17. Up

3.2K 204 7
                                    

Normal POV

Sasuke sedang membaca sembari menggarisi bagian-bagian penting dari isi bacaan tersebut sambil sesekali menyeruput white coffee-nya saat seseorang datang dengan perasaan kesalnya dan menyambar minumannya. Ia yang menjadi korban hanya bisa diam memperhatikan orang itu mengumpat sambil menghabiskan sisa kopinya. Enak sekali dia.

"Toneri sialan!" umpat orang itu untuk yang kesekian kalinya. Ia meletakkan gelas kopi Sasuke yang isinya telah diseruput habis.

Sasuke menghela nafas pelan sebelum bertanya, "ada apa dengan Toneri?"

"Dia mengajak Hinata-chan ke pesta! Dia bilang dia akan menjemputnya! Dan berdansa dengannya! Dan mengantarnya pulang lagi! Menyebalkan sekali orang Otsususapi itu!"

Otsusu.. apa? "Kau kesal dia mengajak Hinata, eh?"

"Tentu saja! Harusnya 'kan aku yang mengajaknya!"

"Kenapa tidak kau ajak saja dia kalau begitu?"

Seketika hening. "I-itu... aku tak berani..." cicitnya pelan.

Sasuke tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. Ia tidak mau orang lain mengajak gadis yang disukainya pergi, tapi dia sendiri tak berani mengajak gadis itu pergi. "Jangan marah kalau begitu."

Dan emosinya kembali memuncak. "Hah?! Hei, memangnya kau tidak kesal jika ditikung begitu hah?!"

Sasuke kembali menghela nafas. "Sudahlah. Daripada kau marah-marah tak jelas, lebih baik kau belikan aku kopi lagi, Dobe."

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau menghabiskan kopiku, Naruto-baka!"

Naruto yang tak mau kalah memincingkan matanya tajam seraya berseu, "hei, siapa yang kau panggil baka, baka!"

Dan ketika mereka sedang adu mulut, seseorang datang. Membuat keduanya mengalihkan perhatian. Dan Naruto langsung terdiam saat itu juga. Salah tingkah.

"Eh, Hinata-chan.. ada apa?"

"Maaf menganggu, aku mau mengembalikan ini pada Naruto-kun," ucap gadis Hyuuga itu sembari menyerahkan buku tulis yang dipinjamnya dari sang Uzumaki.

"Hinata." Mereka berdua menoleh -Hinata dan Naruto.

"Ya?"

"Apa Toneri mengajakmu ke pesta dansa akhir pekan nanti?" tanya Sasuke. Naruto menatapnya tajam, tapi ia sama sekali tak menghiraukannya.

"Eh? I-iya."

"Jangan terima." Kini mereka menatapnya bingung. "Tolak dia dan pergi dengan Si Payah Naruto," lanjutnya.

Perkataannya sukses membuat kedua insan itu merona. "A-apa maksudmu, Teme?!" seru pemuda Uzumaki itu gelagapan. Ia benar-benar tak menyangka Sasuke akan mengucapkan itu pada Hinata. Jelas saja ia malu!

"Eh? Na-naruto-kun? Kenapa?"

"Dia marah-marah padaku karena melihat Toneri mengajakmu ke pesta dansa, tapi ia sendiri tidak bisa mengajakmu kesana." Sasuke dengan santai menyenderkan punggungnya pada punggung kursi, sama sekali tak menghiraukan Naruto yang mengoceh entah apa.

"Na-naruto-kun bilang begitu?" tanya Hinata setengah tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Eh? N-naruto-kun... ingin mengajakku ke pesta dansa?"

"Ya. Tapi dia terlalu pengecut untuk mengajakmu. Pokoknya, terima saja ya." Sasuke melirik jam tangannya, tak menghiraukan Naruto yang menatapnya tajam dengan tatapan sialan-kau-Teme! Terlihat sekali kalau pemuda Uzumaki itu ingin mengomel padanya, tapi ditahannya karena ada Hinata. "Kalau begitu, aku duluan ya. Dah," ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka berdua disana dalam keadaan canggung. Dalam hati Naruto merutuk sahabatnya yang satu itu.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang