1

104K 2.9K 143
                                    


Alvara pov.

"Kak vara..!!!!!"

"Apasih,stop panggil aku vara jeany."

"Kakak berisik tau gak, kedengeran banget sampai sini.!!

Aku menghentikan aktivitasku, mendengar teriakan jeany adikku membuatku kehilangan nafsu dengan wanita yang dari tadi mendesah di bawahku ini.

"Kok udahan aja?." dia bertanya manja saat aku mulai memakai bajuku.

"Kan kamu dengar sendiri yana.." dia tersenyum tapi tetap tidak memakai bajunya dengan tetap memandangku yang mulai memakai celana.

"Kamu ada pemotretan hari ini?."

"Iya."

"Jam berapa?"

"Jam sebelas."

"Terus sekarang kamu mau kemana?." kali ini aku memandangnya.

"Yana..aku mau sarapan ke bawah dan kamu boleh pulang."

"Kamu gak mau ajak aku sarapan sama orang tua kamu?."

"No."
Yana merengut, memakai bajunya dengan cepat membuatku menghela napas, dia keluar tanpa pamit padaku.

Itu sudah menjadi kesepakatan aku dan yana sebelumnya, kalau kami hanya sebatas teman sex gak lebih tapi dia selalu bersikap seakan aku pacarnya. Ya aku seorang lesbian dan aku gak malu mengakui itu, bahkan keluargaku tau tapi mereka biasa saja. Tidak melarangku seperti orang tua lainnya bahkan mereka jadi sangat perhatian padaku.

"Morning alva.." papa dan mama bicara bersamaan saat aku mulai menuju meja makan.

"Udah mandi sayang?" pertanyaan mama hanya ku balas dengan gelengan kepala.

"Ya ampun kak, kamu baru selesai bercinta kan sama pacar kakak yang entah ke berapa itu dan kakak gak mandi..iss."

"She is not my girlfriend, Jeany."ucapku acuh sambil memasukkan potongan roti kemulutku, dia mendengus.

"Jeany benar sayang, pokoknya setelah ini kamu harus langsung mandi ya gak boleh membantah." aku mengangguk.

"How about your job,alva?"

"Gak ada masalah kok pa."

Papa orang asli belanda tapi sudah menetap dari lama di indonesia dan sudah menjadi warga negara indonesia sampai akhirnya ketemu mama makanya wajahku blasteran banget. Klasik.

Setelah mandi, aku pamit sama kedua orang tuaku untuk langsung pergi ke studio milikku. Jangan salah, studio yang aku dirikan sendiri itu sudah besar bukan hanya studio kecil abal-abalan, model yang melakukan pemotretan di sana juga banyak yang dari luar negeri.

"Pulang nanti kamu langsung ke apartemen?"

"Iya pa."

Aku bergegas malajukan mobil sport keluaran terbaru milikku membelah jalanan kota.

Akhirnya aku sampai di depan bangunan megah ini, sebenarnya aku juga memiliki karyawan yang juga memiliki kemampuan khusus untuk memotret tapi terkadang aku terjun langsung untuk melakukannya karna itu hobiku, jika aku tidak terlalu lelah seperti sekarang ini.

"Tumben kamu datangnya cepat banget al?."

"Jeany ganggu kegiatan pagiku." rama tertawa keras.

Rama merupakan assisten managerku sekaligus photographer di sini, jika aku ada perlu dia yang akan menggantikanku.

"Tenang aja bos,nanti sebentar lagi model pemotretan kita hari ini cantik-cantik." aku mendengus.

"Cantik kalau gak bisa aku apa-apain juga gak guna kali, aku milih-milih juga."

Alvara(gxg)(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang