2. Wanita masa lalu

572 42 31
                                    

"Sejak bertemu denganmu, ku yakin bahwa akulah takdir yang akan membahagiakanmu, tapi ternyata ku salah. Kau hanyalah mimpi yang jauh untuk ku genggam."

******

Happy reading!^^

( ⬆ Mulmed Nino Fernandez)

<========================>

ALAN POV

Aku memarkirkan mobilku di pekarangan rumahku yang  sekelilingnya ditumbuhi tanaman dan bunga-bunga kesukaan mama. Dari dalam mobil, aku telah melihat mamaku sedang berdiri sambil menyirami tanaman dengan selang yang dipegangnya. Setelah ku matikan mesin mobilku, aku pun keluar dari mobil BMW putihku, lalu berjalan menghampiri mama.

"Ma..," panggilku sambil mencium pipi mamaku.

"Alan..!" Mama membalas menciumi pipi dan keningku, seakan-akan aku baru kembali setelah bertahun-tahun pergi meninggalkannya. "Ke mana saja sih kamu, Al?" tanyanya sambil mematikan air dan meletakkan selang yang sedang dipegangnya ke lantai. "Sudah dua hari lho kamu tidak pulang jenguk Mama. Mama kan kangen sama kamu."

See? Baru dua hari aku tidak pulang lho, apalagi sebulan aku tidak pulang.

"Ma, Al kan sibuk kerja. Al tidak ke mana-mana kok. Buktinya Al langsung pulang setelah Mama telepon," sahutku.

"Iya, tapi Mama harus meneleponmu dulu, baru kamu mau pulang," sindirnya kepadaku.

Helaan nafas panjang kukeluarkan kalau sudah berdebat dengan mamaku. Aku tidak akan bisa mengalahkannya. Karena sehabis ini, dia pasti akan mengeluarkan jurus mautnya, yaitu berpura-pura sakit. Padahal di usianya ke-48, mamaku masih keliatan muda dan segar bugar. Lebih baik aku mengalah saja.

"Jadi mana yang sakit, Ma?" tanyaku dengan selipan nada sindiran sambil memperhatikan seluruh tubuh mamaku. Aku tahu ini hanya siasatnya agar aku pulang.

"Mama sakit rindu kepadamu," jawab mama dengan entengnya sambil menyentil keningku dengan pelan.

"Auw..," pekikku sambil mengusap keningku.

Tawa mamaku terdengar di telingaku karena menjahiliku.

Aku tersenyum senang melihat tawanya. "Yuk masuk, Ma!" ajakku sambil merangkul pundak mama dan menuntunnya masuk ke dalam rumah. Sambil berjalan aku juga berkata kepadanya, "Sepertinya Al akan tidur di sini malam ini."

Mama langsung menoleh. "Benarkah kamu akan menginap?" tanyanya memastikan ucapanku dan langsung ku jawab dengan anggukan. "Mama sangat senang mendengarnya, Al. Kamu mau makan apa? Mama pasti akan masak apapun permintaanmu."

"Apa saja, Ma," jawabku. "Oh ya, Ma, nanti sore Nino akan mampir ke rumah mau melihat Mama sekaligus memperkenalkan pacarnya ke Mama," sambungku memberitahu.

"Oh ya? Sudah lama sekali dia juga tidak main ke rumah," ujarnya.

"Mulai deh lebaynya. Baru juga seminggu," sahutku. "Sudah ah, Al mau ke kamar dulu ya, Ma?!" pamitku.

Saat aku mau menaiki anak tangga kedua, mama langsung memanggilku kembali.

"Al, kapan kamu sendiri memperkenalkan pacar ke Mama?"

Sudah ku duga. Pertanyaan mama ini selalu membuatku ingin berteriak. Karena tidak hanya kali ini mama bertanya, tapi setiap kali aku pulang mama pasti akan mempertanyakan pertanyaan yang sama dan aku sungguh bosan mendengarnya.

Aku mendengus sebal sambil menoleh ke mama. "Sudah berapa kali Al bilang ke Mama, Al belum mau pacaran," jawabku dan ku yakin mama pasti akan menyahutiku dengan hal yang sama kepadaku, mengungkit masa laluku.

You Are My Destiny (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang