Chapter 12

2.5K 274 19
                                    

Haena memasuki kelasnya.

Ia duduk di bangkunya.
Kali ini ia memutuskan untuk tidak duduk bersama Mark.

Ia menunduk, lalu menatap kearah bangku yang biasa Jungkook duduki.

Kosong.

Itulah yang ia liat.
Haena dapat memastikan bahwa pria itu pasti masih sakit.

"Akulah penyebab utama ia sakit."

"Aku juga menyakiti hatinya."

Haena bergumam sendiri.

Ia menundukan kepalanya lagi.

Satu memori berputar di kepalanya.

"Aku sering melihat dan menatapmu, tetapi kau mengabaikan ku. Aku sering berkata padamu, tetapi kau hanya mendengar saja tanpa melakukan apa yang aku mau.

Aku hanya ingin tahu, apa kau sudah merasa terabaikan olehku, sama seperti kau mengabaikanku?"

Air mata telah menggenang di pelupuk matanya.

Tangannya dia remas dengan kuat.

"Tetapi setidaknya aku berterimakasih kepadamu."

Satu persatu memori semalam terputar lagi.

"Kau memberiku pelajaran bahwa aku tidak boleh menyakiti hati seseorang yang mencintaiku."

Haena mengedipkan matanya.
Air yang sedari tadi sudah ia tahan agar tidak keluar bagai air terjun sekarang telah keluar dengan derasnya.

Ia menatap langit-langit ruang kelasnya.

Menahan air itu agar tak keluar lagi.

"Terimakasih telah memberiku rasa sakit ini. Karena rasa sakit ini membuatkua sadar, bahwa aku telah menyakiti hati Eunji. Aku jadi tahu bagaimana aku di posisi Eunji."

Haena menidurkan kepalanya.

Memori semalam tak ada henti-henti berputar.

"Aku tak akan mengejarmu lagi."

Haena mulai mengeluarkan isakan kecil.

Tak mau semua orang mendengarnya.
Haena segera keluar dari kelasnya.

Ia menuju sebuah kedai kopi.

Tak perduli di hari pertama ospek ia melarikan diri.

Yang jelas, ia tak kuat untuk saat ini.

Sebuah perasaan yang tak bisa ia jelaskan.
Sebuah perasaan yang tak mampu ia nalari.

Haena menidurkan kepalanya.
Menangis dengan sejadi-jadinya.

Tak perduli tatapan banyak orang terhadapnya.

Yang dia perdulikan adalah saat ini hanya satu.

Seseorang yang saat ini sedang berdiri menatapnya.

Menatap dengan sendunya.

Haena ingin menyentuh tangan pria itu.
Namun pria itu hilang begitu saja.

Bagaimana bisa ia berhalusinasi.
Jelas-jelas pria itu tadi berdiri tepat didepan wajahnya.

Tetapi lagi dan lagi dia harus menerima fakta bahwa tadi ia hanya berhalusinasi saja.

Haena masih menangis.

Tak lama sebuah tangan terulur seraya memberikan sebuah sapu tangan berwarna biru.

Haena menatap orang yang memberikan sapu tangan itu.

"Saya duduk disini ya."

Pria itu langsung duduk begitu saja tanpa menunggu persetujuan dari Haena.

Paralyzed (Jungkook Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang