(06)

844 49 18
                                    

Baca lagi part sebelumnya kalau misalnya lupa ya.

Selamat membaca
⬇⬇⬇

Denganmu, jatuh cinta adalah patah hati yang paling disengaja
.
.

Bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Mieltha dan Dinda yang saat itu mendapat tugas piket tampak sibuk membersihkan kelas dengan ditemani Cintya tentu saja. Walaupun sekolah sudah hampir sepi, namun tidak menyurutkan semangat keduanya untuk menyelesaikan tugas mereka. Meskipun dua teman lainnya yang memang bertugas piket ijin pulang lebih dahulu.

"Udah El, Din, gak usah bersih-bersih banget. Lagian besok minggu, gak ada yang sekolah."celoteh Cintya yang duduk di meja guru sambil memperhatikan kedua sahabatnya.

"Justru karena besok minggu makanya harus dibersihin Cin, biar senin gak terlalu kotor. Emang lo mau senin masuk pagi buat nyapu nih kelas sebelum upacara?" ucap Dinda sambil membersihkan kertas-kertas yang berserakan.

"Ya engga lah, kan bukan gue yang piket" ucap Cintya sambil cengengesan.

"Sialan lo!"

Miel menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya.

"Selesai !!" seru Miel setelah merapikan tumpukan sapu di sudut kelas.

"Akhirnya,,yaudah yuk balik !!" ujar Cintya sambil berjalan keluar kelas. Miel dan Dinda bergegas menggendong tasnya lalu menyusul Cintya keluar kelas.

"Gila, udah sepi aja nih sekolah! Ini kita yang lelet piket apa emang semua muridnya pada kelaparan ya makanya buru-buru pulang, ckckck." seru Cintya sambil menggelengkan kepala saat melewati koridor sekolah yang memang sudah sepi.

"Kita? Gue sama Dinda aja perasaan."ucap Miel yang dibalas kekehan kecil oleh Dinda.

"Tapi gue kan ikutan El, ikutan nemenin."

"Terserah lo dah Cin. Eh iya El, gimana hubungan lo sama Bryan? Dia masih suka dingin sama lo?" tanya Dinda.

"Masih- Astaga Bryan!!" Miel menepuk dahinya. Ia baru teringat pesan Bryan tadi pagi.

"Bryan? Bryan kenapa El?"tanya Dinda sedikit panik karena melihat keterkejutan di wajah Miel.

"Mampus gue Din, Cin. Bryan,, Bryan nyuruh gue buat ke parkiran pulang sekolah. Dan gue lupa bilang kalau gue lagi piket. Gimana nih?! Mampus, dia pasti marah banget." Miel mondar-mandir sambil memijat pelipisnya. Kedua sahabatnya kaget sekaligus bingung mendengar perkataan Miel.

"Bryan mau nganter lo pulang?" Miel mengangguk menjawab pertanyaan Cintya.

"Lo yakin dia gak lagi mainin lo?" Miel terdiam mendengar pertanyaan Cintya selanjutnya. Benarkah?

"Udah, dari pada asal nebak mending lo langsung ke parkiran deh. Lo liat ada Bryan apa enggak." ucap Dinda mencoba menenangkan sahabatnya yang tampak gelisah.

"Ya udah, gue ke parkiran duluan ya Din,Cin." Miel langsung berlari meninggalkan kedua sahabatnya.

"Hati-hati El !!" seru Dinda.

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang