(12)

871 33 6
                                    

"Yuhuuuu gue menang lagi!!"

"Gak seru ah, dari tadi kalah mulu gue." Virgo melempar stik PS-nya sembarangan yang langsung mendapat hadiah toyoran dari Bimo.

"Kesel sih kesel, mainan gue gak harus lo rusakin juga gila!!"

"Lagian lo bawa mainan yang bisa lo menangin sendiri. Curang lo!" Virgo melempar Bimo dengan cemilan yang ada di toples di depannya yang langsung mengenai tepat wajah lelaki tersebut.

"Lo nya aja yang bego main, pake nyalahin PS gue lagi lo." tak mau kalah, Bimo juga ikut melempari Virgo dengan cemilan. Jadilah mereka saling melempar cemilan satu sama lain.

"WOY!! Kalian kalau mau ngerusuh jangan di kamar gue." Darka masuk ke kamarnya dan langsung menarik daun telinga Bimo dan Virgo layaknya anak kecil yang dihukum oleh ayahnya. Seketika aksi melempar cemilan merela terhenti dan digantikan oleh ringisan kecil yang keluar dari mulut keduanya.

"Adududuh Dar apaansih, lepas bego!"

"Tau nih, sakit gil- aduduh apaan sih Dar!"

"Beresin gak!!"

"Kok gue sih, dia duluan tuh bikin masalah."Virgo menunjuk Bimo yang langsung membuat Bimo melotot seketika.

"Napa gue, lo yang ngajak ribut duluan. Lo yang harusnya-aduduh sakit bego!!"

"Beresin atau gak gue lepas nih telinga sampe besok. Biar mampus telinga kalian jadi panjang,mau?"

"Ish iya, lepas dulu makanya." Darka melepas jeweran di telinga Bimo dan Virgo yang telah memerah.

"Galak bener lo, pantes jomblo." Virgo menggerutu sambil mengusap telinganya yang telah memerah.

"Ngomong apa lo barusan?" Virgo menggeleng cepat sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf 'V'. Virgo mengikuti gerakan Bimo membersihkan sisa-sisa kerusuhan yang sempat dibuat keduanya.

Darka menggeleng kecil melihat tingkah kedua sahabatnya. Selain di sekolah, kesenangan mereka juga membuat rusuh di rumah satu sama lain. Terlebih rumah Darka. Selain karena sering ditinggal oleh kedua orang tua Darka, rumah Darka memang yang lebih bersih dan rapi. Apalagi kamarnya. Hal itu lah yang membuat tiga sekawan itu betah untuk bermain apalagi ngerusuh di kamar Darka. Sedangkan Darka sendiri hanya bisa mengelus dada kalau ketiga sahabatnya sudah bermain ke rumahnya.

Darka berjalan menghampiri Bryan yang duduk di sofa kamarnya seorang diri tanpa berniat turun dan ikut ngerusuh bersama kedua sahabatnya.

"Jangan bengong gitu. Lo tau, ayam kakek gue kemarin bengong eh besoknya langsung mati."

"Apaan sih lo, garing."balas Bryan sinis. Darka tergelak dan langsung duduk di lengan sofa di samping Bryan.

"Biar gue tebak, gadis itu kan yang sekarang menjadi objek di kepala lo?"  Seolah bisa membaca pikiran Bryan, Darka menembak tepat apa yang mengganggu pikiran lelaki itu sedari tadi.

"Kenapa lagi sama tuh cewe?" tanya Bimo yang langsung duduk di samping Bryan diikuti Virgo yang duduk di sofa di sebelahnya. Bryan menghembuskan nafasnya kasar seolah enggan menjawab pertanyaan Bimo.

"Tunggu dulu, kayanya gue ngerti maksud lo. Bukannya kita sudah bahas itu kemarin?" Sahut Bimo yang dibalas anggukan kepala oleh Bryan. Sedangkan Darka dan Virgo hanya menatap mereka dengan kening yang berkerut.

"Lo bahas apa aja sama Bimo?" tanya Virgo.

"Bukan hal yang serius. Kita cuma bahas tentang ceweknya yang mulai kelihatan akan nyerah gitu doang." Ujar Bimo.

"Dan lo bilang apa aja?" tanya Darka kemudian.

" Ya gue bilang kalau itu bagus. Bukannya rencana kita dari awal memang pengen nyingkirin tuh cewe? Kalau emang dia mulai nyerah berarti rencana kita berhasil, bener kan?" Hanya Darka yang mengangguk mengerti. Sedangkan Virgo dan Bryan  bergeming dengan pikiran mereka masing-masing.

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang