17

23.6K 1.4K 136
                                    

ALVA POV

Sudah tiga hari ini lana menginap di apartemenku, tentunya aku lebih dulu meminta izin pada nenek lana. Anehnya nenek dengan mudah memberi izin.

Lana masih saja tidur dengan nyenyak padahal hari sudah menunjukkan jam delapan pagi. Aku memutuskan untuk bangkit dan mengambil kamera dari dalam lemariku.

Senyumku terukir ketika berhasil memotret lana yang sedang tertidur dengan wajah yang sangat menggemaskan.

Cekrek.. Cekrek.. Cekrek

Kamera ku kembali membidik setelah aku sedikit merapikan rambut yang menutupi wajahnya. Setelah cukup banyak aku mengambil fotonya, aku kembali menyimpan kamera ku ke dalam lemari.

Aroma masakan tercium dihidungku, tumben clara mau masak duluan. Biasanya gadis itu selalu menungguku untuk membuat sarapan untuk kami. Pasti ini gara-gara ada natha yang tadi malam menginap di sini. Dasar pencitraan.

Akhirnya aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, untuk menyegarkan tubuhku.

Aku menggelengkan kepala karna setelah aku mandi lana masih betah tidur. Apakah dia se melelahkan itu?. Aku tak mau membangunkannya. Sambil menunggu lana bangun, aku memilih untuk memainkan ps yang ada dikamarku, sudah cukup lama aku tak bermain. Terakhir kali aku bermain waktu lalu sama rama dengan berbagai taruhan. Aku ingat sekali kami bertaruh jika aku menang rama harus menyewa wanita cantik untuk one night stand denganku dan akhirnya memang aku lah yang menang.

Downhill menjadi permainan pilihanku, tombol x pada stick beberapa kali ku tekan untuk menggerakkan sepeda agar melaju kencang melewati jalan-jalan curam di atas bukit. Sesekali aku sedikit menggeram kesal karna pemainku dilempar oleh botol oleh pemain lain.

"Alva... "

Aku masih asik dengan permainanku hingga sedikit mengabaikan panggilan lana.

"Alva..!! "

"Hmmm.. ",akhirnya ku jawab dengan deheman meski mataku tak beralih dari layar ps didepanku.

Tiba-tiba tangan lana sudah merangkul leherku dan langsung mengecup pipi ku. Tindakannya itu sukses membuatku mem pause game ku.

"Aku juga mau ikut main. " ucap lana bersemangat mengambil posisi disampingku.

"Memang kamu bisa main? ",tanyaku sedikit menahan tawa.

"Ih.. Kamu ngeremehin aku banget sih, aku bisa tau. Cuma main sepeda gini doang. " ucap lana tak terima.

Aku mengangguk, lalu memilih multiplayer untuk kami mainkan berdua.

"Jadi untuk menjalankannya apa?. " tanya lana, kali ini aku benar-benar tertawa.

Tapi aku tetap mengajarinya.

"Setelah kamu tekan x berkali-kali, lalu kamu arahkan analog yang di sebelah kiri tangan kamu agar sepedanya bisa berbelok sesuai jalan. " ucapku menjelaskan sambil menunjukkan bagian-bagian stick padanya.

Aku sesekali melirik lana yang tengah serius memainkan stick ditangannya. Lebih baik aku mengerjainya. Aku menekan tombol petak untuk memukul pemainnya yang ada di sebelah pemainku sehingga pemainnya jadi jatuh sehingga aku lah yang jadi pemenangnya.

"Yah.. Alva kamu curang banget sih. Jadi kalah kan aku nya." kesal lana dengan wajah cemberutnya, lalu meletakkan sticknya dengan kasar.

"Kamu nya aja yang gak bisa main, itu tadi namanya trik agar bisa kalahin lawan. " ucapku lalu tertawa.

"Mendingan kamu mandi sekarang, lalu kita sarapan. " ucapku setelah tawa ku reda.

"Gak mau, kita main lagi pokoknya sampai aku menang. Tapi gak main ini. " ucap lana menantang.

Alvara(gxg)(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang