3. Kanna

402 39 19
                                    

"Kadang ada beberapa hal tentang perasaan kita yang tak bisa dimengerti oleh orang lain. Siapapun...saat itulah hanya diri kita sendiri dan Tuhan yang bisa kita ajak bicara."

******


Happy reading! ^^

( ⬆ Mulmednya Alan)
<=========================>

NINO POV

Aku terkejut mendengar Bunda menyebutkan wanita dari masa lalu sahabatku. Padahal aku sempat iri dengan hidup Alan yang aku kira selama ini tidak ada beban pikiran. Ditambah, aku selalu melihat dirinya yang kelihatan bahagia bila kami bersama. Namun perkiraanku ternyata salah besar. Dia ada menyimpan sebuah rahasia yang tidak kuketahui. Rahasia masa lalunya sebelum bertemu denganku.

Aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. "Siapa wanita itu, Al? Wanita masa lalumu yang berhasil membuatmu tidak bisa tertarik dengan wanita lain dan tidak pernah berpacaran sampai sekarang," tanyaku kepada Alan.

Aku melihat Alan terkejut dengan pertanyaanku. Setelah itu, dia menghela nafas panjang.

"Aku belum bisa menceritakannya kepadamu, No. Mungkin nanti kalau aku sudah siap," jawabnya kepadaku.

"Kenapa kau menyembunyikannya dariku? Apa aku bukan seorang sahabat yang baik bagimu, sampai kau harus melalui semuanya sendirian?" Pertanyaanku ini membuatnya mengacak rambutnya frustasi.

"Bukan begitu, No. Kau jangan berpikiran seperti itu. Aku hanya belum siap untuk menceritakannya kepada siapapun. Please, jangan memaksaku," desisnya memohon kepadaku.

"Baiklah. Tapi, aku tidak mau lama-lama. Aku tidak ingin sahabatku terus terpuruk akan masa lalunya dan melalui semuanya sendiri," sahutku sambil menepuk bahunya. "Aku balik dulu ya, Al?!" pamitku. "Besok kau ke kantor, kan?" tanyaku kepadanya. Dan akhirnya kami berjalan keluar dari kamar.

"Iya lihat besok," jawabnya sambil mengantarkan aku menuju ke pintu.

"Bunda mana?" tanyaku di sela kami sedang menuruni anak tangga.

"Mungkin dia sudah masuk kamar," jawab Alan.

"Sampaikan pamitku kepadanya."

Alan membalas dengan anggukan.

Sampai di depan mobilku, aku menoleh sebentar ke Alan. "Ingat pesanku, sering-seringlah kau pulang menjenguk mamamu. Dia sangat kesepian semenjak kepergian papamu. Hanya kau yang dia punya, Al."

Alan mengangguk saja menjawabku. Aku yakin dia pasti mengerti dengan pesan yang aku sampaikan padanya. Aku membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Aku menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilku keluar dari pekarangan rumahnya. Ku lihat dari kaca spion mobilku, dia masih berdiri menatap kepergianku dengan wajah sendu.

Sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku, Al?

*******

ALAN POV

Aku menatap kepergian Nino yang semakin lama menghilang dari pandanganku. Ku hirup panjang udara malam yang berhembus. Masa lalu yang sudah kututupi bertahun-tahun dari Nino akhirnya terbongkar juga sekarang. Aku yakin suatu waktu aku memang harus menceritakan semuanya kepada Nino. Sebenarnya, dia tidak perlu tahu karena ini tidak ada hubungan dengannya. Biarlah aku yang menanggung semuanya sendiri. Toh selama ini aku bisa bertahan dengan masa laluku itu.

Aku berjalan masuk ke dalam rumah karena udara malam yang semakin dingin menusuk kulit sampai menembus tulangku. Aku berjalan masuk dan menghampiri kamar mamaku.

You Are My Destiny (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang