Typo? Coment aja ya.
Enjoy the story
🍃🍃🍃Bel istirahat pertama baru saja berbunyi nyaring hampir di seluruh penjuru SMA Mutiara Bangsa. Riuh suara siswa yang berhamburan keluar kelas pun mulai terdengar. Namun, tampaknya hal tersebut tak menyurutkan semangat anak-anak tim basket sekolah dalam menyelesaikan latihan mereka untuk menghadapi pertandingan dua minggu lagi.
"Permainan lo makin keren aja, bro," ujar Virgo sambil berjalan menghampiri Bryan yang duduk di pinggir lapangan.
Bryan memutar kedua bola matanya malas,"Lo meragukan kapten tim basket SMA Mutiara Bangsa?"tanya Bryan tak acuh.
"Calon mantan kapten tim basket SMA Mutiara Bangsa tepatnya, bro. Jangan lupa, ini pertandingan terakhir kita di tim basket sekolah."
"Serah lo, Vir," sahut Bryan yang mengundang kekehan kecil dari Virgo.
Virgo memalingkan pandangannya ke sekitar lapangan yang mulai ramai dihuni oleh siswa, baik lelaki maupun perempuan, "Gue pasti kangen sama sama teriakan mereka setiap kali gue cetak angka," ucap Virgo dengan diakhiri kekehan kecil lelaki tersebut.
Virgo menoleh saat mendengar Bryan hanya membalas guyonan nya dengan deheman. Lelaki itu kemudian menyadari raut wajah Bryan yang tampaknya sedang dalam mode tidak ingin bercanda. Hingga kemudian ia teringat sesuatu.
"Btw, gimana sama kencan lo kemarin, lancar?"
"Lancar."
"Lo gak lupa sama bunganya kan?"
Bryan menggeleng.
"Dia gak suka makan malamnya ya?"
Bryan kembali menggeleng.
"Terus kenapa muka lo kaya lagi banyak beban gitu?"
Bryan menghembuskan nafasnya pelan sebelum menjawab, "Dia nanya masa lalu gue."
Virgo terdiam sambil mencerna ucapan Bryan. Masa lalu seperti apa yang Miel maksud sampai-sampai sahabatnya terlihat bingung seperti ini. Sampai akhirnya sebuah pemikiran melintas di pikirannya.
"Your first love?" tebak Virgo yang mendapat helaan nafas dari Bryan.
"Terus lo jawab apa?" tanya Virgo sambil meneliti raut wajah sahabatnya dari samping.
"Gak ada. Gue bilang gue butuh waktu buat jawab," balas Bryan dengan pandangan menerawang ke depan.
Bryan mendelik tak suka saat melihat respon Virgo yang justru terkekeh kecil.
"Lo belum move on?"
"Maksud lo?"
Virgo meraih bola basket yang memantul ke arahnya kemudian melempar bola tersebut kembali ke teman temannya yang sedang bermain di tengah lapangan.
"Ya move on! Come on, dude. Itu tuh udah lama banget. Walaupun sampai sekarang lo masih belum mau cerita alasan sebenarnya, tapi cewek yang udah mainin lo kaya gitu gak pantes ada di hati dan pikiran lo. Kalau lo gak bisa move on dengan cara lo sendiri, coba lo move on dengan bantuan orang lain. Sekarang ada Miel. Manfaatkan keberadaan gadis itu untuk mengobati luka lama lo. Ingat bro! Gak semua cewe yang mendekati lo semata-mata hanya ingin manfaatin lo doang. Belajarlah melihat orang-orang yang tulus sama lo, Miel contohnya."
Bryan terdiam. Pikirannya mencerna dengan baik setiap kata yang keluar dari mulut sahabatnya. Ia memang sedang berusaha membuka diri untuk Miel. Belajar menerima Miel dan segala hal yang menyangkut gadis itu. Namun, bila untuk memercayakan seluruh hatinya kepada Miel, jujur ia belum siap.
![](https://img.wattpad.com/cover/112620266-288-k392164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA
Teen FictionKarena apa yang kamu terima hari ini adalah hasil dari perbuatan yang telah kamu lakukan dimasa lalu. Bila cinta murni yang kau taburkan dulu, maka kebahagiaan lah yang akan kau tuai saat ini. Namun bila hanya luka yang kau torehkan, jangan salahkan...