"KALIAN PIKIR SEKOLAH INI RING TINJU?APA PASAR? BERANI-BERANINYA KALIAN BUAT KERIBUTAN!!" sembur Pak Ahmad,kepala sekolah SMA Merah putih.Matanya melotot dan kumisnya berkedut penuh amarah menghadapi 3 siswa didepannya.
"Saya dipukul duluan pak." adu salah satu diantara mereka.
2 siswa yang berdiri disampingnya sontak melemparkan tatapan tajam ke arahnya.
"Aland,apa itu benar?" tanya pria berambut klimis itu dengan satu oktaf lebih rendah.
Aland mengangguk mantap.Toh berkilah apapun tidak akan meringankan kesalahannya.
Dan lagi,dia benci kebohongan.
"Kamu juga ikut-ikutan Armand?" tanyanya dengan satu oktaf yang dinaikan lagi.
Armand menegakkan tubuhnya dan mengangkat dagunya tegap.
"Iya pa."Pria berumur diujung 40 itu menepuk dahinya lalu menggeleng pelan."Kalau yang berbuat salah secepat ini mengaku jujur seperti kalian,bapak yakin dunia akan damai." katanya pelan.
"Karena penjara penuh! Udah tahu yang kalian lakukan salah,kenapa masih dilakukan haaaa?" lanjutnya geram.
Ketiga siswa itu terdiam.Entah menyimak atau ingin ceramah kepala sekolah cepat berakhir.
"Aland.Bapak kecewa sama kamu.Dulu kamu memang trouble maker disini,tapi bapak pikir kamu sudah berubah.Apalagi sepulang dari London kamu membawa sekolah kita menjadi pemenang liga basket nasional.Karena itu bapak tunjuk kamu jadi ketua OSIS.
Tapi kenapa kamu seperti ini lagi hah...apa kamu tahu,bagaimana tanggung jawab bapak sama pendiri sekolah ini,Pak Edward? bagaimana bapak menjelaskan cucu---"
"Tidak usah bawa-bawa kakek saya pak.Saya bertangggung jawab penuh atas masalah ini." Potong Aland tegas membuat kepala sekolah tertegun sesaat.
"Baik.Karena kalian berdua sudah mengaku salah...Dirgo,kamu bisa kembali ke kelas." ucapnya pada Dirgo,korban Aland yang ke-7 hari ini.
"Sementara kalian berdua.. Kalian bapak skors 3 hari dan orang tua kalian akan dipanggil ke sekolah, besok."
Armand mengangguk mengerti.3 hari skors masih lebih baik daripada dikeluarkan dari sekolah.
"Lah!!" teriak Dirgo saat membuka pintu.Kaget mendapati Gissele berdiri di balik pintu."Gissele?"
Seketika,mata Aland melebar,menyadari mulut besar Dirgo akan membeberkan tujuan Aland memukulnya hari ini.
Aland mengangguk hormat dan berbalik pergi.Armand mengikuti kemudian.
Dengan langkah lebar dia menghampiri Dirgo dan menarik bahunya kebelakang.
"Ikut gue." ucapnya singkat sembari menggenggam tangan Gissele erat dan membawanya pergi.
***
Puluhan pasang mata mengikuti arah Gissele dan Aland melangkah.
Bukan hanya karena mereka berjalan beriringan tapi mereka juga saling berpegangan tangan.
Ralat.Aland yang menggenggam tangan Gissele dan menariknya seperti kuda.
Sementara Gissele hanya bisa meringis kesakitan sembari menutup wajahnya karena sadar mereka sedang menjadi tontonan sekarang."Aland..." panggilnya pelan.
Seakan tak mendengarkan apapun,Aland terus menariknya sampai ke halaman belakang sekolah.
"Aland ih!" teriak Gissele sembari menepis tangan Aland kasar.
"Sakit tahu!" lanjutnya sembari mengusap pergelangan tangannya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
UP !!! #wattys2017
ChickLitAsam manisnya kehidupan SMA disaat Cinta, Persahabatan Bahkan Benci menjadi warna dalam kehidupan. Mencari cerita yang mengocok perut dan menguras air mata? Silahkan baca dan selamat datang di dunia putih abu-abu didalam... ...