"Hidup adalah Kesusahan yang harus diatasi. Rahasia yang harus digali. Tragedi yang harus dialami. Kegembiraan yang harus dibagikan. Cinta yang harus dinikmati, Tugas yang harus dilaksanakan dan keberuntungan adalah nasib."
*****
Happy reading ^^
( Mulmed Kanna)
<=========================>
SOFIE POV
(Cerita sebelum Sofie menjadi kekasih Nino)
"Jangan takut! Aku akan selalu bersamamu, .....," ucap seorang anak lelaki sambil memeluk erat anak perempuan yang sedang menangis terisak.
"Siapa kamu? Namaku bu.kan..."
"SOFIE!!" Suara teriakan menyelip di telingaku.
Sepertinya ada yang memanggilku.
Aku langsung membuka paksa kedua kelopak mataku karena mimpi yang selalu ku mimpikan setiap malam. Namun dalam mimpi itu, aku tidak mengetahui anak lelaki dan perempuan tersebut. Ku pegang kepalaku yang selalu berdenyut sehabis mimpi itu.
"SOFIE!!"
Aku terkejut dengan panggilan keras yang dilontarkan dari arah luar pintu. Aku menghela nafas berat karena sudah tahu siapa yang berteriak. Tidak bisakah sehari saja dia tidak berteriak kepadaku?!
"SOFIE!!" Teriakan kembali memekakkan telingaku dan makin keras.
"Ya, Ma, aku datang!" jawabku sambil beranjak dari ranjangku. Aku segera berlari ke bawah untuk menemuinya. Saat aku sudah berhadapan dengan mama di ruang makan, dia langsung mengeluarkan suara kerasnya kembali.
"Kenapa kau belum membuat sarapan??!" tanyanya dengan nada membentak. Dia juga berkacak pinggang sambil menunjuk ke meja makan yang kosong tanpa makanan.
"Maaf, Ma, Sofie bangun telat. Sekarang juga Sofie akan masak," jawabku kepadanya sambil menunduk takut.
Dia mengarahkan jari telunjuknya di depan wajahku sambil memarahiku lagi. "Sudah saya ingatkan berkali-kali, saya merawatmu untuk kau bekerja di sini!" Berlanjut dirinya melipat kedua tangannya di dada sambil mengoceh, "Dan mama katamu? Saya mengijinkan kau memanggil saya mama hanya di depan suamiku. Selebihnya panggil saya dengan Nyonya! Ngerti kau?!!" semburnya.
Sebenarnya dia bukan mama kandungku, lebih tepatnya adalah mama angkatku.
"Baik, Nyo.nya," jawabku masih dengan menunduk.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Seorang lelaki sedang menuruni tangga dan datang menghampiri kami.
Mamaku yang bernama Merry terkejut melihat lelaki di hadapannya. Buru-buru dia menggelayut tangan si lelaki itu saat sudah berdiri di hadapannya. Lelaki itu adalah suaminya sekaligus adalah papa angkatku. "Ini lho, Pi, Mami hanya menyuruh Sofie membuatkan sarapan," jawabnya dengan nada manja.
Dan yang mengherankan bagiku, perlakuan mereka terhadapku itu bagaikan langit dan bumi. Sangat berbeda!
"Kenapa harus Sofie, Mi?" tanya Roger, nama dari papa angkatku. "Kan ada bibi," sambungnya dengan suara lembut.
Hanya papa angkatku ini yang selalu membelaku dari raungan singa betina di rumah ini. Kata Papa, dulu aku diadopsi oleh mereka waktu umurku 1 tahun di panti asuhan Pelita Kasih. Namun, ada hal yang mengganjal di pikiranku dari masalah adopsiku. Kenapa aku diadopsi padahal mereka sudah mempunyai anak? Dan kalau memang benar aku diadopsi oleh mereka, kenapa hanya Papa yang menyayangiku. Kenapa Mamaku tidak? Satu hal lagi yang terasa aneh bagiku. Aku sama sekali tidak mengingat apapun tentang masa kecilku di keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ON HOLD)
RomanceBiarlah aku mencintai dengan caraku sendiri. Cinta dalam diam. Cinta yang tak harus memiliki. Aku cukup senang bersama 'Dia', walaupun hanya ku lihat dari sela-sela kebersamaanya bersama sahabatku. Tapi tidak kusangka hari demi hari yang ku lewati...