15. Pilihan : Menyerah atau melanjutkan

289 18 59
                                    

"Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mencoba, jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup"

*****

Happy reading!^^

ALAN POV

Saat ini wanita yang bernama Anna berada di dalam rumahku tepatnya di ruang makan. Dia akhirnya diundang makan oleh Mamaku karena merasa penasaran akan asal usul wanita selaku tetangga baru yang bernama Anna ini. Dalam acara makan pun tidak ada yang membuka suara sampai selesainya makan. Dan setelah itu, Anna baru diajak berbincang oleh Mamaku di ruang tamu.

"Jadi kamu pindahan dari Manado?" tanya Mama sambil menatap wanita itu.

Dari tadi yang sibuk bertanya macam-macam adalah Mamaku, sedangkan diriku hanya diam mendengarkan sambil melirik ke arah Anna. Aku memang sedikit penasaran juga. Tapi semua pertanyaanku sudah dilontarkan Mamaku kepadanya, jadi aku tidak perlu bersusah payah untuk menanyakannya lagi.

Mataku beralih ke Nino. Sedang apa Nino sekarang? Jawabannya adalah dia sedang tersenyum sendiri sambil menikmati acara introgasi Mamaku kepada si wanita yang duduk di hadapannya itu. Kulihat Nino sangat senang sekali.

Lalu mataku kembali beralih ke Mama lagi, entah kenapa kulihat Mamaku itu bertanya layaknya mengintrogasi seorang calon menantu untukku.

Calon menantu? Tidak, tidak! Aku membuang dua kata itu dalam pikiranku. Sekarang aku harus pastikan dulu namanya.

Wanita itu mengangguk. "Ya, Tante."

"Namamu beneran Anna?" tanya Mamaku kembali seakan memastikan. Dan kali ini pertanyaan ini membuatku memasang telingaku lebar-lebar untuk mendengar jawabannya.

"Itu panggilanku, Tan. Nama lengkapku adalah Rihanna Aloysia," jawabnya.

Jadi namanya Rihanna? Ternyata yang kupikirkan dari tadi ternyata salah. Dia memang bukan Anna-ku. Karena nama lengkap Anna-ku adalah Annastasya Wilona. Walaupun tadi pagi aku mendapat kabar kematiannya dari Tante Alya, aku masih berharap kalau Tante Alya salah dan ini hanyalah sebuah mimpi buruk untukku. Dan jika aku terbangun nanti, semua kembali seperti semula di mana aku masih menunggu Anna ku. Hanya saja, selama tidak ada alat doraemon yang bisa mengulang waktu, hal yang aku inginkan tidak akan mungkin terjadi.

Padahal sebelumnya, aku juga sudah memutuskan untuk melupakan Anna dan membuka lembaran baru, tapi kenapa takdir malah seakan mengajakku bermain-main sekarang. Aku malah dihadapkan dengan wanita yang bernama panggilan sama dengan Anna-ku. Sekali lagi kutanyakan pada Sang Empu. Cobaan apa lagi ini, Tuhan? Apakah dengan kematiannya, Engkau belum juga puas mengacak-ngacak dan memporak porandakan hidupku?

Tentu Tuhan tidak akan menjawab langsung kepadaku. Dia akan menjawab semau Dia, waktunya Dia, untuk yang terbaik bagi kita. Dan kita sebagai umat-Nya hanya bisa pasrah akan takdir yang diberikan, nasib yang harus dijalanin, mau itu susah, senang, kaya, miskin, sedih, dan bahagia.

Sekarang aku hanya punya dua pilihan. Pilihan pertama, apa aku harus mengucapkan selamat tinggal pada Anna-ku dan mulai membuka hatiku untuk wanita lain yang ingin masuk ke kehidupanku? Tapi itu berarti aku harus menyerah dan melupakan ini semua sampai ke akar-akarnya.

Pilihan kedua, aku tidak boleh menyerah sekarang. Kan siapa tahu masih ada harapan, walaupun presentasinya nol koma nol sembilan puluh sembilan persen kalau Annaku masih hidup. Setidaknya, aku ingin mempercayai sebuah keajaiban yang tidak pernah kudapatkan.

Akan aku jawab sampai aku memastikan lagi ini semua? Ya begitu saja. Aku akan pastikan sekali lagi masalah kematian Anna dengan Tante Alya.

"Oh. Orang tuamu di mana? Kerja apa? Kamu di sini tinggal sama siapa?" Mamaku mengajukan deretan pertanyaan membuat Rihanna bingung seketika.

You Are My Destiny (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang