4. Date?

3.4K 286 14
                                    

Sakura POV

"Ja..dian..? kau.. dan.. Shion-san?"

Suaraku tercekat. Apa maksudnya ini? Sasuke-kun jadian dengan Shion-san? Aku tahu hari ini akan datang, tapi kenapa cepat sekali? Tidak. Bukan cepat, tapi aku yang tidak rela Sasuke-kun jadian dengannya. Tentu saja karena aku menyukainya. Tapi sayangnya ia tak pernah sadar perasaan itu.

"Hn. Shion bilang dia menyukaiku," ucap Sasuke-kun dengan semburat merah tipis di pipi. Ia memalingkan matanya, menghindari kontak mata denganku. Ia tersipu. Dan hatiku berdenyut melihatnya.

"Dan.. kau menerimanya?"

"Ya."

Aku harus berusaha keras menahan air mata yang mendesak keluar dari mataku. Tapi tidak berhasil. Untungnya saat aku menangis Sasuke-kun tidak melihatnya. Aku buru-buru menyeka air mataku lalu berusaha menunjukkan tampang pura-pura bahagia atas hubungannya dan Shion-san. Aku tidak boleh terlihat sedih di hadapannya.

"Oh, tentu saja! Selamat ya Sasuke-kun! Kau memang cocok dengannya. Aku harap hubungan kalian bahagia!" Sasuke-kun menoleh padaku lalu tersenyum tipis melihat aku tersenyum padanya.

"Terima kasih Sakura. Kau memang sahabat terbaikku," ucapnya tanpa menghapus senyum dari wajahnya. Ia terlihat bahagia sekali. Tentu saja. Orang yang disukainya mempunyai perasaan yang sama dengannya. Sedangkan aku disini tersakiti karenanya.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Aku sudah janji mengantarnya pulang hari ini. Kau tak apa 'kan?" Mengantarnya pulang. Tentu saja aku sangat tidak apa-apa. Kau sering meninggalkanku demi dirinya Sasu. Bahkan sebelum dia menjadi pacarmu.

Aku mengangguk pelan, memasang senyum palsu.

"Tentu. Pergilah." Sasuke-kun pergi setelahnya, menghampiri Shion-san yang sudah menunggunya entah dimana.

Tanganku tergerak menyentuh dadaku yang berdenyut. Apa sesakit ini rasanya patah hati? Rasanya sangat menyakitkan. Air mata mulai membasahi mataku, turun perlahan melalui pipiku. Awan mendung berkumpul diatas kepala. Petir mulai datang bersahut-sahutan. Seolah tahu apa yang sedang kurasakan, langit mulai menangis bersamaku. Orang-orang pergi berteduh, sedangkan aku terdiam sendiri ditaman tanpa ada yang menemani.

Aku berteriak ditengah hujan. Mencoba meluapkan emosiku. Tak peduli orang mau memikirkan apa tentangku. Kepalaku penuh dengan kejadian beberapa menit lalu yang terus terulang. Diam dibawah hujan badai memang bukan ide yang bagus. Terbukti tiga hari berikutnya aku sakit dan berhalangan masuk kuliah. Sasuke-kun sempat menjengukku dan bertanya kenapa aku bisa sampai sakit seperti ini. Dan merasa bersalah ketika aku bilang aku kehujanan dan tak ada yang mengantar pulang karena ia pulang dengan Shion-san waktu itu.

Tapi aku bilang aku baik dan paham karena sekarang gadis itu sudah menjadi pacarnya. Dan mempunyai pacar tentu saja membuat waktu yang biasa kuhabiskan dengan Sasuke-kun berkurang karna gadis itu. Sasuke-kun lebih sering menghabiskan waktu bersamanya. Terkadang aku cemburu melihat mereka bersama.

Aku tidak menyukai ini. aku harus menahan rasa sakit di dadaku yang berdenyut setiap kali melihat orang yang kusukai empat tahun belakangan ini bersama dan menjadi milik orang lain. Sangat mudah untuk Shion-san untuk mengambil hati Sasuke-kun . Sedangkan aku? Empat tahun bersama, tapi sama sekali tak ada kemajuan yang berarti. Kemajuan pun hanya sekedar dari teman menjadi sahabat.

"Sakura?" Aku menoleh ketika seseorang memanggil namaku. Suaranya seperti tak asing. Siapa?

"Karin?" Tanyaku memastikan. Apa dia benar-benar Karin?

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang