14. Remember

3.1K 192 1
                                    

Normal POV

Sasuke mengemasi barang-barangnya lalu keluar dari perpustakaan. Pemuda itu baru saja mencari buku untuk tugas kuliahnya yang baru. Ia tidak melihat jalannya, ketika seseorang tiba-tiba tak sengaja menabraknya dan membuat buku-bukunya terjatuh ke lantai.

"Ah, maaf. Kau tak apa?"

Matanya melirik sang penabrak. Gaara Sabaku. Salah satu orang yang termasuk dalam daftar orang yang tidak disukainya dan menempati urutan teratas setelah Shion. Sasuke mengambil bukunya dari tangan pemuda berambut merah itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia hendak saja pergi jika suara pemuda itu tak menghentikannya.

"Apa maumu?" tanyanya dingin.

"Aku hanya bertanya, jadi kau sudah putus dengan Shion, eh?" jawabnya tak kalah dingin.

"Kalau iya kenapa? Lagipula itu bukan urusanmu." Mereka saling membelakangi sekarang.

"Tentu saja urusanku. Aku tau, kau menyukai Sakuraku 'kan?" ucapnya, menekankan kata 'ku' pada kata Sakuraku.

Sasuke mengepalkan tangannya geram sebelum akhirnya kembali melonggar. Ia menghela nafas menenangkan emosinya. Sudut bibirnya terangkat membuat seringaian. "Jadi kau sudah tau, eh? Ya, aku menyukai Sakura, tidak. Aku mencintainya. Dan aku akan segera merebutnya darimu. Ingat itu," ujarnya lalu pergi meninggalkan Gaara disana.

Gaara mendengus. "Ya, kau benar. Sakura bahkan tidak melihatku sebagai kekasihnya sama sekali," ucapnya pelan. Matanya nanar memandang lantai tempatnya berpijak.

Gaara berusaha mengenyahkan pikirannya tentang itu. Ia memilih untuk melanjutkan perjalanannya, tapi dering ponsel menghentikannya.

"Moshi-moshi."

"Moshi-moshi, Gaara-kun."

"Ada apa menelfonku? Kau merindukanku, eh?" godanya.

"Bu-bukan begitu! Itu.. kau menjemputku nanti 'kan?" tanya gadis itu ragu-ragu.

Gaara melirik jam tangannya. Masih satu setengah jam sampai Sakura selesai dengan kelasnya. "Ya. Tentu saja."

"Um.. apa kau tak keberatan jika nanti kita ke taman kota dulu? Aku ingin takoyaki.."

Gaara mengulas senyum di bibirnya. "Hm.. jadi kau mau takoyaki?"

"Ya. Apa aku akan mendapatkannya?"

"Tentu saja, Hime. Aku akan menjemputmu nanti sore. Tunggu aku, hm?"

"Ya! Tentu! Jangan terlambat ya!"

Senyumnya semakin lebar mendengar suara gadis itu yang bersemangat. "Siap, laksanakan komandan!" Ia bisa mendengar Sakura tertawa kecil di sebrang telfon. Mereka lalu mengakhiri percakapan karena Sakura harus segera masuk kelas.

Gaara tersenyum seraya memasukkan ponselnya kedalam saku jaketnya. Masih ada waktu sampai jam lima, sebaiknya ia pergi kemana? Terlalu bosan hanya diam di kampus, itu hanya akan membuat waktunya terasa lebih lama. Lebih baik ia pergi keluar, sebentar. Café sepertinya pilihan yang bagus.

Gaara memutuskan untuk bersantai di café dekat taman kota sembari menunggu Sakura selesai dengan kuliahnya. Diam di perpustakaan terus terkadang membuatnya bosan juga.

.

Satu jam berlalu semenjak Gaara memasuki café yang ia tempati sekarang. Gaara melirik jam tangannya. Tinggal setengah jam lagi sampai Sakura selesai dengan kelasnya. Ia akhirnya memutuskan untuk beranjak dari sana, kembali ke kampus.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang