Matahari sudah lama naik dari peraduannya saat Aland masih asyik berbaring diatas tempat tidur sembari memeluk guling kesayangannya.
Tercetak senyum lebar pada wajahnya saat menatap layar ponsel dihadapannya.
"Ngapain senyum-senyum?" kata seseorang lewat video call.
Aland hanya tersenyum kembali seperti orang gila. Padahal sudah jelas orang diseberang sana sedang meluapkan kekesalannya.
"Aku tuh lagi marah Alaaaand." rengeknya frustasi.
Aland mendengus geli. "Iya...iya...aku denger kok."
Gissele,sosok dibalik ponsel itu cemberut."Walaupun kamu masih di skors,jangan males-malesan di rumah. Nanti aku ke rumah kmu bawain catatan dan PR."
"Aku jemput."
"Ga usah.Aku kesana sendiri aja."
"Naik apa?angkot?taxi? Ga aman Gi."
"Aku bisa nebeng Juna..."
"Aku bakar motornya kalau kmu berani nebeng sama dia." katanya datar.Tanpa ekspresi.Membuat mata Gissele melotot mendengarnya.
"Ish!Serem amat!" desis Gissele tak percaya.
"Pokoknya aku jemput.Jangan nebeng sama Juna." ultimatumnya tegas.
"Iya.Iya...Bu stefi datang.Aku tutup dulu ya."
Pip
Koneksi video call tertutup.
Aland menatap layar ponselnya tak percaya.Bisa-bisanya Gissele berpikir untuk nebeng cowok lain ke rumahnya.
Lebih baik bagi Aland, menjemput Gissele berjalan kaki dari rumahnya daripada melihat cewek yang disayanginya satu motor dengan cowok lain.
Ok.Mereka memang bersahabat dari kecil.Tak seharusnya Aland memcurigai Juna.Tapi entah kenapa dia hanya....tidak menyukainya.
Tidak.Aland tidak membenci Juna.
Tapi lebih baik cowok itu menjauh dari miliknya.
Aland menghembus kasar.Dinyalakannya ponsel lalu ditekannya sebuah nomor.
Tut...tut...tut...Klek
"Yo Al." sapa seseorang disebrang sana.
Aland berdeham sekali."Lu masuk sekolah kan Do?" tanyanya pelan.
"Mmm...emang kenapa."
"Gue pengen lu cek sesuatu di data siswa.Datanya ada di ruang OSIS.'
"Oh.Ok.Gampang.Emangnya Ada apa Al?Kayaknya serius amat."
"Ga ada apa-apa.Gue cuma penasaran."
"Ok.Namanya siapa?"
Aland menarik nafas panjang.
Dia tak ingin menyalahgunakan wewenangnya sebagai ketua OSIS namun cuma ini satu-satuny cara untuk menghilangkan kecurigaannya."Juna." katanya singkat.
"Arjuna Baryn namanya..."
***
Gissele melirik jam tangannya penuh semangatSudah jam 1 siang.Aland pasti sudah tiba di gerbang sekolah
"Syl,gue pulang duluan ya.Tar sore gue ke rumah lu ya."
"Iiiihhh...Gigi...masa gue di tinggal sih? Vera juga pulang bareng Edo.Gue bareng siapa donk?"
"Mmm...biasanya bareng Armand kan?"
"Iiihhh...ogah! Males amat bareng pulang sama genderewo playboy." semburnya kesal.
"Hah.Tumben.Kalian lagi berantem ya?" tanyanya sembari memasukkan tempat pensil kedalam tasnya.
Sissyl mendesis kesal lalu merengek sembari menggoyang-goyangkan bahu Gissele.
"Gigi...ikuuuut!" rengeknya manja.
"Iya...iya...yuk.Aland pasti udah nunggu di luar gerbang."ajak Gissele sembari beranjak dari tempat duduknya,Sissyl mengikutinya kemudian.
Langkah Gissele dan Sissyl terhenti di lapangan parkir saat segerombolan siswi berteriak-teriak seakan ada Manurios di hadapan mereka.
Gissele dan Sissyl saling bertukar pandang.
Sissyl menggendikkan bahunya tanda tak mengerti sementara Gissele melangkah menuju kerumunan sembari sedikit berjingjit melihat ada apa diluar sana.Matanya melebar saat melihat dua sosok yang dikenalnya sedang berdiri didepan mobilnya masing-masing.
Memakai jaket berwarna biru dengan logo klub basket sekolah dan jeans berwarna pudar juga berkaca mata hitam dan penampilan rambut mereka yang ber- pomade,
Sungguh mereka terlihat seperti artis yang nyasar lokasi syuting.
"Aland?" panggil Gissele.
Cowok yang dipanggilnya itu pun menengok ke arah suara.
Melihat Gissele yang terhimpit dan terdorong para penggemarnya,Aland langsung bergerak dan menarik Gissele ke dalam pelukannya.Membuat kebayakan dari mereka mendesah kecewa."Kalian mau bubar atau gue masukin nama kalian di buku black list hah?" ancamnya pelan.
"BUBAR WOI!!! DASAR CABE KURANG BELAIAN!" teriak Edo yang datang dengan motor sport nya.Vera duduk dengan tenang dibelakangnya
Armand yang sedari tadi diam tiba-tiba menghampiri kerumunan dan menarik-
Ralat.Mengangkat seseorang dari kerumunan itu.Persis seperti seorang Ayah yang mengangkat anaknya saat kecil.Matanya menatap tajam pada kerumunan itu.Pandangan yang mampu mereka bergidik ngeri dan memutuskan untuk membubarkan diri.
"Kamu ga apa-apa?" Tanya Armand kuatir.
Bukannya menjawab,Sissyl malah memukul bahu Armand.
"Turunin!" Perintahnya.Armand menuruti perintah Sissyl tanpa melawan,namun tendangan keras di tulang keringnya membuat Aland menyeringai kesakitan.
"Rasain! Sissyl udah diajarin sama Vera untuk nendang yang baik dan benar." Ucapnya bangga.
Sontak Aland dan Edo tertawa renyah menyaksikan Armand melompat-lompat kesakitan.
"Ayo ikut." ucap Aland sembari membawa Gissele masuk kedalam mobil.
"Eh...Sissyl..."
"Biarkan mereka bereskan masalahnya sendiri.Kita jangan ikut campur." ucapnya tegas.
Edo mengetuk pintu mobil Aland pelan lalu menunjuk ke arah kanan.
Aland menjawab dengan anggukan kepala dan menghidupkan mesin mobilnya.
"Kita mau kemana?" tanya Gissele penasaran.
"Suatu tempat..." jawab Aland misterius sembari menginjak pedal gas dan membawa mobil itu melaju entah kemana.....
=============================
Hai
Maaf Jezz baru bisa update sekarang karena lagi sibuk ama story yang satu lagi.
Tapi tenang,Jezz sempatin update malam-malam gini demi kalian para pembaca dan follower yang setia menunggu dalam diam.Hehehe...
SO...Don't forget to read my new story
CUPCAKE KISS
Dah gitu aja.
Love you sunshine
KAMU SEDANG MEMBACA
UP !!! #wattys2017
ChickLitAsam manisnya kehidupan SMA disaat Cinta, Persahabatan Bahkan Benci menjadi warna dalam kehidupan. Mencari cerita yang mengocok perut dan menguras air mata? Silahkan baca dan selamat datang di dunia putih abu-abu didalam... ...