"Hidup akan selalu membawa air mata, senyuman dan kenangan. Air mata akan mengering. Senyuman pun perlahan memudar. Namun, kenangan akan senantiasa tertanam."
*****
Happy reading!^^
💗💗💗💗💗💖💖💖💖💖💗💗💗
ALAN POV
(Cerita saat Alan berpisah dari Sofie di Lift)
Aku bahagia mendengar bahwa Sofie akan datang berkunjung ke rumahku. Aku pun langsung menghubungi Mamaku bahwa besok aku akan berkunjung ke rumahnya bersama Sofie. Walaupun Mama sempat tertegun mendengarnya karena Sofie datang tanpa Nino, tapi aku berhasil menjelaskan bahwa Sofie datang untuk berkenalan, dan juga sebagai permintaan maafnya karena tidak datang waktu itu serta ucapan terima kasihnya untuk makanan yang dibawakan oleh Mamaku. Dan Mamaku hanya menjawab dengan satu kata, oh.
Malam harinya, saat aku sedang mengerjakan pekerjaanku, tiba-tiba aku teringat untuk memberikan alamat rumah Mamaku kepada Sofie. Aku pun mengambil ponsel di sebelahku dan mengetik pesan Line kepadanya.
Alan Morgan
Nih alamatnya ya, Fie. Jl. Kemuning 6 blok 4B nomor 18. Pintu warna putih."
Setelah terkirim dan kulihat dia sudah membacanya. Aku menunggu balasannya. Dan beberapa detik kemudian, balasan Line darinya muncul.
Sofie Deandro
Maaf, An, sepertinya kita harus menunda pertemuan kita.
Aku membuka lebar mataku membaca pesannya. Aku kecewa karena dia membatalkan janjinya. Karena keingintahuanku akan alasan kenapa Sofie membatalkan janjinya, aku pun meneleponnya melalui aplikasi Line.
Terdengar sapaan dari Sofie. "Halo?
Eh? Ada yang beda dari nada suaranya.
"Hai, Fie, apa aku mengganggumu?"
"Tidak."
Benar suaranya berbeda. Apa dia sedang mengalami sesuatu?
Aku tidak mendengar suara lagi untuk beberapa detik. Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya dan memastikan bahwa dirinya dalam keadaan baik.
"Kamu tidak apa-apa kan, Fie?" tanyaku.
"Aku baik-baik saja."
Tidak mungkin baik-baik saja tapi suaranya seperti orang habis menangis. Aku tahu dia pasti sedang mengalami masalah. Entah kenapa batinku mengatakan seperti itu.
"Ceritakanlah padaku jika kamu membutuhkan teman untuk berbagi, Fie. Aku siap mendengarkannya kalau kamu tidak bisa berbagi dengan Nino. Aku tahu kamu hanya berpura-pura kuat dan selalu ceria di depan aku dan Nino."
Dan setelah aku mengucapkan perkataanku, terdengar suara isakan dari Sofie. Dia menangis! Sekarang aku malah jadi bingung harus mengatakan apa kepadanya untuk menghiburnya. Akhirnya aku hanya terdiam dan membiarkannya menangis agar hatinya lega. Dari sebuah isakan menjadi luapan tangisan yang menjerit.
Aku ingin tahu kenapa Sofie menangis. Aku harus mencari tahu pelan-pelan walaupun itu aku harus melanggar batasanku terhadap hubungan Sofie dan Nino. Aku tidak akan membiarkan siapapun melukai Sofie.
Beberapa menit pun berlalu sampai aku tidak mendengar lagi suara tangisannya.
"Besok aku akan menjemputmu, Fie. Dan ceritakan semuanya kepadaku apa yang terjadi. Aku tahu kamu tidak mungkin mengatakannya pada Nino."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ON HOLD)
RomanceBiarlah aku mencintai dengan caraku sendiri. Cinta dalam diam. Cinta yang tak harus memiliki. Aku cukup senang bersama 'Dia', walaupun hanya ku lihat dari sela-sela kebersamaanya bersama sahabatku. Tapi tidak kusangka hari demi hari yang ku lewati...