12. Pertemuan tak terduga.

257 25 37
                                    

"Setiap orang memiliki cerita yang tak bisa kita pahami semuanya"

*****

Happy reading! ^^

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

"Sekarang aku sudah menceritakan semua tentang diriku. Aku mau sekarang giliran kamu yang menceritakan tentang dirimu dan wanita masa lalumu," pinta Sofie kepada Alan.

Alan terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka itu keluar dari mulut Sofie. "Kamu ingin mengetahuinya sendiri apa kamu disuruh oleh Nino, Fie?" tanyanya.

"Aku yang ingin tahu. Aku ingin mengenalmu, An. Dan sebenarnya aku ke sini jugakan ingin mencari tahu semua tentang Nino. Jadi kamu bisa ceritakan semuanya kepadaku," jawab Sofie.

Alan menghela nafas. "Baiklah. Aku akan menceritakan tentang Nino dan diriku. Tapi, bagian mengenai wanita masa laluku, maaf, aku belum bisa karena aku belum siap."

Sebenarnya Sofie ingin memaksa Alan, tapi ia tidak punya hak. Kalau memang Alan belum siap, ia tidak bisa memaksa. "Baiklah, aku tidak akan memaksa."

Dan Alan pun mulai bercerita. Cerita yang dimulai dari asal mula bertemunya ia dengan Nino di sebuah pertandingan basket, lalu menjadi dekat dan akrab. Setelah itu, Alan memberitahukan tentang semua apa yang Nino suka dan tidak suka dalam hal makanan, film, buku dan apapun. Kalau mengenai dirinya, Alan hanya memberitahu kalau papanya sudah tiada, dan ia anak tunggal sama seperti Nino. Terakhir ia memberitahukan tanggal ulang tahun Nino. "Oh ya, Nino sebentar lagi ulang tahun ya?" ujar Alan yang teringat setelah memberitahukannya ke Sofie.

"Kalau begitu, kita harus membuat acara surprise buat Nino," usul Sofie.

"Ya. Nanti kita akan bicarakan itu dan mengatur semuanya diam-diam."

"Ku dengar orang tuanya akan datang, An?" tanya Sofie.

"Aku belum dengar hal itu malah," jawab Alan.

"Kata Nino, dia akan mengenalkan aku pada orang tuanya dan juga dia akan melamarku, An. Nino akan membawaku cepat-cepat keluar dari rumahku."

"Benarkah? Bagus dong." Setelah mengatakan itu, hati Alan seakan terkoyak. Ucapan Alan berbeda dengan hatinya. Di satu sisi, Alan sangat senang mendengar Nino akan membawa Sofie keluar dari rumah yang dianggap neraka baginya, tapi di sisi lain, yaitu hatinya, ia merasa sesak dengan pemberitaan ini. Kalau benar Nino akan melamarnya, itu berarti hubungan dirinya dengan Sofie perlahan akan berubah lagi. Alan harus tahu diri dengan posisinya lagi setelah itu.

"Ya. Aku sangat menantikannya."

(Suara pintu terbuka)

"Al, Nak Sofie, yuk kita makan siang dulu!" ajak Bertha.

"Yuk, Fie!" ajak Alan, lalu ia berdiri begitu juga dengan Sofie yang beranjak dari duduknya. Mereka berdua berjalan keluar dari kamar Alan, mengikuti Bertha menuju ke ruang makan untuk menyantap makan siang.

*****

"Bagaimana, Nak Sofie, dengan makanannya?" tanya Bertha.

"Enak banget, Tan. Sofie bisa nambah kalau begini," jawab Sofie dengan sebuah pujian.

"Wah, Tante senang lho mendengarnya. Kalau begitu, jangan ragu-ragu untuk nambah ya?! Biasanya kan wanita agak sensitif dengan berat badannya tuh," ujar Bertha sambil menyendoki sayur untuk Sofie.

"Ya, Tan, makasih banyak. Kalau masalah berat badan memang rata-rata wanita pasti kepikiran. Soalnya naikin berat badan itu sangat mudah hanya dalam hitungan menit, tapi turuninnya? Setengah mati lho, Tan," sahut Sofie membuat Bertha terkekeh.

You Are My Destiny (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang