Chapter 18 pt.2

1.4K 221 64
                                    

" I love you more than any word can say. I love you more than every action I take. I’ll be right here loving you till the end." - Haena

2 Bulan kemudian.

***

Angin bertiup dengan kencangnya.
Musim dingin telah tiba.

Seorang gadis mengusap kedua tangannya.

"Haena, ayo cepat. Kita tidak boleh melewatkan jatuhnya salju pertama malam ini."  Seorang pria menarik tangan Haena.

"Iya Oppa, sabar terlebih dahulu. Ini sangat dingin." Haena memelankan langkahnya.
Ia berjalan sesekali mengusap tangannya mencari kehangatan.

Tak lama, tangan Haena di genggam dengan erat.

"Ini agar tak ada kekosongan di kedua tanganmu. Sehingga, dinginnya udara malam ini, tak mampu mengusik kenyamananmu."

Haena tertawa pelan.

Tak lama ponselnya berdering.

Haena segera mengangkatnya.

"Halo," jawab Haena kepada sang penelpon.

"Bisakah malam ini kita bertemu?" tanya orang itu.

"Ne, aku akan menunggumu. Kebetulan sekali,aku sudah menuju ke Namsan Tower," jawab Haena

"Baiklah, aku akan kesana."

Sambungan pun terputus.

Haena melanjutkan perjalanannya.

"Siapa yang menelpon?"

"Orang yang berharga dalam hidupku," jawab Haena.

Pria itu tertawa .

"Apa aku masuk ke dalam list orang yang berharga di hidupmu?"

"Semua orang yang hidup, pasti berharga. Meskipun tak masuk ke dalam List orang yang berharga di hidupku, setidaknya dia berharga untuk orang lain," jelas Haena.

"Jadi aku tak berharga di dalam hidupmu?"

"Kau? Tenang, aku tak lupa menulis namamu di dalam List orang yang berharga untukku."

Pria itu tertawa lagi seraya mengusap kepala Haena.

Mereka telah sampai ke atas Namsan tower.

"Sudah lama aku tidak kesini." Haena berkata seraya berdecak kagum.

"Kudengar, malam ini akan turun salju pertama," ujar pria itu.

Haena mengangguk.

"Kudengar beritanya seperti itu," jawab Haena.

"Mari kita tunggu, jika salju itu datang pada malam ini. Aku akan memberikan sesuatu padamu."

Mendengar ucapan Pria itu, Haena segera menatapnya.

"Apakah itu berbentuk benda?" tanya Haena.

Pria itu segera mengacak-acak kepala Haena.

"Aku tak bisa memberi spoilernya."

Haena hanya mengangguk-angguk.

Tak lama, sesuatu yang putih dingin jatuh melewati hidung Haena.

Senyum Haena terpampang dengan merekahnya.

"Ternyata berita tadi benar. Salju benar-benar turun malam ini." Haena berkata dengan senangnya.

"Seperti janjiku. Aku akan memberikanmu sesuatu."

Paralyzed (Jungkook Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang