"Aku cemburu. Namun aku tidak berhak buat cemburu, sebab aku itu bukan siapa-siapa kamu."
*****
Happy reading! ^^
Vote dlo yuk! Tq
"Hai, belum terlambat untuk makan siangkan?" tanya Alan yang tiba-tiba masuk dan ditemani oleh seorang wanita.
Nino terkejut dengan kedatangan Alan. Padahal tadi saat meeting, ia mendapatkan pesan dari Alan bahwa dia tidak bisa datang. Sekarang tahu-tahu Alan datang dan membawa Rihanna pula. "Katanya kau tidak bisa datang, Al?" tanyanya.
"Aku berubah pikiran. Tiba-tiba aku sangat merindukanmu, No," goda Alan dan Nino yang mendengarkannya bergidik ngeri.
"Kau jangan membuatku takut, Al!" hardik Nino membuat Alan terkikik geli.
Wanita yang berdiri di samping Alan ikut terkikik.
Sofie melirik ke wanita yang dibawa Alan. "Siapa kamu?" tanyanya sambil berjalan mendekati wanita itu.
Wanita itu menoleh ke Sofie. Saat Sofie sudah di hadapannya, ia mengulurkan tangannya. "Rihanna, panggil saja Anna," sebutnya memperkenalkan dirinya.
Sofie membalas mengulurkan tangan ke Rihanna. "Sofie." Sofie tersenyum. "Kok, kalian bisa datang bersama?" tanyanya sambil mengerakkan jari telunjuknya ke Rihanna dan Alan bergantian.
"Dia ternyata adalah karyawan di perusahaanku," jawab Alan.
Sofie terkejut, tapi tidak dengan Nino yang sudah tahu dari pesan Alan sebelumnya. Malahan sekarang Nino mengeluarkan senyuman jahilnya pada Alan dan mencari celah untuk menggodanya. "Dunia sempit ya atau ini adalah takdir untuk kalian?!" ujar Nino. Bagi Nino, kapan lagi bisa meledek sahabatnya itu, apalagi berkaitan dengan seorang wanita
"Hey, hey! Jangan mulai ya, No!" cibir Alan.
Nino tertawa. "Jadi, kita akan makan siang couple date nih?" Nino seakan tidak mau berhenti meledek Alan. Karena menurutnya, baru kali ini Alan mau mengajak wanita untuk makan bersamanya, kecuali Mamanya. Moment seperti itu patut untuk dirayakan, bukan?
"Sudah jangan meledek An terus! Lebih baik kita makan karena aku sudah sangat lapar," bela Sofie ke Alan secara tidak langsung.
"Mau makan di mana, Al?" tanya Nino seperti biasa.
"Kalian mau makan apa?" Kebiasaan Alan yang menjawab dengan berbalik bertanya.
Sofie hendak menjawab, "Aku mau..," Tapi ucapannya disela oleh Rihanna.
Alan juga mengira Sofie yang akan menjawabnya, tapi ternyata Rihannalah yang langsung menyeletuk menjawab pertanyaannya.
"Bagaimana kalau makan masakan Manado?" Usulan Rihanna membuat Alan dan Nino langsung menoleh ke Rihanna. "Aku sedang ingin makan itu karena rindu rumahku," sambungnya.
"Boleh saja. Bagaimana, Sof?" tanya Nino.
"Terserah deh," jawab Sofie dengan nada tidak suka. Sofie terpaksa mengiyakan. Padahal dalam hatinya,Sofie sudah menggerutu. Pertama, ia kalah cepat menjawab dari wanita itu. Kedua, karena ia tidak begitu suka makanan Manado. Ketiga, padahal ia ingin makan nasi goreng. Sepertinya aku harus mengucapkan bye-bye pada nasi goreng!
Tapi, bukan Alan namanya kalau tidak peka terhadap hal kecil. Ia menyadari raut wajah Sofie yang menampakkan rasa tidak suka. Hanya saja Alan belum bisa menebak apa arti dari mimik muka Sofie yang tak sengaja dilihatnya itu.
Apa dia tidak suka akan kehadiran Rihanna? Hem, apa karena Dia tidak suka Nino tidak peka akan dirinya? Atau dia tidak suka akan makanan yang diusulkan Rihanna. Alan akan mencoba menebaknya dengan mengetesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ON HOLD)
RomanceBiarlah aku mencintai dengan caraku sendiri. Cinta dalam diam. Cinta yang tak harus memiliki. Aku cukup senang bersama 'Dia', walaupun hanya ku lihat dari sela-sela kebersamaanya bersama sahabatku. Tapi tidak kusangka hari demi hari yang ku lewati...