Pagi itu, dilapangan. Iya tepat di tengah lapangan. Keysha melihat seorang anak laki-laki yang berpawakan tinggi. Saat Keysha memandang anak itu dari kejauhan dengan kernyitan mata, sekilas Keysha teringat Algan. Iya Algan yang masih saja dirawat dirumah untuk proses pemulihan.
Kenapa malah gue jadi keinget Algan ya? Udah lama juga sih dia ga masuk, batin Keysha.
"Hai?" sapa Dinda sembari mengibaskan tangannya di depan wajah Keysha yang sedang memandang lurus ke depan.
"Dinda? Udah dari tadi?" jawab Keysha sambil menolehkan wajah tanpa memalingkan perhatiannya kepada anak laki-laki yang berada di tengah lapangan.
"Nggak tuh, baru aja malah. Lo kenapa cengo disini? Kek orang linglung aja lo."
"Em, gue cuman penasaran aja Din, sama cowok yang berdiri itu tuh ditengah lapangan."
"Itu? Yang keliatan punggungnya doang itu?" kata Dinda yang memang anak itu berdiri membelakangi posisinya dengan Dinda berdiri.
"Iya, kenapa gue jadi kepikiran Algan ya Din?" ujar Keysha sembari melangkahkan kaki melewati koridor.
"Algan? Ya kita jenguk dia aja gimana?"
"Boleh juga sih."
-OooO-
"Pagi..." sapa Bu Seva membuka kegiatan pembelajaran.
"Pagi juga Bu... " jawab murid satu kelas serentak.
Saat pelajaran Bu Seva berlangsung, Keysha masih saja melamunkan cowok yang sedang berdiri di tengah lapangan tadi pagi.
Siapa sih cowok tadi? Batin Keysha.
"Key?" panggil Dinda dengan suara lirih sambil mengibas-ibaskan tangannya kedepan muka Keysha. Sontak Keysha memalingkan wajahnya menghadap Dinda. Untung saja tempat duduk mereka sangat strategis karena jika tidak, kemungkinan suara mereka yang sedang berbicara bisa saja terdengar Bu Seva.
"Em, Iya?"
"Lo kenapa sih?Sering banget ngelamun."
"Gue gapapa, santai aja kali.”
"Okey deh. Istirahat kantin kuy?" ajak Dinda sambil melanjutkan kegiatan mencatatnya.
"Makan aja deh Din yang lo pikir. Kapan lo mikir Cakra?" goda Kinar yang duduk persis dibelakang mereka dan memang notabenenya Dinda adalah pacar dari Cakra yaitu salah satu teman Algan yang juga menjadi siswa populer di sekolah mereka.
"Apaan sih lo ? Ngaco deh!" tukas Dinda dengan nada kesal. Keysha yang melihat kedua temannya yang saling menggoda hanya bisa tertawa kecil lalu melanjutkan kegiatannya.
"Heh! Kalian bertiga kenapa malah bicara sendiri? Mau ngerumpi kalian! Sana keluar!" ternyata tanpa disadari, dari tadi Bu Seva melihat dan mendengar perlakuan mereka. Mereka bertiga masih saja terdiam di tempat. Tak berani mengangkat kepala untuk menatap wajah Bu Seva.
"Kalian itu punya telinga apa tidak? Keluar sana!"
"Iya Bu, sabar" jawab Dinda sambil berdiri merapikan rok-nya yang kusut.
"Ayo Key," ujar Dinda sambil menarik tangan Keysha. Mereka bertiga melangkah keluar kelas dan berjalan melewati koridor kelas.
"Key?" ujar Dinda memecah keheningan mereka bertiga.
"Ya?"
"Sebenernya lo tuh suka nggak sih sama Algan?" pertanyaan Dinda mampu membuyarkan lamunan Keysha.
"Hah? Gue gasuka suka Din sama Algan. Kan udah Gue bilangin dari dulu, Gue tuh cuman suka sama tingkah Algan yang suka ngehibur Gue saat nggak ada Lo di samping Gue Din," ucap Keysha dengan pandangan nanar ke arah lapangan.
"Serius Lo? Terus gimana sekarang kalo misal Algan salah tangkep? Soalnya nih ya, Lo kan suka ngasih perhatian ke dia Key," timpal Kinar.
"Iya, Gue ngasih perhatian juga cuman karena dia lagi sakit aja. Kalo udah sembuh ya udah, Gue nggak bakal gitu-gitu lagi."
"Cielah serius lo? Berani apa lo sampe ngelanggar?" ujar Dinda membelakangi Keysha sambil melirikkan mata dengan cengiran bibir.
"Okay, Gue akan traktir sepuas Lo kalo Gue ngelanggar."
"Yakin? Gue ramal nih ya, kayanya lo bakal ngelanggar Key," ujar Dinda sambil memejamkan mata bulatnya.
"Ih sok tau.”
"Beneran deh, nih ya menurut ramalan Zaman Now yang Gue pelajari. Kalo ada cewek yang suka ngasih perhatian ke cowok, dalam waktu dekat mereka bakal jadian. Percaya deh sama Gue," khayal Dinda.
"Gila ah Lo Din."
"Ya elah Gue sehat kali Key, cantik-cantik gini dibilang gila."
"Iyain aja Key, biar fresh" suara bariton cowok yang sangat familliar terdengar nyaring seketika di antara pembicaraan Dinda, Kinar dan Keysha. Saat keduanya menolehkan kepala, DEG!. Ternyata cowok itu Algan. Iya Algan yang menghilang selama beberapa minggu ini dikarenakan proses pemulihannya dari luka-luka pasca bertengkar dengan Randy si pendatang baru disekolahnya.
"A-a-al-gan?" ucap Kinar terbata-bata.
"Ngapain lo disini, jangan-jangan lo nguntit-in kita ye?" sambung Dinda.
"Ngapain lagi Gue nguntit-in lo. Lagian juga kuker banget. Tepatnya Gue tuh nguntit-in Keysha kali. Pede lu" ucap Algan dengan polosnya.
"Cielah kangen pasti. Ye kan?" goda Kinar.
"Kalo iya kenapa? Udah lo pergi sana. Tuh dicariin Cakra lo. Juga ya pergi dulu, minjem temennya bentar aja deh."
Saat itu juga wajah Keysha sudah mulai memerah. Ia merasakan saluran darahnya mulai mengalirkan darah dengan deras ke wajahnya. Aduh Din, plis lo jangan pergi. Gue bisa mati kutu kalo bicara empat mata Din. Plis Din. Aduh.
"Oke, gue pergi. Daa Key" ucap Dinda dan Kinar bersamaan sembari melangkahkan kaki menjauh.
"L-lo mau ngapain Al?" ucap Keysha memecahkan keheningan.
"Ketemu lo" ucap Algan dengan polosnya.
Saat ini jantung Keysha sudah mulai marathon. Nafasnya sudah tidak bisa diatur lagi. Hatinya sudah diterbangkan oleh Algan. Iya terbang, terbang sangat tinggi.
"Aku rindu. Eh maaf, aku hanya sedang berimajinasi tadi" ucap Algan dengan cengengesan.
"Em, g-gue pergi dulu ya Al. Next time lagi." Keysha berbalik dan melangkahkan kaki menjauhi Algan. Saat ia mulai melangkah tiba-tiba tangannya sudah berada di genggaman tangan Algan.
"Santai aja Key, ini baru sekali Aku bilang rindu. Kalo setiap hari gimana? Kamu masih aja mau ngehindar?" seakan perkataan Algan membuat hati Keysha terbang lebih tinggi bahkan menembus cakrawala.
"......" Keysha masih bingung dan gugup untuk menjawabnya.
"Kenapa Kamu diem Key? Ya udah kalo Kamu mau pergi ga papa. Daripada Kamu nanti mati di tempat kan malah Aku yang repot," ucap Algan diiringi gelak tawanya yang khas sambil melepas genggaman tangannya.
"...." masih saja tidak ada jawaban dari Keysha. Dia hanya mematung ditempat dengan posisi muka menunduk.
"Ya udah Gue aja ya yang pergi. Bye. Jangan rindu Key," ucap Algan membelakangi Keysha sambil melangkahkan kaki menjauh. Tiba-tiba Algan membalikkan badannya lagi. "Eh, Aku lupa satu lagi. Nanti pulang Aku anterin ya Key? See you"
"Ng-ga-k usah Al" teriak Keysha namun nihil hasilnya, Algan tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA (Completed)
Teen FictionKonon, sungai dan gunung turut mengubah bentuknya dalam kurun waktu tertentu. Lantas apa kabar dengan puing puing perasaanmu? Hidup ini hanya berisi tentang perubahan. Semuanya berusaha, dan diusahakan untuk berubah ataupun mengubah. Keysha Stefani...