18. Cinta adalah Persahabatan

240 24 24
                                    

"Cinta ternyata bisa berawal dari sebuah persahabatan. Jika dia tidak bisa menjadi sahabatku maka aku tidak bisa mencintainya karena tanpa persahabatan tidak ada cinta di sana." 

💕💕💕💕💕

Happy reading!

Vote dulu yuk sebelum membaca. TQ :)

"SOFIE!!!"

Teriakan menggelegar di telinga Sofie. Sangat mengusik waktu tidurnya yang terbilang baru sebentar ia memejamkan matanya.

"SOFIEEE!!!!"

"Iya-iya!" jawab Sofie dengan rasa malas-malasan. Mau tidak mau Sofie bangun dan beranjak dari tidurnya. Sebelum ia keluar dari kamarnya, ia sempat melihat jam pada ponselnya. Waktu ternyata sudah menunjukkan pukul 7 malam dan itu berarti ia sudah tertidur selama kurang lebih empat jam. Pantasan saja si nyonya besar menjerit. Sofie sudah bisa menebak apa yang akan dilontarkan nantinya oleh si induk serigala. Makan malam. Ya, pasti karena itu.

Tidak hanya melihat jam pada ponselnya, Sofie juga melihat pesan Line dari Nino dan Alan. Ia ingin membuka dan membacanya, tapi teriakan kembali di dengarnya dan semakin keras. Buru-buru Sofie meletakkan ponselnya dan berjalan keluar dari kamar. Sofie berusaha jalan dengan cepat sambil menahan rasa sakit pada kakinya.

Sampai di bawah, benar saja dugaan Sofie, Merry bertolak pinggang sambil bertanya tentang makan malam yang belum tersedia di meja makan.

"Kau ini ngapain saja dari siang? Bukannya siapin makan malam?!" oceh Merry dengan nada marah. "Tidur? Enak ya, tidur seharian? Pekerjaan rumah tidak dikerjakan! Dasar tidak tahu balas budi!!

"Maaf, Nyonya, aku akan menyiapkannya sekarang." Tanpa mau menyahuti ocehan Merry, Sofie lebih memilih cepat-cepat ke dapur untuk memasak.

Karena kesal diacuhkan, Merry pun menjambak rambut Sofie dengan keras.

"Aaaww," pekik Sofie yang kesakitan. "Ampun, Ma!" Tangan Sofie memegang tangan Merry agar minta dilepaskan.

"KALAU ORANG LAGI BICARA YA DIDENGARKAN!!" hardik Merry dengan amarah yang meradang. "Mentang-mentang sekarang kau ada yang belain, jadinya kau kurang ajar sama saya? Begitu?!"

"Bukan begitu, Ma," sahut Sofie langsung diselak Merry.

"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan Mama! Aku itu bukan Mamamu!!"

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Vino datang dan melihat kelakuan mamanya ke Sofie. Buru-buru Vino berlari menghampiri Sofie. "Ma, lepasin Sofie! Sudah Vino bilang kan, jangan sakiti Sofie lagi! Kemarinkan kita sudah sepakat, Ma?" tegurnya pada Merry.

Merry mendengus kesal sambil melepaskan tangannya yang masih menjambak rambut Sofie. Sebagai gantinya, Merry mencengkram lengan Sofie sambil berseru, "Berterima kasihlah kau sama Vino! Sekarang kau siapkan makan malam!!" Setelah berkata, Merry melepaskan cengkramannya dengan kasar.

Sofie pun pergi sambil menahan kesedihannya. 

Setelah melihat kepergian Sofie ke ruang dapur, Merry menoleh ke Vino. "Lihat tuh, dia saja tidak mengucapkan terima kasih kepadamu! Ngapain juga sih kau belain dia?" tanyanya penasaran.

"Mama akan tahu nanti. Aku sengaja melakukannya karena aku menginginkan sesuatu darinya," jawab Vino sambil menyunggingkan senyuman licik.

Makan malam pun berakhir. Akhirnya Sofie hanya memasak sayur ala kadarnya karena isi kulkas yang memang tidak begitu ada bahan makanan. Untung saja Merry dan anak-anaknya tidak ada yang berkomentar. Setelah membereskan piring, gelas bekas makan malam, Sofie kembali ke dalam kamarnya.

You Are My Destiny (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang