Chapter 26

1.2K 148 20
                                    

Haena terbangun dari tidurnya.
Ia menyipit saat mendapati cahaya yang masuk ke dalam kamarnya.

Tangan Haena memijat kepalanya yang terasa pusing.

Haena menoleh ke sebelahnya.
Ia melihat Jungkook yang sedang tertidur dengan lelap.

Bibir Haena tersenyum bahagia.
Di dalam hati, ia tak berhenti bersyukur. Karena Tuhan telah mengembalikan sesuatu yang memang seharusnya menjadi miliknya.

Haena mengubah posisi menjadi menghadap ke arah Jungkook.
Tangannya meraih wajah Jungkook lalu mengelusnya pelan.

Jungkook tersenyum namun matanya tetap terpejam.

Jungkook membuka matanya.

Lalu tangannya meraih tubuh Haena dan membawa Haena ke dalam pelukannya.

Jungkook mengecup pelan kening Haena.

"Selamat pagi," ujar Jungkook.

Jika bisa berteriak, Haena ingin teriak saat itu juga.
Karena hal itu merupakan hal termanis yang Jungkook lakukan, setelah lamanya mereka tak memiliki hubungan.

"Selamat pagi," jawab Haena.

Jungkook pun kembali terpejam.

"Dahulu, saat kau menjadi kekasihku. Kita tak pernah seromantis ini." Haena berkata pada Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk tanpa membuka matanya.

"Dahulu aku selalu menantikan ke romantisan dirimu, dan sekarang kau melakukannya." Haena berkata lagi kepada Jungkook, namun kali ini suara Haena mulai bergetar.

Jungkook segera membuka matanya, menatap mata Haena yang sekarang sudah berlinang air mata.

"Aku tak menyangka, kebahagiaanku begitu sederhana. Berada di pelukanmu seperti ini, rasanya sudah cukup," ujar Haena.

Jungkook memeluk Haena erat.

"Ayo ciptakan sepuluh, seratus, dan bahkan sampai tak terhingga ke romantisan-keromantisan yang kau inginkan." Jungkook berkata pada Haena.

Haena hanya mengangguk.

"Jungkook-ah, mari tidak saling menyakiti lagi. Kita butuh bahagia." Haena.

***

Aku dan Jungkook pergi ke pusat perbelanjaan.

Kami memilih bahan-bahan makanan untuk di rumah kami.

Iya benar, kami memutuskan untuk tinggal bersama.

Kami mengambil trolley.

"Masuklah," titah Jungkook padaku.

Akupun di buat bingung olehnya.

"Apa?" tanyaku.

"Masuk kedalam sana, aku akan mendorongnya," ujar Jungkook.

Aku tersenyum simpul lalu segera memasuki trolley tersebut, Jungkook pun mendorong
trolley tersebut.

Kami berdua tertawa dengan lepas, hanya karena hal-hal yang kecil.

Jadi aku berharap, Tuhan tetap menakdirkan kami seperti ini. Tak apa jika kami hanya bahagia untuk sesuatu yang kecil. Setidaknya kami tak saling melukai lagi.

Jungkook-ah aku hanya mau dirimu.

Aku meraih beberapa sayur-sayuran.

"Aku tidak suka jamur," ujar Jungkook kepadaku saat aku sedang memegang jamur.

Paralyzed (Jungkook Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang