Chapter 21

1.6K 179 15
                                    

Di pagi yang dingin ini.
Aku berjalan sendiri mengitari beberapa tempat di Seoul.

Hari ini aku membuat janji dengan seseorang yang sudah lama tidak pernah bertemu denganku.

Orang yang mendadak pergi karena cinta.

Aku baru tahu bahwa cinta yang terdengar manis mampu menghancurkan sebuah hubungan.

Joshua Sunbae.

Sudah lama sejak saat itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi.

Kufikir dulu, dia tak akan mencintaiku.
Kufikir dulu, dia tak akan meminta hubungan yang lebih dari ini.

Haruskah aku salahkan cinta yang datang pada hatinya?

Haruskah aku lakukan itu?

Atau aku harus menyalahkan diriku karena telah membuatnya jatuh hati padaku?

Atau aku harus menyalahkan dia?
Mengapa dia bisa mencintaiku?

Haruskah aku menyalahkan semuanya?

Tetapi ini hidup.

Kita tidak boleh menyalahkan segala sesuatu yang sudah terjadi.

Tugasku adalah memperbaiki sesuatu yang hancur dari sesuatu yang terjadi itu.

Lalu terlintas di benakku, aku ingin bertemu dengan Joshua Sunbae.

Kami harus bertemu dan memperbaiki sesuatu  yang telah hancur.

Sesuatu yang di mulai dengan baik harus berakhir dengan baik.

Tetapi....

Bisakah tidak ada akhir dari semua ini?

Aku membuang nafas dingin yang sedari tadi menguasai diriku.

Aku menyembunyikan tanganku dari dinginnya pagi ini.

Joshua Sunbae bilang, dia akan tiba setelah ia selesai menghabiskan sarapannya.

Aku memutuskan untuk datang lebih awal agar aku tidak membuatnya menunggu dan menanam kekecewaan lebih banyak lagi.

Lebih baik aku menunggu, meski belum tentu ia akan datang.
Setidaknya, jika ia tak datang.
Aku yang akan kecewa.

Tetapi tenang saja, aku tak akan kecewa.

Kecewa hanya akan membuat luka.

Luka akan menghancurkan.

Aku berusaha untuk memperbaiki.
Bukan menghacurkan.

Jika dia tak datang.
Ku simpan rasa kecewaku.

Mungkin besok.

Ya benar, besok aku akan memperbaikinya lagi.

Aku menunggu cukup lama. Telinga dan hidungku sudah memerah.

Tak lama. Seseorang datang.

Seseorang yang sedari tadi aku tunggu.

Ia datang.

"Oppa," sapaku.

Ia memasukan tangannya kedalam saku jaketnya.

Ia menghampiriku lalu tersenyum.

"Apa kau menungguku? Sudah lama kah?"

Iya benar, aku menunggu sudah lama.

"Tidak, aku baru saja datang," ujarku dengan bohong.

"Ternyata sudah lama kita tak bertemu, kau menjadi handal untuk menjadi seorang pendusta," sindir Joshua kepadaku.

Paralyzed (Jungkook Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang