Recovery

817 71 27
                                    

"Aku masih ada buat kamu kan,"


-Keysha Stefanie Tamara


~~~~~

Algan menengadahkan wajah menghadap cakrawala. Merasakan detik demi detik rangkulan angin yang mendayu di rooftop. Sudah 1 minggu lamanya sang Mama meninggalkan tanpa untaian kata. Sekarang. Saat ini. Algan harus bisa belajar. Harus bisa mengenyam kembali kalimat demi kalimat nasihat yang pernah Mamanya sampaikan. Takdir menjadi anak korban broken home. Lantas harus bagaimana lagi Algan melanjutkan kehidupan? Wajah berseri milik perempuan yang sangat dicintainya  sejak ia menghuni di dunia ini telah hilang. Telah lenyap dan enyah dari dunia. Hanya tertinggal bekas bayangan wajahnya di masa lampau yang masih saja menempel kuat di otak. Penyemangat. Hanya itu yang Algan perlukan saat ini.

"Arghhh!!!! Anjing!!! Kenapa harus Mama sih yang pergi?! Hah? Kenapa!! Kenapa ga Papa aja yang ga ada guna hidup di dunia?! Kenapa ga gue sekalian aja!!!" Algan kembali meremas rambutnya frustrasi untuk kesekian kali. Rasa sesalnya masih saja membekas. Menambahkan sayatan demi sayatan yang terus melukai hati. Perih terus menggebu. Selalu setia mengalun di dalam bilik hati.

"Algan?" Suara bernada minor dari seorang perempuan yang sangat dikenali oleh Algan terdengar dari arah belakang. Keysha. Algan masih saja terdiam. Tanpa bergeming. Tidak mengacuhkan kehadiran Keysha. Masih saja sibuk dengan pikiran beratnya. Keysha memilih untuk mendekati dan duduk tenang di samping Algan tanpa melemparkan sepatah kata.

Keysha beralih menatap Algan yang duduk terkulai lemah sambil bersender di tembok. "Al? Kamu gapapa kan?" Akhirnya Keysha angkat bicara setelah seperkian detik untuk mencairkan suasana dengan menggunakan sebutan 'Kamu'. Bukan hal biasa. Baru kali ini Keysha berbicara seperti itu.

"Hm. Kaya yang Kamu liat sekarang." Dingin yang menjadi ciri khas Algan kembali terulang.

Keysha menghembuskan nafas perlahan. "Kamu harus bisa rela ngelepas Mama Kamu Al. Semua yang hidup di dunia juga bakal pergi. Ga cuma Mama Kamu. Aku pun juga akan pergi dari dunia ini. Tapi entah kapan. Semua yang ada di dunia ga ada yang abadi Al." Keysha mengalihkan pandangan untuk menatap lurus ke depan.

"Iya Aku tau Key. Tapi kenapa Mama sih yang harus pergi?! Kenapa ga Papa aja yang ga ada guna hidup di dunia?! Atau kalo enggak sekalian Aku aja kenapa?! kenapa ga sekalian Aku aja yang pergi Key? Kenapa?" Algan mengukir senyum pahit untuk mengiringi kalimatnya.

"Algan. Jangan bilang kaya gitu. Semua itu udah di atur sama yang di atas. Kamu ga boleh gitu. Dengan kepergian Mama kamu, kamu harus bisa lebih tabah. Kamu harus bisa lebih mandiri. Pasti itu alasan kenapa Mama Kamu pergi lebih dulu. Allah itu ga bakal menguji di luar kesanggupan hamba-Nya Al. Kamu ga holeh bilang kaya tadi lagi. Aku yakin. Kamu pasti bisa. Aku bakal selalu ada kalo Kamu butuh. Kamu harus sabar. Jangan egois. Coba pikir lagi. Masih banyak orang yang butuhin Kamu di dunia. Jadi, Kamu ga boleh bilang kaya tadi." Keysha menatap Algan lekat tanpa ada pembatas.

"Al. Aku masih ada buat Kamu kan," lanjut Keysha sambil menggenggam tangan Algan. Menyalurkan kehangatan lewat genggaman tangan. Membangun semangat yang sempat pudar.

"Keysha. Kenapa Kamu mau sih Key? Kenapa Kamu mau sama Aku yang berandal? Kenapa Kamu mau sama Aku yang kaya gini. Yang ga tau tujuan hidup. Yang ga tau apa itu arti kesabaran. Yang hanya tau sama egois dan nafsu. Kenapa Kamu mau sih Key?"

Keysha tersenyum miring. "Apa Kamu bilang? Berandal? Egois? Nafsu? Ga tau tujuan hidup? Ga tau arti kesabaran? Justru itu Al. Aku mau Kamu berubah. Kamu harus bisa berubah jadi yang lebih baik. Kamu harus bisa tunjukin ke Mama Kamu yang ada di sana kalo Kamu bisa berubah jadi yang lebih baik. Itu yang Aku mau Al." Sebutir air mata sukses terjun liar beralas pipi Keysha yang menghangat. "Aku tau Kamu pasti bisa," lanjut Keysha diselingi senyum meyakinkan.

METAMORFOSA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang