6. RINDU

249 14 0
                                    

Aland duduk manis di dalam kelas sembari menyenderkan kepala pada lipatan lengannya.

Terutas senyum manis diwajahnya saat memandang wajah manis yang tertidur lelap di sampingnya.

Entah sudah berapa kali dia mengamati sosok bidadari di depannya.Bulu matanya yang lentik,hidungnya yang mancung dan rambutnya yang kecoklatan.

Sungguh,dia cantik luar biasa.

"Ngg..." bidadari itu menggeliat gelisah saat secercah cahaya dari lubang vertilasi menerpa wajahnya.

Aland mengangkat tangannya untuk menghalangi cahaya.Dia tidak mau bidadari itu terbagun dari mimpi indahnya.

Dia tidak mau bidadari itu terbagun dari mimpi indahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi!"

"Sssstttt!!!" bisik Aland sembari menoleh ke arah suara.

"Eh,maaf kak.ini ada kiriman bubur dari kak Vera." kata cowok berkaca mata tebal itu gugup.

Alan mengisyaratkan cowok itu untuk meletakan barang bawaannya dan pergi.Bahkan dia sempat melotot saat cowok itu melirik Gissele yang sedang tertidur.

Ya.Sejak awal istirahat Aland menemani Gissele yang tertidur di dalam kelas.

Dia pun yang memastikan tidak ada yang mengganggu dengan cara mengusir semua murid kelas sampai waktu istirahat berakhir.

Tapi sekarang Giselle harus makan.

"Gi...bangun..." ucapnya lembut. "Makan dulu."

Perlahan bulu mata lentik Gissele bergerak,dahinya mengernyit.Dia membuka kedua matanya lalu menggeliat dan menguap kecil,persis seperti kucing.

Lucu...

Cepat-cepat Aland memalingkan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.

"Mmm...Vera ngirim bubur.Makan dulu gih.Gue pergi dulu." pamitnya.

"Al."

Suara itu membuat gerakannya terhenti.

"Makan aja disini.Gue juga bawa bekel kok.Cuma lagi males makan nasi aja."ucapnya dengan nada datar.

Sesaat Aland tertegun. Mengamati perubahan sikap Gissele untuk yang kesekian kalinya.Kemarin mengusirnya dari kamar,sekarang mengajak makan bersama.

Gissele merogoh tas nya,mengeluarkan sebuah kotak bekal berwarna merah lalu meletakannya dihadapan Aland.

Sesaat mereeka mengunyah makanan mereka dalam keheningan.Tidak ada yang memulai pembicaraan lebih dulu.

Kok berasa makan di kuburan yak? sepi amat .gerutu Aland dalam hati.

"Eh,bagi ya." ucap Giselle sambil mencomot sepotong sosis dari kotak bekal sebelum Aland selesai mengunyah makanan di mulutnya.

"Kebiasaan deh.Tar ujung-ujungnya gue ngabisin nasi gorengnya doang." gerutu Aland.

Padahal dalam hati dia ingin loncat indah sambil koprol saking senangnya melihat sikap Gissel yang sudah kembali seperti semula.

Gissele terkekeh melihat Aland yang cemberut disampingnya.

Jujur,dia sangat merindukan masa-masa seperti ini.

Masa dimana yang ada hanya pertengkaran dan tawa.

Masa dimana perasaan diantara mereka tidak menjadi beban.

Masa dimana mereka bisa saling melengkapi tanpa keinginan saling memiliki.

Lalu untuk apa Gissele menyiksa diri sendiri dengan perasaan yang dia sebut cinta?

Untuk harga diri?
Untuk dendam?

Akhirnya dia mengerti bahwa dendam hanya akan menjadikan dirinya semakin terpuruk.

Jalan terbaik adalah melupakan,memaafkan dan mengikhlaskan.

Meskipun sulit.

"Al." panggil Gissele.

"Mmm." jawab Aland sembari menghabiskan makanannya.

"Dah lama kita ga ke bukit bintang ya...Kesana yuk?"

"Tar malem?"

Gissele menggelengkan kepalanya.
"Macet."

"Trus?"

"Pulang sekolah aja.Ajak Armand sama Edo."

"Panas..."

"Ish! ga usah sok manja deh.Malu tuh sama jakun."

"Gue ada latihan basket hari ini.Masa abis latihan langsung cabut?kan cape..."

"Sekali lagi lu sok imut,gue tabok nih." ancam Gissele.
"Ya udah,tar malem aja."ucap Gissele setuju.

Aland tersenyum sumringah. Dia membereskan kotak bekalnya lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Tar malem gue jemput ke rumah ya."

Gissele mengangguk, memandang punggung Aland yang perlahan jauh menghilang.

Terasa desiran hangat di dalam dadanya.Seakan kehangatan itu menyembuhkan sedikit demi sedikit luka yang tersimpan dalam hatinya.

Tak bisa dipungkiri,Aland telah meninggalkan luka yang teramat dalam namun luka ini pula yang selalu mengingatkan kehadiran seseorang yang dulu pernah mengisi hari-harinya dengan tawa dan cinta.

Gissele menarik nafas panjang.
Dia merasa sudah berada di jalan yang benar sekarang.
Kini,tinggal satu hal lagi yang harus dia lakukan untuk membebaskan hatinya dari beban masa lalu.

Melepaskan cintanya ditempat dirinya merasakan perasaan itu untuk pertama kali.

=========================
Ada yang kirim DM ke saya,kenapa baru di part awal udah ada konflik.

Well...saya selalu ingin membuat ide cerita yang anti mainstreen dan sulit ditebak alur ceritanya.Hehehe

Jadi,ikuti saja cerita ini.Kamu akan dibawa pada plot backward dan foward.Akan banyak kejutan-kejutan yang bikin ngenes dan baper.

Last but not least...

Minta vote dan comment nya donk.

Saya ga munafik.
Saya butuh kedua hal itu untuk menambah semangat saya dan mengetahui kekurangan saya dalam menulis.

Bukankah tujuan kita menulis untuk mendapat apresiasi?

So....please....please...please

Push the star please.....
II
II
II
V

UP !!! #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang