"Mau kemana sih Al?" ucap Keysha bingung setelah mendaratkan pantat dan mulai memasang seatbelt.
"Udah ngikut aja," ucap Algan dan mulai menghidupkan mesin mobilnya. Hari ini memang Algan mengendarai mobil ke sekolah.
Degupan jantung Keysha pun tak ada hentinya. Entah mengapa dirinya mulai nyaman berada di dekat Algan. Seakan Algan adalah magnet, dan dirinya besi. Dia juga bingung kenapa tujuan awal menjadikan Algan hanya sebagai penghibur hilang, enyah, lenyap entah kemana. Perasaan yang dulu sebatas teman tanpa adanya ikatan perkenalan, sekarang menjelma menjadi perasaan yang dipenuhi dengan kebahagiaan, desiran jantung, dan kegugupan yang rutin ia alami saat bersama dengan Algan.
"Jangan ngalamun, ntar kesambet." Suara nge-bass milik Algan tiba-tiba terdengar sempat membuat Keysha tersentak kaget saat memandang lurus tanpa makna.
"Ga."
"Oh, oke."
"Mau kemana kita?" Setelah terlalu lama menahan rasa ingin tahunya, akhirnya Keysha mulai angkat bicara untuk menanyakan tujuan Algan mengajaknya membolos sekolah.
"Dikira Aku petanya Dora apa? Nanyanya gitu banget, udah kaya Dora sama Petanya." Algan terkekeh geli tanpa memalingkan pandangannya dari jalanan yang macet. Namanya juga Jakarta, kapan longgar?
"Ya udah, kita mau kemana sih? Kalo gue dimarahin gimana nih?" tanya Keysha agak panik.
"Yang penting ga dimakan sama gurunya," jawab Algan santai kaya dipantai.
"Sinting," ucap Keysha singkat, padat, dan menohok.
"Iya, sinting karena kamu sayang." Algan mengulang kalimatnya lagi.
"Risih gue, biasa aja kali. Nama gue juga bukan sayang."
"Iyain ntar ngambek." Algan kembali terkekeh geli tanpa memalingkan pandangannya dari jalanan.
"Udah sarapan?" tanya Algan selepas dari derai tawanya.
"Udah lah," jawab Keysha yang sedari tadi hanya larut memandangi gedung-gedung yang tampak menjulang dari dalam mobil.
"Sama apa?"
"Sama makanan yang bisa gue makan."
"Belajar ngelawak nih ceritanya?" goda Algan menatap Keysha sambil menaik turunkan alisnya.
"Iyain biar cepet."
"Judes amat."
"Terus gimana?"
"Ya udah deh ga papa. Udah jadi ciri khas malah kalo judes. Ya kan?"
"Udah sih nanyanya. Kita mau kemana sih? Udah jam segini juga. Ya kali gue bolos seharian. Mati kali gue diberondong pertanyaan sama Kakak gue."
"Mall?"
"Nonton? Makan? Oke, kalo itu sih gue mau!" ucap Keysha menampakkan wajah semangat empat lima yang membara.
"Semangat amat."
"Yadong. Tapi jangan nonton film horor! Awas lo," ucap Keysha dengan tatapan setajam pisau untuk mewanti-wanti Algan.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA (Completed)
Teen FictionKonon, sungai dan gunung turut mengubah bentuknya dalam kurun waktu tertentu. Lantas apa kabar dengan puing puing perasaanmu? Hidup ini hanya berisi tentang perubahan. Semuanya berusaha, dan diusahakan untuk berubah ataupun mengubah. Keysha Stefani...