Aku memandangi foto-foto keluargaku.
Ada setumpukan album foto di sampingku.
Aku terus membalik halaman demi halaman dan mengingat-ingat kenangan manis apa yang pernah terjadi disetiap fotonya.
Aku menatap foto ketika aku masih dibangku TK.
Wajahku yang selalu gembira di gendongan Ayahku.
Melihat fotoku saat menangis ketika seorang pria mengambil tempat pensil-ku dan membuangnya ketempat sampah.
"Eomma, tempat pensil Haena...." Aku terus menangis.
"Sayang, ketika kita kehilangan sesuatu, Tuhan pasti akan menggantikannya dengan yang lain dan jauh lebih baik dari sebelumnya."
Kata-kata itu terngiang di kepalaku dan seakan memori itu terputar lagi.
Kata-kata itu seperti dibisikan kembali oleh Ibu-ku.
Jika aku kehilangan orang tuaku, akankah aku mendapat orang tua yang lebih baik dari mereka?
Sementara, merekalah yang terbaik untukku.
Aku membalikan lembar kedua.
Memandangi fotoku yang terlihat murung.Aku ingat, saat itu aku merasa murung ketika seorang teman tidak ingin berteman denganku dan sangat membenciku.
"Dia begitu membenciku bu, aku harus apa?" Aku bertanya pada Ibuku.
"Kebencian yang besar, bisa di taklukan dengan cinta yang besar."
Jadi, aku harus memberikan cinta ke Jungkook agar ia tidak membenciku?
Sementara setiap aku membantunya, ia semakin malas melihat aku?
Aku menutup album-album itu dan menaruhnya dia samping ranjangku.
Aku berbaring dan memejamkan mata.
Ibu menyayangimu.
Suara itu terdengar olehku
Ada atau tidak adanya Ayah, Ayah selalu yakin kalau putri Ayah adalah anak yang kuat.
Suara itu terus berlanjut.
Kau tidak pernah sendiri.
Air mata mengalir diwajahku.
Kau hanya perlu berjuang, hasilnya tidak akan membohongi
mu.Aku membuka mataku. Mencari siapa yang mengucapkan kata-kata itu.
Namun semuanya nihil.
Tidak ada siapapun, bahkan suara itu menghilang.
Rasa kantuk pun menghilang.
Aku turun kebawah dan keluar rumah.Berlari kecil menghampiri kediaman keluarga Jeon.
Aku menekan bel rumah itu.
Tak perlu menunggu lama, nyonya Jeon membukakan pintu untukku.Aku segera memeluknya.
Aku terus menangis didalam pelukannya.
Hanya menangis tanpa mengeluarkan sepatah dua kata.
Nyonya Jeon membawaku ke kamar atas.
Aku akan kembali tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralyzed (Jungkook Fanfiction)
FanfictionJika berharap mendapat cinta yang sempurna. akankah cinta dapat menerima fisik yang tidak sempurna?- Jeon Jungkook.