Mata-mata nya banyak juga yaa👀
Makasih sudah mau mampir.🍃🍃🍃
Seorang gadis menuruni satu persatu anak tangga rumahnya dengan tergesa-gesa. Padahal kalau dilihat waktu masih menunjukkan pukul 06.00, masih terlalu pagi untuk pergi ke sekolah yang jam masuk sekolahnya pukul 07.00 bukan? Namun mengingat pesan pacarnya yang ingin ia telah siap di depan rumah sebelum pacarnya datang menjemput, mengharuskan Mieltha untuk bersiap lebih awal. Hari ini adalah hari kedua Bryan mengantar dan menjemput Miel sekaligus satu minggu resminya hubungan keduanya. Namun bagi Miel sendiri merasa tak ada perbedaan yang signifikan dari Bryan bahkan setelah mereka resmi berpacaran.
"Sayang, kenapa buru-buru? Ini masih pagi loh." tegur Rani dari ruang makan yang melihat cucunya menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Dihampirinya sang cucu yang sedang menggunakan sepatu di sofa ruang tamu sambil membawa segelas sereal hangat kesukaan cucunya.
"Kamu buru-buru kaya gitu oma yang jantungan sayang. Lain kali jangan gitu, walaupun ada ataupun gak ada oma ya, oma sudah cukup lihat kamu sa-"
"Sstt, oma ngomong apa sih? El gak bakalan kenapa-kenapa kok. El janji gak bakalan ngulangin itu lagi. Cukup kemarin dan gak akan ada lagi. El janji." Miel tersenyum mencoba menenangkan omanya yang terlalu menghawatirkan dirinya.
"Ya sudah sekarang kamu minum dulu serealnya ya." sang oma memberikan segelas sereal tersebut kepada Mieltha. Namun Mieltha justru menggeleng.
"El buru-buru oma." Rani mengerutkan dahinya bingung.
"Tapi ini kan masih pagi sayang. Mang Mimin aja belum nyiapin mobil." ujar sang oma.
"Aku bareng Bryan oma." jawab Mieltha spontan. Sedangkan sang oma semakin mengerutkan dahinya.
"Bryan? Bryan siapa El?"
"Eh.. i-itu -" Mieltha segera mengambil segelas sereal dari tangan sang oma dan meminumnya. Ia tidak ingin berlama-lama dengan sang oma yang dapat membuat penyakit kepo omanya kumat.
"Aduhh sayang pelan-pelan nanti tersedak loh."ujar Rani sambil terus memperhatikan cucunya.
Tin..Tin..
Terdengar suara klakson mobil dari luar yang membuat mereka berdua sama-sama terkejut.
"Biar oma buk-"
"Gak usah oma, aku langsung berangkat. Mungkin itu teman aku. Ya sudah aku berangkat ya oma." Mieltha memberikan gelas yang sudah kosong itu ke tangan omanya. Di raihnya tangan kanan sang oma kemudian di ciumnya, lalu beralih mencium pipi kanan dan kiri sang oma.
"Aku berangkat oma, bye." Mieltha melambaikan tangan kepada sang oma sebelum melangkah keluar dari kediamannya.
"Cucu oma sudah besar ya." gumam Rani sambil tersenyum kecil.
***
"Makasih Mang Mimin, El berangkat dulu ya." sapa Miel kepada sang supir yang membukakannya gerbang.
"Sip, hati-hati ya neng." balas sang supir yang dibalas Miel dengan anggukan kepala.
Kemudian Mieltha melangkah keluar gerbang. Dilihatnya sebuah mobil putih dengan nomor polisi B 12 YAN telah terparkir sempurna di depannya. Siapapun yang melihatnya pasti akan tau siapa pemilik mobil tersebut. Memang, sejak memutuskan untuk mengantar dan menjemput Miel, Bryan tidak lagi tampak membawa Ninja merah kesayangannya. Entahlah, Miel sendiri tidak tau pasti alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA
Teen FictionKarena apa yang kamu terima hari ini adalah hasil dari perbuatan yang telah kamu lakukan dimasa lalu. Bila cinta murni yang kau taburkan dulu, maka kebahagiaan lah yang akan kau tuai saat ini. Namun bila hanya luka yang kau torehkan, jangan salahkan...