjatuhkan miniatur tersebut.

"Hati-hati."

Gissele mengangkat kepalanya, tak menyadari dia hampir terantuk pintu saat menunduk.

Aland berdiri di hadapannya. Dengan sorot mata tenang seperti biasa dan sebelah tangannya menghalangi pintu, seakan berusaha melindungi dahi Gissele dari benturan.

"Hehe...maaf..." Ucapnya sembari menggigit lidahnya sendiri.

"Kamu...dandan?"

Gissele menunduk malu.Terbersit sedikit rasa takut dalam pikirannya. Takut akan kemarahan Aland yang pasti berujung pertengkaran.

"Biar aku yang bawa."
Diluar perkiraan Aland terlihat tenang,dia mengambil miniatur itu dari tangan Gissele lalu berbalik pergi menuju mobil.

***
Didalam mobil Aland tak banyak bicara.Dia hanya sesekali mengangguk atau menjawab singkat.

Yang lebih aneh lagi,Edo dan Vera yang kebetulan menumpang di kursi belakang sama-sama terdiam seakan sedang larut dengan pemikirannya masing-masing.

Tak sampai 30 menit kemudian mereka sampai di tempat parkir sekolah.
Vera menggunakan ucapan terima kasih lalu buru-buru keluar yang langsung disusul Edo dibelakangnya.

Entah kenapa Edo terlihat hati-hati dalam berkata seakan-akan berhadapan dengan singa yang siap menerkamnya,sementara Vera hanya bersidekap,membangun dinding es diantara mereka.

Entah apa yang mereka ributkan karena Gissele masih duduk didalam mobil.

Perlahan dia membuka pintu mobil,namun pintu itu tertutup kembali saat Aland menariknya kedalam.

Gissele menatap Aland kaget bercampur bingung,ditambah posisi mereka yang begitu dekat membuatnya tak bisa bernafas.

"Al..."

"Aku hanya akan mengatakannya sekali."

Mati gue...dia pasti marah.

Aland menarik nafas panjang lalu mengambil sesuatu dari atas dashboard mobilnya.

"Kamu terlihat cantik hari ini." Katanya sembari mengusap sehelai tissue pada bibir Gissele yang kemerahan.

"Dan aku suka saat kamu terlihat cantik."

Bluuush...kedua pipi Gissele langsung memerah mendengarnya.

"Tapi biarkan hanya aku saja yang melihatnya,orang lain jangan."

Cup.

Tanpa aba-aba,Aland mengecup bibir Gissele dengan lembut.Membuat kedua matanya membulat dan secara reflek menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

Aland terkekeh pelan.
Kecupan kilat seperti itu pun bisa membuat jantungnya ikut berdebar kencang.
Itu sebabnya Aland tidak suka Gissele menunjukkan bibirnya yang memerah kepada cowok lain.
Bibir merah ranum itu dapat membuat keimanan seseorang goyah.

Cukup jantungku saja yang berdebar kencang menatap kamu Gi.
Orang lain jangan.

************************************

Hai Sunshine,

Sudah lama kita tak bertemu.
Maaf karena update yang sangat slow.

Tadinya Up akan aku unpublish karena ide yang bener2 udah stuck.

Tapi melihat antusias temen2, aku berusaha melanjutkannya lagi sampai tamat.

Doain Jezz tetep Istiqomah melanjutkannya ya...

Love you sunshine...

UP !!! #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang