19

22.7K 1.3K 110
                                    

ALVA POV

Tadi sore mama menghubungiku, kalau malam ini kami akan ada acara makan malam bersama. Kata mama alasannya karna sudah lama kami tidak melakukannya, ya iya lah mereka yang sibuk terus.

Mobil ku mulai masuk ke pekarangan rumah, seperti biasa para security mulai menunduk menyapaku, yang tidak biasa ialah aku tersenyum membalas sapaan mereka.

Lucu sekali wajah mereka, terlihat bingung dan cemas(?). Aku yakin sekali kalau mereka sekarang sedang berpikir kalau aku mungkin baru saja demam tinggi karna tuan rumah mereka yang biasanya acuh mendadak ramah tanpa sebab.

Tapi tentu saja itu semua ada sebabnya dan mereka semua tak perlu bersusah payah mencari siapa penyebabnya, aku yakin mereka sudah menebak sekarang.

Setelah aku masuk, beberapa makanan sudah tertata di meja makan beserta orang tua ku dan jeany yang sudah duduk dengan tenang.

Perasaanku tak enak, ini terasa lain sekali. Kami jarang makan bersama kecuali waktu sarapan, itu pun karna memang sama-sama akan melakukan rutinitas masing-masing setelahnya.

"Kami sudah menunggu mu daritadi sayang." ucap mama ramah sambil tersenyum seperti biasanya padaku, begitu pun papa. Hanya jeany yang terlihat diam.

"Ada apa ?, tumben kita makan malam seperti ini?. " tanyaku untuk menjawab segala kebingungan dalam benakku.

"Kami perlu bicara sama kamu alva." jawab mama.

"Tapi sebelumnya mari kita makan dulu." ucap papa.

Dentingan sendok dan garpu yang hanya menjadi pelengkap kesunyian yang terjadi diruangan ini. Jeany yang biasanya berisik dan membuat suasana gaduh kini hanya memilih diam.

Kami selesai makan, beberapa asisten rumah tangga mulai mengambil piring yang sudah kotor untuk dicuci kembali.

"Jadi apa yang ingin kalian bicara kan?, jika masalah pekerjaan jawaban ku tetap sama." ucapku tanpa basa-basi sedikit pun.

Papa tergelak, lalu menggeleng. Jeany menatap ke arah papa dan mama dengan raut khawatir.

"Tinggalkan lana segera." ucap mama serius tanpa senyum sedikit pun diwajahnya.

Aku bergeming. Ini tak masuk akal sama sekali.

"Cari saja wanita lain alva, atau perlu papa cari kan." ucap papa.

Sekilas aku tertawa hambar, ada apa dengan mereka? Sejak kapan mereka mulai mengatur-atur hidup ku.

"Aku tak mengerti sama sekali." ucapku melihat ke arah mereka berdua.

Mama terlihat menghela napas.

"Alva.. Kamu tau kan kalau mamanya lana itu sahabat mama dan papanya sahabat papa? " ucap mama.

Kalau itu aku tau tapi kalau kalimat terakhir aku baru tau.

"Bukankah ini akan jadi mudah soal hubunganku dengan lana." ucapku.

"Masalahnya bukan itu." ucap mama menggantung lalu melihat ke arah papa sebentar.

"Kamu tau? Hubungan sesama jenis bukanlah hubungan yang baik untuk dijalani." ucapan mama kali ini membuat darahku mengalir deras ke kepala.

"Lana itu anak baik-baik, mama sama papa tidak ingin dia terjerumus pada hal semacam itu." lanjut mama.

Aku tidak bisa menghentikan perasaan meledak di dada ku mendengar setiap kata yang diucapkan mama. Rasanya seperti seseorang memelukmu lalu menancapkan belati didadamu tanpa kamu bisa menebaknya.

Alvara(gxg)(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang