2. Menginap

4.9K 325 9
                                    

Pemuda itu menyesap kopinya pelan, menyisakan seperempat lagi dicangkir dihadapannya. Ia masih sibuk berbicara dengan seseorang yang berada entah dimana melalui ponsel ditangan kirinya.

"Hn.. Ya Ibu.... baiklah.... Iya iya... nanti akan kusuruh dia menginap.... hn. Dah.." Pemuda itu mengakhiri pembicaraannya dan meletakkan ponselnya di meja dihadapannya. Ia lalu menyesap lagi kopinya yang tersisa hingga habis.

"Kuliahmu selesai jam berapa?" tanya pemuda itu pada gadis dihadapannya.

Ia melirik jam tangannya sebentar lalu kembali menatap pemuda dihadapannya itu, berkata pelan, "Jam 5."

Pemuda itu beranjak dari tempatnya, mengambil ranselnya. "Jam 5. Jangan kemana-mana. Kujemput kau nanti. Aku pergi dulu," ucap pemuda itu sebelum berlalu meninggalkan sang gadis.

Sakura -gadis itu- hanya bisa mengangguk mengiyakan peryataan Sasuke yang dia bilang akan menjemputnya.

Sebenarnya ia agak bingung dengan sikap Sasuke hari ini. Entah kenapa rasanya pemuda itu menjadi agak dingin dan posesif sekali terhadap dirinya. Mengantarnya kuliah, makan siang harus bersamanya, ia tidak diperbolehkan berbincang dengan laki-laki lain. Dan sekarang menjemputnya. Tidak biasanya pemuda itu seperti ini. Tapi yah Sakura tak protes atas sikap pemuda itu. karena jujur, gadis itu senang mendapatkannya. Sebenarnya ia tak mau berharap, tapi apakah mungkin Sasuke menyukainya?

Sakura menggelengkan kepalanya tanpa sadar. Tentu saja itu tidak mungkin. Jelas-jelas tadi ia lihat pemuda itu dan Shion sedang berduaan berbincang entah apa -sebelum Sasuke menghampirinya di kantin- dan mereka terlihat senang sekali. Sambil sesekali tertawa bersama, sebelum akhirnya Shion pamit meninggalkannya karena temannya menghampiri.

"Sa-ku-ra-cha-n!"

"Kyaaa!" Refleks Sakura berteriak kaget karena seseorang tiba-tiba berbisik di telinga kanannya. Gadis itu buru-buru menutup kedua telinganya.

Kepalanya berbalik ketika ia mendengar suara tawa dibelakangnya. Pemuda berambut merah bata bertato 'Ai' sedang tertawa sambil melihatnya.

"Gaara-kun!" serunya kesal.

Pemuda itu mengambil tempat dihadapan Sakura, tempat yang sebelumnya ditempati Sasuke. Ia masih belum meredakan tawanya melihat wajah kesal Sakura yang tertuju padanya. "Hahaha kau lucu sekali Saku," ucapnya disela-sela tawanya.

"Kau menyebalkan sekali sih! Jangan mengagetkanku seperti tadi! Itu tidak lucu tau!"

"Aku tidak mengagetkanmu. Aku hanya berbisik ditelingamu," ujarnya dengan tampang polos yang dibuat-buat.

"Sama saja kau mengagetkanku, Gaara-kun!" Gadis itu berdecak sebal sebelum akhirnya membereskan barang-barangnya dan menyampirkan ransel dipunggungnya. Gaara yang melihat itu akhirnya menghentikan tawanya. Gawat, gadis itu benar-benar marah.

"Hei hei, kau mau kemana? Aku 'kan baru saja sampai."

"Menjauh dari orang menyebalkan," desisnya sambil memandang sinis Gaara.

"Hei ayolah, aku minta maaf, oke? Tidak akan kuulangi aku janji." Pemuda itu memasang tampang polosnya yang membuat Sakura luluh seketika. Oh, ayolah.. siapa yang tidak luluh oleh pemuda setampan dia? Hanya orang tidak waras tentu saja.

Gadis itu akhirnya mendudukan dirinya kembali dikursinya, setelah sebelumnya sempat berdiri. Ia menaruh ranselnya dikursi sebelahnya lalu menyesap minumannya yang belum habis.

"Kau sedang santai?" tanya Sakura akhirnya. Tak biasanya ia melihat Gaara berkeliaran siang-siang begini.

"Mm.. ya, dosenku tidak masuk katanya dia ada urusan, jadi aku tak ada kelas siang ini," jawabnya yang hanya ditanggapi 'oh' dari Sakura. "Kau sendiri?"

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang