29

15.8K 1K 80
                                    

ALVA

"Alva, ini studio photografi bukan studio musik. Jadi ngapain kamu main gitar sambil nyanyi di sini."

Ucapan rama menghentikan petikan gitar dan nyanyianku. Gitar dipangkuanku kembali ku taruh di salah satu kursi kosong disebelahku.

"Lagu nya galau semua lagi, emang angga ngajarin kamu lagu galau doang.?" tanya rama.

"Gak." ucapku mulai berdiri dan memakai jaketku.

"Kamu mau tidur tempat anggis lagi?."tanya rama yang melihatku masih menggeser lengan jaket hingga sikut ku. Pertanyaan rama ku jawab dengan anggukan.

"Buat apa sih rumah kamu itu kalau gak ditempati? Mendingan jual aja. Atau jangan-jangan kamu ada hubungan spesial dengan anggis ya?." selidik rama.

"Iya. Spesial strapon dan hardcore. Satu lagi, studio photografi juga bisa jadi studio pornografi." ucapku, rama tertawa keras.

Rama masih tertawa ketika aku sudah sampai menuju pintu untuk ke luar.

Handphone ku berdering saat aku sampai di parkiran mobil.

Anggis

"Alva? Kamu udah pulang?"

"Iya, ini mau pulang."

"Jemput aku ya, mobil aku lagi di bengkel."

"Naik taksi aja."

"Kamu kan pulangnya juga ke rumah aku, bisa sekalian kok."

"Tapi jalan dari studio sama kantor gak searah."

"Gak jauh amat alva."

"Sama taksi aja atau aku suruh orang suruhanku."

"Gak usah, ihh jahat."

Anggis mematikan sambungan terlebih dahulu. Aku mengedikkan bahu dan menjalankan mobilku.

Aku sampai di rumah anggis tepat pukul lima sore. Baru saja aku duduk di sofanya, anggis datang dengan wajah cemberut dan menghentakkan pantatnya di sofa depanku.

"Pasti kamu baru saja sampai?."

"Kamu bertanya, memberi pernyataan atau menebak?."

"Bertanya alva." jawab anggis gemas.

"Iya, aku baru sampai." jawabku membuka jaket.

"Kan, seharusnya kamu bisa jemput aku." ucap anggis terdengar kesal.


Aku mengabaikan anggis.

Mataku terpejam sembari kepala bersandar di punggung sofa.

Dua hari lagi.

Hari pernikahan lana.

Kalau saja aku yang menikah dengan lana, mungkin dua hari lagi itu menjadi hari yang sangat membahagiakan bagiku. Tapi, kenyataan memutar balikkan keadaan.

Dua hari lagi.

Menjadi hari yang paling menyedihkan. Sangat menyedihkan.

"Kamu menangis?."

Pertanyaan anggis reflek membuatku membuka mata dan mengusap wajahku dengan tangan.

Alvara(gxg)(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang