Chapter 25

1.4K 162 15
                                    

"Aku hanya ingin kau merubah sikapmu. Bukan meminta kau meninggalkanku lagi." Haena berkata kepada Jungkook.

Jungkook tersenyum.

Lalu mengecup kening Haena, di iringi suara pintu yang terbuka membuat Haena dan Jungkook membelalakan matanya.

"Jungkook-ah," panggil seorang gadis.

Jungkook segera menjauh dari Haena.

"Byeol, mengapa kau berada disini?" tanya Jungkook.

Jelas Jungkook bertanya pada Byeol yang merupakan kekasihnya, karena Byeol bukan bagian dari kampus ini, mengapa ia tiba-tiba datang.

"Sore ini kita ada janji menonton film, tetapi tiba-tiba saja ponselmu tak bisa ku hubungi. Lalu kuputuskan untuk mendatangimu. Saat tiba disini, aku bertanya kepada beberapa temanmu, mereka bilang kau berada di dalam perpustakaan," jelas Byeol.

Terlihat kepolosan yang Byeol punya.

"Sekarang sudah cukup sore, ayo menonton film," ujar Jungkook seraya menarik tangan Byeol.

Byeol menahan Jungkook.

"Oppa, mengapa kau mencium mantan kekasihmu?" tanya Byeol tiba-tiba.

"Aku tidak menciumnya, aku tadi sedang membersihkan keningnya," jawab Jungkook lalu ia menarik Byeol pergi, meninggalkan Haena sendiri.

Mata Haena kembali memanas.
Tidak seharusnya ia percaya kepada pria itu lagi.

Setelah membuat hati Haena cukup membaik, Jungkook kembali melukainya.

Haena berjongkok.

Ia menangis dengan tersedu-sedu.

"Kau jahat." Haena menggerutu seraya menangis.

Ia terus terisak.

"Tak seharusnya aku percaya padamu." Haena terus menerus merutuki dirinya.

"Kau bodoh Haena, kau sangat bodoh." Haena mulai berteriak.

Ia menangis sejadi-jadinya.

Sampai sebuah tangan meraih tangan Haena dan membawa Haena keluar ruangan itu.

Tangan yang bisa di pastikan adalah tangan pria, membawa Haena ke dalam mobilnya.

Ia mulai menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi.

Haena hanya diam memandang kosong.

Bagai tak punya arah lagi.

Tak punya harapan hidup lagi.

Nyatanya, cinta kembali menghancurkan dirinya.

Haena menunduk.

Ia kembali terisak.

"Jangan menangis lagi," ujarnya.

Haena tetap menangis.

"Kumohon, berhentilah menangis," ujarnya.

Haena mulai menaikan kepalanya.

"Bagaimana bisa aku berhenti?" tanya Haena

Pria itu terdiam.

"Aku ini seperti mainan. Aku selalu di permainkan. Memangnya aku apa? Robot yang tak punya hati? Barbie yang selalu tersenyum? Gelembung yang akan hilang? Aku ini jenis permainan seperti apa? Mengapa harus aku yang di permainkan?" ujar Haena.

"Haena, kau bukan mainan. Kau adalah seorang gadis yang pantas mendapatkan cinta yang tulus. Jika hari kemarin dan hari ini kau terluka, berarti kau belum menemukan seseorang yang tepat. Ini bukan perihal kau selalu di permainkan dan kau merasa seperti mainan. Ini hanya perihal sebuah kesalahan kecil yang suatu saat nanti tak boleh terulang." Pria itu berkata pada Haena.

Paralyzed (Jungkook Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang